Friday, November 13, 2015
KH. Nawawi
Gugurnya pejuang syuhada KemerdekaanRepublik Indonesia (RI) KH. Nawawi diperingati oleh ribuan masyarakat Sidoarjo dan Mojokerto dengan melakukan napak tilas, Sabtu (6/11/2015).
KH. Nawawi yang gugur di Dusun Sumantoro, Desa Plumbungan, Kecamatan Sukodono menjadi tempat start napak tilas menuju Pondok Pesantren An-Nawawi Kota Mojokerto.
Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Sidoarjo Drs. Ec. Jonathan Judianto M.MT dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo H. Sullamul Hadi Nurmawan, S.Thi secara bergiliran memberangkatkan napak tilas yang dimeriahkan dengan undian 1 unit sepeda motor tersebut.
Sebelum dimulai napak tilas, aksi teatrikal yang mengkisahkan gugurnya pejuang Kemerdekaan RI KH. Nawawi saat melawan penjajah Belanda yang disuguhkan oleh Banser dari Sooko-Mojokerto.
Dalam teatrikal tersebut digambarkan bahwa KH. Nawawi yang kebal dengan peluru itu, akhirnya gugur dengan empat luka tusukan pisau bayonet tentara Belanda tepat dilehernya.
Ditempat itulah akhirnya dibuatkan monumen untuk mengingat perjuangan KH. Nawawi yang gugur pada tanggal 22 Agustus 1946 di Dusun Sumantoro, Desa Plumbungan-Sukodono dalam melawan Belanda.
Ps Bupati Sidoarjo Jonathan Judianto mengatakan bahwa kegiatan napak tilas ini merupakan bukti kalau generasi muda penerus bangsa menghargai jasa-jasa pahlawannya dan berharap napak tilas seperti ini akan menjadi tradisi untuk dilestarikan serta dikembangkan.
“Saya merasa bangga, kita sebagai generasi penerus bangsa akan terus melaksanakan dan terus mendharma baktikan hidup kita sebagaimana leluhur kita yang telah berjasa membangun Indonesia,” katanya.
Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo H. Sullamul Hadi Nurmawan mengungkapkan bahwa napak tilas bukan sekedar berjalan kaki menuju tempat dimakamkannya KH. Nawawi di Mojokerto, namun sebagai bagian untuk mengenang dan merasakan bagaimana perjuangan KH. Nawawi dalam mengusir penjajah.
“Napak tilas bukan hanya sekedar berjalan, tetapi bagaiman kita bisa meniru, bagaimana kita bisa merasakan perjuangan beliau melawan penjajah,” ungkapnya.
Salah satu cicit KH. Nawawi yang juga anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo H. Khulaim Junaedi menceritakan riwayat perjuangan KH. Nawawi yang lahir tahun 1886 di Dusun Les Padangan, Desa Terusan, Kabupaten Mojokerto merupakan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pertama kali di Mojokerto.
Saat remaja KH. Nawawi pernah menjadi santri KH. Hasyim Asyari di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, pernah menjadi santri KH. Qosim, Desa Siwalan Panji-Buduran serta KH. Sholeh-Mojosari dan KH.Kholil, Kademangan-Bangkalan.
“Beliau aktif dalam organisasi keagamaan, beliau pendiri NU di Mojokerto pertama kali pada tahun 1928,” ucapnya.
Dikatakan oleh H. Khulaim bahwa pada saat revolusi fisik, KH. Nawawi mejabat sebagai komandan Laskar Sabilillah yang turun langsung memimpin pergerakaan melawan penjajah, dimana wilayah yang menjadi pergerakannya meliputi Mojokerto, Kedamean-Gresik dan Sepanjang serta Sukodono-Sidoarjo.
KH. Nawawi akhirnya gugur pada tanggal 22 Agustus tahun 1946 setelah dikeroyok pasukan Belanda di Dusun Sumantoro, Desa Plumbungan Kecamatan Sukodono.
Jenazahnya kemudian di tandu oleh pasukan Laskar Sabilillah menuju rumah duka di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Magersari-Mojokerto dan dimakankan dipemakaman umum Desa Losari, Kecamatan Gedek, Kabupaten Mojokerto.
“Pada malam hari inilah kita peringati perjalanan jenazah beliau dari Desa Plumbungan menuju kekediamannya di Mojokerto bpada tahun 1946 lalu,” pungkasnya. (imams)
Sumber :
http://www.beritasidoarjo.com/?p=7976
Sunday, September 20, 2015
Bus Trans Sidoarjo (BTS)
Dinas Perhubungan (Dishub) Sidoarjo rencananya meresmikan Bus Trans Sidoarjo (BTS), Senin (21/9/2015).Peresmian ini ditandai uji coba 10 bus berkelir biru sumbangan Kementerian Perhubungan oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah. Pemberangkatan pertama bus ini digelar di kantor Dinas Perhubungan di Jalan Raya Candi. Bus akan diberangkatkan Pak Bupati dari kantor Dishub menuju ke hatle di Porong.
Dari Porong, bus akan melanjutkan perjalanan kembali sesuai rute menuju Terminal Purabaya atau Bungurasih. Rute yang dilewati antara lain, Larangan, Lemahputro, Jalan Pahlwan, Taman Pinang dan langsung masuk ke Tol Sidoarjo Kota.
Uji coba Bus Trans Sidoarjo (BTS) digelar Senin (20/9). Dinas Perhubungan (Dishub) mengerahkan 10 dari 30 armada BTS. Untuk hari pertama uji coba, masyarakat bisa memanfaatkannya tanpa harus mengeluarkan biaya. Masyarakat bisa memilih rute sesuai kebutuhan dan tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
Namun, fasilitas gratis ini hanya berlaku satu hari saja. Setelah peresmian, bus bantuan dari Kementerian Perhubungan ini tak lagi gratis. Dishub menetapkan tarif BTS Rp 5000 sekali jalan. Tarif ini berlaku baik jarak terdekat maupun terjauh.
Joko menegaskan, tarif ini tak akan membebani masyarakat. Dia bedalih, BTS bisa lebih murah dan hemat ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Bus berwarna biru ini bisa mengangkut sampai 60 penumpang. Bus warna biru ini, bisa mengangkut sampai 55 penumpang tempat duduk dan 33 berdiri. Sasaran utama BTS adalah pengendara sepeda motor.
Selain lebih hemat, BTS juga diharapkan bisa mengurangi kemacetan terutama di jam berangkat dan pulang kerja.
Jalur yang akan dilalui yakni Porong hingga Terminal Purabaya - Imigrasi pulang- pergi (PP) dengan lewat tol melalui pintu Tol Sidoarjo.
Sumber :
http://surabaya.tribunnews.com/2015/09/20/ingin-rasakan-bus-trans-sidoarjo-besok-ya
http://surabaya.tribunnews.com/2015/09/20/besok-bus-trans-sidoarjo-gratis-setelah-itu-bayar
http://www.bangsaonline.com/berita/14223/hari-ini-uji-coba-bus-trans-sidoarjo-gratis
http://www.sidoarjonews.com/besok-gratis-10-bus-trans-sidoarjo-di-resmikan/
Tuesday, August 11, 2015
Gitar Terbaik di Dunia dari Sidoarjo
Tidak tanggung-tanggung, tiga tipe produk Rick Hanes menggondol predikat gitar terbaik. Secara berurutan, tiga peringkat teratas diduduki gitar Rick Hanes tipe Chris Bickley DR Pro, Rick Hanes Avenix, dan Rick Hanes DR Medium. Selain itu, tipe Chris Bickley DR Pro menyabet penghargaan untuk kategori Artist Signature Guitar of The Year.
Tentu saja pemilik Rick Hanes, Doddy Hernanto, bangga. Alat musik petik keluaran Doddy dianggap lebih hebat di antara 362 gitar dari 52 merek yang diseleksi Guitar Planet. Merek-merek yang dikalahkan Rick Hanes pun adalah gitar papan atas seperti Fender, Ibanez, Yamaha, dan Gibson.
"Gitar buatan kita ini diakui di dunia. Kita patut bangga, karena berhasil membawa dan mengangkat nama bangsa,” kata pria yang akrab disapa Mr. D tersebut.
Rick Hanes mulai memproduksi gitar-gitar juara sejak akhir 2010. Sedikitnya 50 karyawan terlibat dalam produksi tersebut. Nama Rick Hanes diambil dari penggalan nama anak Tommy Kaihatu, Patrick Hanes. Tommy yang juga pemilik Rick Hanes adalah adik kandung Mr. D.
Untuk menjaga kualitas alat musik petik tersebut, Mr D dan Tommy membatasi produksi. Meski permintaan deras mengalir, Rick Hanes hanya memproduksi 25 unit per bulan. Kayu yang diambil pun tidak boleh sembarangan.
Menurut Mr D, kayu yang dijadikan bahan baku Rick Hanes antara lain maple, mahogany, dan rosewood yang hanya tumbuh di Amerika Serikat dan Eropa. "Membuat gitar itu lebih menggunakan rasa. Kami tidak mau asal-asalan," kata pria berusia 52 tahun tersebut.
Tak perlu lagi meragukan kualitas produk asli Indonesia. Karena kini, dunia sudah mengakuinya.
Sumber :
http://www.cheersbanggaindonesia.com/gitar-terbaik-dunia-2012-ternyata-dari?utm_source=facebookads&utm_medium=multipleads&utm_content=gitarterbaik&utm_campaign=cheersindo
Sunday, August 2, 2015
Polemik PKL Taman Pinang Sidoarjo
Ini Alasan Warga Suka Belanja di PKL Taman Pinang Sidoarjo
Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan Perumahan Pinang mengundang polemik. Di satu sisi, keberadaan PKL ini membuat kawasan elit itu macet dan kotor. Di sisi lain, PKL ini menjadi favorit warga Sidoarjo berbelanja murah sekaligus hiburan rakyat.
SURYA.co.id mewawancarai seorang pengunjung bernama Hadi Pramono. Warga Tulangan itu mengaku rutin datang setiap minggu ke kawasan Taman Pinang. Menurutnya, ratusan PKL di sana membantu masyarakat kecil sepertinya mendapatkan barang berkualitas dengan harga murah.
"Pakaian impor di sini berkisar antara Rp 35.000 sampai Rp 80.000. Ya cukup murah dan sesuai kantong masyarakat bawah seperti saya. Meski murah, barangnya bagus mirip-mirip yang di mal," ujar pria 45 tahun itu, Minggu (17/5/2015).
Hadi selalu mengajak keluarganya bila berkunjung ke Taman Pinang. Bukan hanya Hadi, pengunjung lain, Ainun Najibah, mengaku senang berbelanja di PKL Taman Pinang. Menurut remaja 17 tahun itu, dia datang ke Taman Pinang sekedar untuk cuci mata. Biasanya dia datang setelah olah raga pagi di area GOR Sidoarjo.
"Asiyk suasananya. Bisa cuci mata lihat-lihat barang yang dijual. Ada hijab modern, hiasan dinding sampai kalau lapar ada banyak jajanan murah. Ya seperti ini," ujar Ainun sembari menjunjukkan cilok, kudapan tepung mirip bakso.
Diberitakan sebelumnya ratusan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Perumahan Taman Pinang tetap berjualan. Mereka menggelar dagangan menggunakan mobil meski ada penolakan dari warga perumahan yang merasa terganggu.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/17/ini-alasan-warga-suka-belanja-di-pkl-taman-pinang-sidoarjo
Hari Libur, PKL Padati Kawasan Perumahan Taman Pinang Sidoarjo
Ratusan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Perumahan Taman Pinang tetap berjualan.Pantauan SURYA.co.id, Minggu (17/5/2015), mereka menggelar dagangan menggunakan mobil meski ada penolakan dari warga perumahan yang merasa terganggu.
Seperti hari libur sebelumnya, para PKL ini memadati pinggir jalan di perumahan elit tersebut.
Mereka menggantung dagangan di mobil dan di sekitarnya. Kondisi lalu lintas di kawasan ini memang padat karena pengendara jalan memarkir kendaraan sembarangan.
Sebelumnya, perwakilan warga perumahan khususnya RT 38 menolak keberadaan PKL.
Selain mengubah fungsi fasilitas umum, warga di sana terganggu karena kemacetan di akses keluar masuk perumahan.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/17/hari-libur-pkl-padati-kawasan-perumahan-taman-pinang-sidoarjo
DPRD Sidoarjo Usul Taman Pinang Car Free Day
Rapat dengan pendapat antara pedagang kaki lima (PKL) bermobil Taman Pinang dan DPRD Sidoarjo, Rabu (27/5), tidak membuahkan keputusan apapun.Namun, wakil rakyat berjanji akan memberikan solusi terbaik bagi PKL. Rencananya, Kamis (28/5/2015), dewan akan memanggil warga Perumahan Taman Pinang Indah (TPI).
“Kami akan mengundang warga perumahan, mulai dari yang mengklaim sebagai paguyuban warga sampai perangkat pemerintahan teredah di sana seperti RT dan RW. Kami ingin mendapatkan informasi dari semua pihak yang berkaitan dengan masalah ini," ujar Ketua DPRD Sullamul Hadi Nurmawan.
Setelah mendengar pendapat dari warga, DPRD akan memanggil pihak Satpol PP dan dinas lain yang terkait. Dalam hearing tadi, ada banyak usulan menarik untuk menjaga eksistensi PKL bermobil ini.
Wawan, panggilan Sullamul, menilai Sidoarjo membutuhkan sentra PKL yang spesifik dan PKL bermobil ini bisa jadi contoh.
“Kita tidak punya PKL yang spesifik. Surabaya saja punya. Masalahnya memang tinggal bagaimana kita mengatur ini agar tidak terjadi gesekan. Misalnya masalah penempatan dan kebijaksaan lain yang memenuhi unsur win win solution,” ujar politisi muda asal PKB itu.
Ketua Komisi A, Wishnu Pradana, mengusulkan, kawasan Taman Pinang dijadikan titik car free day setiap hari minggu dan hari besar lainnya. Usulan ini bisa mengurangi karut marut kawasan tersebut. Bila kawasan itu bebas dari kendaraan, maka tidak akan ada kemacetan di saat PKL menggelar dagangan di sana.
”Usul saya ada car free day. Tapi harus ada solusi yang berkaitan dengan parkir dan akses warga perumahan di sana. Namun, tentu saja usulan ini harus dibahas dengan melibatkan semua yang berkepentingan. Di satu sisi PKL ini kan penggerak roda ekonomi rakyat. Di sisi lain, kita juga tidak bisa abai hak warga,” kata politisi PDIP itu.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/27/dprd-sidoarjo-usul-taman-pinang-car-free-day
Parkir Truk Melintang, Satpol PP Bantah Blokade Taman Pinang Indah
Keberadaan Satpol PP dalam polemik antara warga dan pedagang kaki lima (PKL) Perumahan Taman Pinang (TPI) dipertanyakan perwakilan PKL.Pasalnya, objek jalan yang diributkan warga dan pedagang statusnya diklaim warga sebagai fasilitas umum (fasum).
"Apa urgensinya satpol larang kami jualan? Satpol itu kan ngurusi perda. Lha kalah jalan ini diklaim warga masih fasum, satpol tidak berhak larang kami jualan. Apalagi memblokade jalan," ujar Eka Wulandhari, koordinator pedagang, Minggu (31/5/2015).
Kasatpol PP Mulyawan membantah memblokade akses keluar masuk Perumahan TPI.
Menurutnya, wargalah yang memblokade jalan. Dia hanya mengamankan dari luar saja.
"Itu karena aspirasi warga. Kami hanya ingin mengembalikan fungsi jalan" ujarnya usai mediasi uang berakhir deadlock.
Namun, apa yang diucapkan Mulyawan berbeda di lapangan. Sejak minggu lalu, ratusan anggota satpol PP terlibat langsung dalam pembubaran PKL.
Truk mereka diparkir melintang di akses keluar masuk utama perumahan elit itu.
Blokade akses ini juga terjadi pada hari ini. Truk milik satpol PP diletakkan melintang hingga menutupi lebih dari separuh ruas jalan.
Hanya saja, minggu ini petugas satpol PP lebih longgar. Minggu lalu satpol PP menyeleksi pengendara jalan yang hendak masuk perumahan.
"Seharusnya, satpam perumahan yang melarang kami. Bukan satpol PP. Satpol PP itu kan alat negara bukan alat perumahan. Jelas-jelas warga mengklaim lahan itu fasum mereka kok Satpol PP yang turun tangan" keluh Eka Wulandhari.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/31/parkir-truk-melintang-satpol-pp-bantah-blokade-taman-pinang-indah
Juni 2015
PKL Taman Pinang Demo DPRD Sidoarjo
Puluhan perwakilan pedagang kaki lima (PKL) Perumahan Taman Pinang Indah (TPI) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sidoarjo, Senin (1/6/2015).Mereka menggelar poster bertuliskan penolakan penertiban terhadap PKL bermobil di TPI.
Aksi ini merupakan bentuk dukungan bagi perwakilan mereka yang ikut hearing dengan warga TPI, Satpol PP dan pimpinan DPRD.
"Kami ingin menyampaikan ke wakil rakyat bahwa kami juga memiliki hak untuk mendapatkan penghidupan," kata koordinator aksi, Eka Wulandhari.
Dia berharap hearing ini membuahkan hasil baik buat para PKL. Apalagi, beberapa anggota DPRD sempat mencetuskan ide tentang car free day di TPI untuk mengakomodir holiday street show. "Kami masih yakin wakil rakyat ini konsisten memberikan solusi," katanya.
Eka menuding Satpol PP tebang pilih dalam melakukan penertiban. Mereka menganggap, penertiban di kawasan tersebut hanya mengincar dagangan mereka saja.
"Kalau mau adil dan menerapkan perda seperti kata Satpol PP, itu PKL di kawasan (Perumahan) Gading Fajar yang buka dari pagi sampai malam tidak pernah disentuh. Selama ini hanya kami yang ditertibkan," keluhnya.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/01/pkl-taman-pinang-demo-dprd-sidoarjo
Hari Ini, "'Vonis" PKL Bermobil Taman Pinang Sidoarjo Diputuskan
Polemik antara pedagang kaki lima (PKL) dan warga Taman Pinang Indah (TPI) bakal diputuskan Kamis (4/6/2015).Difasilitasi Ketua DPRD Sidoarjo, Sullamul Hadi Nurmawan, 'vonis' nasib pedagang bermobil ini digedok siang ini.
Dalam hearing, hadir sejumlah pejabat terkait dari Polres Sidoarjo, Satpol PP, Ketua Komisi C Nur Ahmad Syaifudin, Asisten III Handayani dan Kepala Dinas Koperasi, UMK, Perdagangan dan ESDM Fenny Apridawati.
"Kami ingin masalah ini selesai hari ini. Solusi harus menguntungkan warga dan pedagang. Sementara pedagang bisa berjualan di Jalan Ponti sembari menunggu tempat dari pemkab. Saya ingin PKL ini jadi proyek percontohan," kata Sullamul.
Diberitakan sebelumnya, polemik ini mencuat ketika warga TPI menolak keberadaan PKL bermobil.
Warga mengklaim, jalan yang dipakai pedagang adalah fasilitas umum perumahan.
Meski begitu, klaim itu dipertanyakan karena sejak 2008 pemkab sudah menangani jalan itu menggunakan APBD.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/04/hari-ini-vonis-pkl-bermobil-taman-pinang-sidoarjo-diputuskan
Agustus 2015
2 Bulan Terusir, PKL Bermobil Taman Pinang Sidoarjo Balik Kucing
Ratusan pedagang kaki lima (PKL) bermobil kembali memenuhi ruas jalan di Lingkar Barat, Perumahan Taman Pinang, Minggu (2/8/2015).Para PKL itu kembali setelah beberapa bulan diusir dari kawasan perumahan elit tersebut.
Pantauan SURYA.co.id, para pedagang berdatangan sejak pagi-pagi sekali. Mereka menggelar dagangan mulai dari kuliner, asesoris dan pakaian.
"Sebenarnya minggu lalu kita mulai jualan tapi tidak banyak pedagang yang datang," ujar seorang pedagang.
Sebelum kembali ke Taman Pinang, para pedagang ini diberi tempat di Jalan Raya Ponti.
Namun, pemindahan ini dirasa pedagang tidak membawa keuntungan bagi mereka. Jam operasional di Ponti pun reletif singkat yakni mulai pukul 06.00 WIB sampai 10.00 WIB.
Sedangkan di Taman Pinang, para pedagang premium ini bisa menjajakan barangnya sejak pukul 05.00 WIB sampai 12.00 WIB.
Mereka merasa nyaman di Taman Pinang karena lebih ramai dan terbiasa di lokasi tersebut.
Para pembeli di Taman Pinang tadi pagi terpantau ramai. Hanya saja, tidak semua pedagang kembali ke Taman Pinang.
"Belum semua mungkin karena masih takut. Tapi mudah-mudahan kami bisa cari makan lagi di sini," harapnya.
Kepala Satpol PP Mulyawan belum memberikan komentarnya. Surya menghubungi ponsel Mulyawan namun tidak terangkat. Begitu juga dengan Ketua Paguyuban Pedagang Taman Pinang, Eka Wulandari yang ponselnya tidak aktif.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/08/02/2-bulan-terusir-pkl-bermobil-taman-pinang-sidoarjo-balik-kucing
Pemulung Jadi Polisi
Dari 1.263 orang pendaftar seleksi Tamtama Polri di Polda Jatim 2015, hanya 152 peserta yang dinyatakan lolos. Usai sidang kelulusan, 152 calon anggota Brimob Polri inipun diberangkatkan ke Watu Kosek untuk menjalani pendidikan selama enam bulan..
Mereka diberangkatkan bersama dari Polda Jatim, Jumat (31/7) siang. Saat proses pemberangkatan itu, ada satu calon siswa (Casis) yang menjadi perhatian banyak perwira di Polda Jatim. Dia adalah Yuda Satria, pemuda 21 tahun asal Bangah, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Bukan karena penampilan atau prilakunya, pemuda tersebut mencuri perhatian para pejabat Polda lantaran latar belakangnya. Diketahui, Yuda adalah calon anggota Brimob yang sejak kecil bekerja menjadi pemulung untuk membiaya sekolahnya sendiri.
Sejak kecil saya sudah bercita-cita menjadi polisi. Saya sangat bersyukur bisa lolos seleksi dan mengikuti pendidikan. Saya berharap semua berjalan lancar dan saya bisa mengabdi ke negara dengan menjadi anggota Polri,” ujar Yuda saat berbincang dengan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuono.
Yuda adalah anak dari pasangan suami istri asal Padang, Sunaryo (56) dan Riniwati (53). Dua kakaknya, Silvia Halim (27), dan Riri Andangsari (25), tinggal di Padang.
Sedangkan adiknya, Joko Antonio (19) yang masih SMA, tinggal bersama dia dan ibunya di Waru, Sidoarjo.
“Saat saya kelas 2 SD, kami ditinggal oleh ayah. Karena pekerjaan ibu hanya sebagai tukang cuci, saya bersama saudara saya harus ikut bekerja untuk biaya hidup. Sejak itu saya menjadi pemulung agar bisa tetap sekolah,” kisahnya.
Menurut Yuda, dua kakaknya juga menjadi pemulung selama sekolah. Kakak pertamanya sudah bekerja, dan kakak keduanya sekarang masih kuliah.
“Adik saya juga mencari barang bekas untuk tambahan biaya sekolah. Apalagi, beberapa tahun ini ibu sudah tidak bekerja karena sudah tua,” lanjutnya lirih.
Calon anggota Brimob Polri ini mengaku sama sekali tak pernah malu dengan statusnya itu. Bahkan dia merasa bangga bisa sekolah dengan biaya sendiri. Toh, menjadi pemulung bukan pekerjaan haram.
Sejak kelas 2 SD, setiap pulang sekolah Yuda harus menyusuri jalan untuk mencari barang-barang bekas. Kardus, plastik bekas air mineral dan barang bekas apapun yang bisa dijual lagi di pengepul rongsokan.
Sesekali, dia juga melayani jasa membersihkan rumah orang, membersihkan mushola, mencuci mobil dan sebagainya. Demi cita-citanya, dia tak mengenal lelah. Yuda kecil terus bekerja keras agar tetap bersekolah. Dari hasil kerjanya, Yuda berhasil membiayai sekolahnya sendiri. Mulai SD hingga lulus SMK TPI Gedagan, Sidoarjo.
Setamat SMK, dia mendapat informasi ada lowongan pendaftaran anggota Polri. Tanpa pikir panjang, Yuda langsung mengumpulkan informasi terkait persyaratannya, melengkapi persyaratan itu, dan lantas mendaftar. Ia sengaja mendaftar ke jalur Tamtama agar bisa menjadi anggota Brimob.
Bermodal tekad besar, postur tubuh ideal, dan kemampuan yang dimilikinya, Yuda berhasil menyisihkan seribu lebih peserta seleksi yang menjadi saingannya. Anak ketiga dari empat bersaudara inipun tinggal selangkah lagi menggapai cita-citanya menjadi anggota Polri.
Meski saat pemberangkatan ke pusat pendidikan di Watu Kosek kemarin dia tidak ditemani ibunya, karena sedang sakit, Yuda mengaku sama sekali tidak minder. Jika rekan-rekannya bisa diantar dan berpelukan dengan orangtuanya sebelum menjalani pendidikan, Yuda berjanji akan membahagiakan sang ibu saat resmi berstatus anggota Brimob setelah pendidikan nanti.
http://suryamalang.tribunnews.com/2015/07/31/luar-biasa-sejak-kecil-jadi-pemulung-guna-biaya-sekolah-kini-lolos-polisi
http://suryamalang.tribunnews.com/2015/07/31/pemulung-lolos-seleksi-brimob-ingin-bahagiakan-ibu-yang-sakit
Wednesday, June 17, 2015
Jadwal Buka Puasa dan Sahur Puasa
Tgl Masehi Tgl Hijriah Imsak Shubuh Dzuhur Ashar Maghrib Isya Terbit Dhuha
18 Juni 2015 M 1 Ramadhan 1436 H 04:07 04:17 11:32 14:53 17:22 18:37 05:38 06:00
19 Juni 2015 M 2 Ramadhan 1436 H 04:07 04:17 11:32 14:53 17:23 18:38 05:38 06:00
20 Juni 2015 M 3 Ramadhan 1436 H 04:08 04:18 11:32 14:53 17:23 18:38 05:38 06:01
21 Juni 2015 M 4 Ramadhan 1436 H 04:08 04:18 11:32 14:53 17:23 18:38 05:39 06:01
22 Juni 2015 M 5 Ramadhan 1436 H 04:08 04:18 11:33 14:53 17:23 18:38 05:39 06:01
23 Juni 2015 M 6 Ramadhan 1436 H 04:08 04:18 11:33 14:54 17:23 18:38 05:39 06:01
24 Juni 2015 M 7 Ramadhan 1436 H 04:08 04:18 11:33 14:54 17:24 18:39 05:39 06:01
25 Juni 2015 M 8 Ramadhan 1436 H 04:09 04:19 11:33 14:54 17:24 18:39 05:39 06:02
26 Juni 2015 M 9 Ramadhan 1436 H 04:09 04:19 11:33 14:54 17:24 18:39 05:40 06:02
27 Juni 2015 M 10 Ramadhan 1436 H 04:09 04:19 11:34 14:55 17:24 18:39 05:40 06:02
28 Juni 2015 M 11 Ramadhan 1436 H 04:09 04:19 11:34 14:55 17:25 18:40 05:40 06:02
29 Juni 2015 M 12 Ramadhan 1436 H 04:10 04:20 11:34 14:55 17:25 18:40 05:40 06:02
30 Juni 2015 M 13 Ramadhan 1436 H 04:10 04:20 11:34 14:55 17:25 18:40 05:40 06:02
1 Juli 2015 M 14 Ramadhan 1436 H 04:10 04:20 11:34 14:55 17:25 18:40 05:41 06:03
2 Juli 2015 M 15 Ramadhan 1436 H 04:10 04:20 11:35 14:56 17:25 18:40 05:41 06:03
3 Juli 2015 M 16 Ramadhan 1436 H 04:10 04:20 11:35 14:56 17:26 18:41 05:41 06:03
4 Juli 2015 M 17 Ramadhan 1436 H 04:10 04:20 11:35 14:56 17:26 18:41 05:41 06:03
5 Juli 2015 M 18 Ramadhan 1436 H 04:11 04:21 11:35 14:56 17:26 18:41 05:41 06:03
6 Juli 2015 M 19 Ramadhan 1436 H 04:11 04:21 11:35 14:56 17:26 18:41 05:41 06:03
7 Juli 2015 M 20 Ramadhan 1436 H 04:11 04:21 11:35 14:57 17:27 18:41 05:41 06:03
8 Juli 2015 M 21 Ramadhan 1436 H 04:11 04:21 11:36 14:57 17:27 18:41 05:41 06:03
9 Juli 2015 M 22 Ramadhan 1436 H 04:11 04:21 11:36 14:57 17:27 18:42 05:42 06:03
10 Juli 2015 M 23 Ramadhan 1436 H 04:11 04:21 11:36 14:57 17:27 18:42 05:42 06:04
11 Juli 2015 M 24 Ramadhan 1436 H 04:12 04:22 11:36 14:57 17:28 18:42 05:42 06:04
12 Juli 2015 M 25 Ramadhan 1436 H 04:12 04:22 11:36 14:57 17:28 18:42 05:42 06:04
13 Juli 2015 M 26 Ramadhan 1436 H 04:12 04:22 11:36 14:58 17:28 18:42 05:42 06:04
14 Juli 2015 M 27 Ramadhan 1436 H 04:12 04:22 11:36 14:58 17:28 18:42 05:42 06:04
15 Juli 2015 M 28 Ramadhan 1436 H 04:12 04:22 11:37 14:58 17:28 18:42 05:42 06:04
16 Juli 2015 M 29 Ramadhan 1436 H 04:12 04:22 11:37 14:58 17:29 18:43 05:42 06:04
17 Juli 2015 M 1 Syawal 1436 H 04:12 04:22 11:37 14:58 17:29 18:43 05:42 06:04
Sumber :
http://www.jadwalimsak.info/jadwal-imsak-sidoarjo.html#sthash.Lsx0xWpT.dpuf
Wednesday, June 10, 2015
Ulang Tahun Sidoarjo
Tahun 2015 merupakan hari jadi Kabupaten Sidoarjo yang ke 156 tahun. untuk memperingatinya diadakan pawai budaya Sidoarjo yang digelar jalan raya A. Yani atau sebelah timur alun-alun Sidoarjo.
Pawai budaya yang bertemakan Sidoarjo Exotic Carnival 2015 itu dimulai dari perempatan jalan raya A. Yani melewati jalan MH Thamrim, jalan Pahlawan dan finish di Gor Delta Sidoarjo. Acara yang dimeriahkan dengan puluhan kendaraan hias dan diawali dengan tarian Banjar Kemuning dari sanggar tari Sidoarjo itu, disambut antusias oleh ribuan warga Kabupaten Sidoarjo yang memenuhi sepajang jalan yang dilalui arak-arakan.
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan.
Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare.
Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo.
Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum pada tahun 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A. Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan saja menjabat sebagai Bupati karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini.
Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan.
Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang. Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu.
Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.
Sumber :
http://www.beritasidoarjo.com/?p=6506
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sidoarjo
Monday, May 25, 2015
Buaya Porong Sidoarjo
Heboh, Puluhan Buaya Muncul dan Berjemur di Kali Porong
Fenomena alam menarik terjadi di bantaran Kali Porong, tepatnya Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (24/5/2015).
Kawanan buaya berjumlah puluhan tiba-tiba muncul. Bukan hanya di permukaan air, kawanan buaya ini juga berjemur di pinggiran sungai. Saksi pertama yang melihat kemunculan satwa itu adalah Wakidin. Pria 62 tahun itu pun terkejut dengan pemandangan yang dia lihat.
Seekor buaya berukuran besar berjemur tak jauh dari posisi dia berdiri. Wakidin pun seketika itu menjauh. "Wah saya kaget ada buaya di dekat situ. Saya langsung lari menjauh, takut ada serangan," kata pria berperawakan kurus itu.
Wakidin bertambah kaget ketika matanya tidak hanya melihat satu, tetapi bahkan puluhan buaya dengan berbagai ukuran. Buaya itu tersebar di beberapa titik. Buaya muara tersebut ada yang berukuran besar, sedang, dan kecil.
Mereka kebanyakan berjemur di gundukan bekas penambangan pasir. "Jumlahnya banyak. Mereka (buaya) juga tidak takut saat banyak warga yang melihat," kata dia.
Sontak, pemandangan ini mengundang ratusan warga datang ke lokasi. Mereka penasaran dengan kabar puluhan buaya muncul di Kali Porong. Hanya, tidak ada warga yang berani mendekati kubangan tempat buaya-buaya itu berjemur. Mereka hanya melihat dari pinggiran sungai yang berjarak 20 meter.
Saksi lain, Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa ini merupakan fenomena langka dan belum pernah dia lihat sebelumnya. Menurut Wahyu, buaya yang terdapat di Kali Porong ini diduga satu jenis. "Moncongnya sama. Kalau tidak salah, jenisnya buaya muara," ujar pemuda 25 tahun itu.
Buaya jenis ini sering dilihat nelayan di pesisir Sidoarjo. Buaya jenis ini kadang bersarang di semak sekitar perairan Bluru.
Wahyu mengaku sering mendengar buaya terlihat di kawasan pesisir, tetapi baru tahu bila buaya-buaya itu bergerak menuju Kali Porong. Terlebih lagi, di sisi utara sungai terdapat semak-semak yang memungkinkan buaya bersarang. Rawa-rawa itu merupakan area bekas penambangan pasir.
Wow, Puluhan Buaya Berjemur di Kali Porong Sidoarjo
Fenomena alam menarik terjadi di bantaran Kali Porong, tepatnya Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (24/05/2015).Kawanan buaya berjumlah puluhan tiba-tiba muncul. Bukan hanya di permukaan air, kawanan buaya ini juga berjemur di pinggiran sungai.
Saksi pertama yang melihat kemunculan satwa karnivora itu adalah Wakidin. Pria 62 tahun itu terkejut dengan pemandangan yang dia lihat.
Seekor buaya berukuran besar asyik berjemur tak jauh dari posisi dia berdiri. Wakidin pun seketika itu menjauh.
"Wah saya kaget ada buaya di dekat situ. Saya langsung lari menjauh takut ada serangan," kata pria berpawakan kurus itu.
Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2015/05/25/11191431/Heboh.Puluhan.Buaya.Muncul.dan.Berjemur.di.Kali.Porong.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/24/wow-puluhan-buaya-berjemur-di-kali-porong-sidoarjo
Sunday, May 10, 2015
Street Shop Sidoarjo
Pedagang Kali Lima (PKL) di Perumahan Taman Pinang memiliki angan-angan besar. Mereka berharap, kawasan tempat mereka berjualan menjadi ikon Kabupaten Sidoarjo."Street Shop konsepnya. Jadi, kami, ibu bukan sembarang PKL lho," kata Koordinator PKL, Eka Sri Wulandhari. sembari tertawa, Minggu (10/5/2015).
Dia menjelaskan, hampir semua PKL di Taman Pinang tidak menggunakan gerobak. Etalase pedagang di sana memanfaatkan mobil pribadi. Itulah keunikan pedagang di Taman Pinang.
"Kami pakai mobil untuk berdagang. Jadi kami bukan sekedar berjualan di jalan tetapi juga menegaskan kami bersih dan bisa dijadikan ikon wisata belanja," katanya.
Keunikan lain, kata dia, dia dan sekitar 158 pedagang hanya berjualan pada hari libur dan besar nasional. Jam operasional pun terbatas dari pukul 06.00 sampai 12.00. Para pedagang menjajakan dagangan bervariasi, mulai dari kuliner sampai urusan rumah tangga.
"Kami ada yang jualan sarapan, kursi, meja, pakaian, sepatu sampai perkakas rumah tangga. Jadi sambil olah raga, pengunjung bisa jalan-jalan dan belanja. Harga kami murah dan terjangkau semua kalangan," ujar pedagang nasi pecel itu.
Hampir semua pedagang di sana adalah warga Sidoarjo. Sedangkan pengunjungnya, tersebar dari kota-kota sekitar Sudoarjo. Eka sering mendapatkan pelanggan dari Surabaya dan sekitarnya.
"Pengunjung ini penasaran setelah mendengar ulasan tentang kami di radio. Jadi banyak yang dari luar kota, yang biasanya lewat tol itu mampir ke tempat kami. Ini artinya kami membantu pemerintah memutar roda ekonomi," kata Eka.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/10/ingin-jadi-ikon-street-shop-sidoarjo
Wednesday, May 6, 2015
Pulau Marina
Warga Desa Kedung Pandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo protes atas pematokan tersebut. Apalagi warga Kedung Pandan juga mengklaim jika Pulau Marina masuk wilayah Sidoarjo.
Pematokan dilakukan warga Pulau Kerto pada Senin 4 April. Tentu saja ulah ini membuat warga Kedung Pandan berniat mencabut patok-patok tersebut.
Didik berharap kepala desa dari dua desa itu bisa menenangkan warganya. Untuk mengantisipasi kontak fisik, aparat keamanan yang turun ke lokasi, berjaga agar tidak ada warga yang nekat mendatangi Pulau Marina untuk mencabut patok.
Kasus sengketa ini sebenarnya sudah masuk ke meja dua bupati, yakni Sidoarjo dan Pasuruan.
Ali Sarbini menambahkan, sebenarnya Pulau Marina masuk wilayah Sidoarjo. Klaim itu didasarkan pada peta wilayah.
Selama ini juga tidak ada konflik yang terjadi terkait klaim pulau tersebut. Apalagi sampai berlanjut pada aksi pemasangan patok oleh warga Pasuruan.
Ali berharap agar pulau tersebut disterilkan agar tidak memicu konflik. Bahkan, dia sudah meminta petunjuk batas wilayah Desa Kedung Pandan.
Batas wilayahnya akan dinyatakan sesuai keputusan Bupati, Gubernur dan Mendagri. Dengan demikian akan diketahui mana batas Sidoarjo dan mana Kabupaten Pasuruan di Azimut 76 Derajat 30. Termasuk Pulau Marina di dalam batas dua wilayah ini.
Konflik antara warga Desa Kedung Pandan, Kecamatan Jabon dan Pulau Kerto, Kabupaten Pasuruan berkaitan dengan pemanfaatan Pulau Marina. Selama ini, pulau tersebut secara swadaya sudah dikelola warga Kedung Pandan.
Pengelolaan itu masih belum sampai pada pemanfaatan. Apalagi, kondisi pulau tersebut masih dipengaruhi pasang surutnya air laut. Ketika air pasang, pulau yang bisa dimanfaatkan untuk tambak ini tidak kelihatan.
Ali menduga, warga dari Pulau Kerto juga ingin mengambil untung dari sedimentasi tersebut yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk tambak. Mereka kemudian memasang patok yang kemudian menyulut emosi warga Kedung Pandan.
Terpisah, anggota Komisi A DPRD Sidoarjo, Warih Andono mendesak Pemkab Sidoarjo bergerak cepat untuk menyelesaikan masalah ini. Pihaknya khawatir konflik antar warga dua wilayah akan meluas.
Pemkab Sidoarjo Merasa Pemilik Pulau Marina di Selat Madura
Pemkab Sidoarjo dan Pemkab Pasuruan akan bertemu membahas Pulau Marina yang menjadi obyek sengketa warga dua wilayah itu.Rencananya, pertemuan dilakukan pada Kamis (5/5/2015) di Gempol, Kabupaten Pasuruan.
Menurut Asisten I Pemkab Sidoarjo, Asrofi, pemilik pulau tersebut sebenarnya sudah tidak perlu diperdebatkan. Pasalnya, merujuk dan batas wilayah, Pulau Marina adalah bagian dari Kabupaten Sidoarjo.
Dia menduga, klaim dari warga Pasuruan itu karena garis Pulau Lumpur yang melebar akibat sedimentasi lumpur Lapindo. Dia mengakui, Pulau Marina dan sekitarnya memiliki potensi perikanan yang menjanjikan, terutama untuk tambak.
Bahkan, kawasan ini secara khusus akan dikembangkan Kementerian Kelautan untuk budidaya perikanan.
Sumber :
http://daerah.sindonews.com/read/997766/23/warga-sidoarjo-dan-pasuruan-rebutan-pulau-marina-1430841572
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/06/pemkab-sidoarjo-merasa-pemilik-pulau-marina-di-selat-madura
Tuesday, May 5, 2015
Kue Lumpur Sidoarjo
Jika menyebut Lumpur Lapindo, pasti identik dengan kota Sidoarjo, lantaran peristiwa luberan lumpur lapindo itu sudah terjadi sejak 2006 silam.
Namun, ada satu lagi yang membuat orang ketika kita mengatakan ‘Lumpur’ pasti adanya di Sidoarjo, itu adalah Kue Lumpur Isi yang sangat terkenal di wilayah Sidoarjo dan luar Sidoarjo.
Kue lumpur isi khas Sidoarjo
Karena sudah dikenal oleh penikmat kuliner khususnya pecinta jajan basah, Lilik pemilik usaha sederhana Kue Lumpur isi itu harus bekerja keras bersama karyawannya, untuk membuat ratusan bahkan ribuan kue lumpur isi setiap harinya untuk memenuhi pesanan pembeli.
Terletak di jalan Hang Tuah Sidoarjo yang jaraknya 500 meter dari Alun-Alun Kota Sidoarjo, Lilik bersama delapan karywannya, memulai aktifitas membuat kue lumpur isi, mulai dini hari hingga pukul 17.00 petang.
Nampak di depan rumahnya, peralatan memasak kue lumpur berjajar.
Namun jika dilihat secara detail, peralatan yang digunakan tergolong sederhana.
Hanya menggunakan Loyang cetakan kue lumpur yang ditaruh diatas kompor serta atasnya ditumpuk dengan tungku yang terbuat dari besi berisi batu arang.
Identitas yang melekat pada kue lumpur yang sudah buka sejak 8 tahun yang lalu itu adalah isi dari kue lumpur tersebut.
Di toko kue lumpur Muda – Mudi Bu Lilik ini, kue lumpur yang biasanya tidak ada isinya ditoko tersebut kue lumpur diberi isi serutan kelapa muda dan daging.
Sehingga banyak sekali warga Sidoarjo maupun luar Sidoarjo, yang sangat menggemari jajanan itu.
Selain rasanya yang khas manis dan gurih, kue lumpur itu harganya sangat terjangkau.
Satu buah kue lumpurnya dijual dengan harga 2500 yang menggunakan isi kelapa muda (Degan. Red), dan yang tidak memakai isi dijual dengan harga 2000 rupiah
Untuk calon pembeli dengan jumlah yang banyak, Ibu Lilik biasanya menyarankan untuk memesannya terlebih dahulu.
Karena jika membeli dengan jumlah banyak pada hari itu juga, dia mengkhawatirkan tidak kebagian.
Jika anda penikmat kuliner jajan basah khususnya kue lumpur, adanya Kue lumpur isi Muda – Mudi ibu Lilik nampaknya cukup recommended untuk dijadikan jujukan untuk membeli kue lumpur.
Sumber :
http://kabarsidoarjo.com/?p=29746#sthash.2mNaxTuJ.dpuf
Wednesday, April 1, 2015
KRD Bojonegoro - Sidoarjo
Kereta api Surabaya-Bojonegoro atau dikenal sebagai KRD Bojonegoro merupakan kereta api ekonomi lokal di jalur Bojonegoro - Surabaya Pasar Turi.
Mulai tanggal 1 April 2015, kereta api ini akan diperpanjang trayeknya hingga ke Stasiun Sidoarjo. Kereta api ini menjadi kereta api ke-2 yang melewati shortcut Surabaya Pasar Turi-Surabaya Gubeng setelah Kereta api Jayabaya.
Jalur baru kereta Bojonegoro-Surabaya-Sidoarjo resmi dibuka pada Rabu, 1 April 2015, sedangkan kereta api yang melayani jenis ekonomi juga dikenai tarif yang relatif murah meriah.
Jalur Bojonegoro-Surabaya-Sidoarjo dilayani Kereta Rel Diesel (KRD) yang selama ini memang banyak digunakan untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah, termasuk pedagang, pegawai, hingga mahasiswa. KRD juga akan singgah di Stasiun Babat, Lamongan, dan Kandangan, Gresik.
Tarif yang dikenakan PT Kereta Api Indonesia untuk rute Bojonegoro-Surabaya Rp 5.000 per orang, sedangkan untuk Bojonegoro-Sidoarjo tarifnya sebesar Rp 10.000 per orang.
Dibukanya jalur baru KRD Bojonegoro-Sidoarjo itu mendapat sambutan positif masyarakat. Apalagi jalur ini bisa banyak mengakomodir layanan untuk masyarakat di Bojonegoro, terutama untuk arah Surabaya bagian selatan, Sidoarjo, dan Malang.
Data di Stasiun Besar Kereta Api Bojonegoro menyebutkan KRD rute Bojonegoro-Surabaya-Sidoarjo membawa empat gerbong. Satu gerbong masing-masing berkapasitas 106 orang atau sekitar 424 penumpang sekali jalan. Untuk sementara jalur Bojonegoro-Sidoarjo hanya jalan satu kali, yaitu pukul 13.30 WIB.
Perpanjangan rute ini dilakukan dengan melihat animo masyarakat yang menggunakan kereta ini. Cukup banyak warga Sidoarjo yang menggunakan kereta ini. Dengan perpanjangan rute ini, warga Sidoarjo tidak perlu datang ke Stasiun Surabaya untuk naik kereta ini.
KA ekonomi ini tetap murah karena masih mendapatkan subsidi. Tiket jurusan Sidoarjo–Surabaya dan Surabaya – Bojonegoro adalah Rp 5 ribu sementara tiket Sidoarjo–Bojonegoro adalah Rp 10 ribu.
Dalam sehari, KA ini berangkat dari Stasiun Sidoarjo 2 kali, dengan rincian 1 kali dengan tujuan sampai Bojonegoro dan 1 kali berakhir di Surabaya Pasar Turi.
KA ini berkapasitas 420 tempat duduk dan sesuai aturan, untuk KA lokal berkapasitas 150 % dari jumlah tempat duduk.
Keputusan memperpanjang rute ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami melihat tingkat okupansi kereta api tujuan Surabaya selalu penuh, oleh karena itu kami memutuskan untuk memperpanjang rute tersebut untuk memuat lebih banyak penumpang.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api_Surabaya-Bojonegoro
http://www.tempo.co/read/news/2015/04/01/058654539/Jalur-Kereta-Bojonegoro-Sidoardjo-Dibuka-Hari-Ini
http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/30/asyik-naik-sepur-dari-sidoarjo-sampai-bojonegoro-cuma-rp-10000
Monday, March 30, 2015
Trans Sidoarjo
Bus Damri AC jurusan Porong-Bungurasih akan lewat tol untuk menghindari rebutan penumpang dengan angkutan lain yang juga jurusan Bungurasih. Bus yang melayani rute 28 Km itu tersedia 30 unit dan setiap 10 menit bus melintas.
Penyediaan bus ini juga untuk mengurangi padatnya arus lalu lintas di jalanan. Tujuannya agar masyarakat memilih angkutan umum daripada membawa kendaraan pribadi dan angkutan ini bisa menjadi angkutan alternatif.
Bus ini memiliki pintu satu di bagian tengah dengan lebar lebih dari 1 meter untuk turun dan naik. Pintu ini menggunakan sistem hidrolis yang dikendalikan oleh sopir sehingga pintu tersebut bisa dibuka saat bus benar-benar berhenti di shelter.
Mulai April ini, Damri membuka rute Porong-Bungurasih lewat jalan tol. Armada bus yang disiapkan untuk melayani rute sejauh 28 Km itu jumlahnya 30 unit dan setiap 10 menit bus melintas.
Sebagai persiapan pembukaan jalur, sudah terbangun 30 shelter di Sidoarjo. Mulai Jl Pahlawan-Candi-Tanggulangin dan Porong. Shelter itu berbeda dengan halte bus kota pada umumnya.
Sarana transportasi umum yang telah disiapkan oleh Dishub Kabupaten Sidoarjo adalah 30 bus dengan kapasitas 55 tempat duduk dan 30 orang berdiri untuk jurusan Terminal Porong menuju Terminal Purabaya Waru.
30 bus yang akan beroperasi sekitar bulan Mei 2015 nanti, merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat.
Untuk menunjang pengoperasian 30 bus tersebut, Dishub Kabupaten Sidoarjo telah melakukan persiapan dengan membangun 14 halte di sepanjang rute yang akan dilalui oleh bus-bus tersebut.
Bus itu kondisinya baru dan bermerek. Bahkan bentuk bus berbeda dengan bus pada umumnya, bentuk deknya lebih tinggi sekitar 1 meter dari bus biasa.
Bus itu melayani penumpang setiap 10 menit sehingga tidak terlalu lama menunggu. Penumpang yang akan menggunakan jasa bus tersebut tidak bisa sembarangan naik atau turun.
Sebagai antisipasi mencegah kemacetan yang mulai terjadi di jalan-jalan raya di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sidoarjo telah menyiapkan sarana transportasi umum.
Dengan pengoperasian bus-bus itu, masyarakat akan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi yang menyumbang kemacetan di jalan-jalan raya Kabupaten Sidoarjo kepada penggunaan transportasi umum.
Karena bus-bus tersebut akan dilengkapi dengan air conditioner (AC) sehingga selama dalam perjalanan, penumpang merasa nyaman karena udaranya sejuk dan tidak gerah maupun panas.
Rencananya 30 bus itu akan beroperasi mulai pukul 5.30 WIB dengan rute Terminal Porong-Jalan Raya Porong-Jalan Raya Tanggulangin-Jalan Raya Candi-Jalan Sunandar P.S.-Jalan Diponegoro-Jalan Pahlawan – Tol Sidoarjo-keluar Tol Waru-Terminal Purabaya.
Sumber :
http://www.beritasidoarjo.com/?p=6570
http://dprd-sidoarjokab.go.id/bus-jurusan-porong-purabaya-akan-beroperasi-mei-tahun-ini.html
http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/31/mari-ketahui-etika-naik-bus-damri-ac-porong-bungurasih
http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/31/mantap-ada-bus-damri-ac-rute-porong-bungurasih-hanya-rp-5000
Wednesday, March 18, 2015
Kawasan di Surabaya dan Sidoarjo Tergenang Banjir
Pagi Ini, Beberapa Kawasan di Surabaya dan Sidoarjo Tergenang Banjir
Kamis, 19 Maret 2015
Hujan deras yang mengguyur Surabaya dan Sidoarjo pada Rabu (18/3/2015)malam mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang air hingga arus lalu lintas terganggu, Kamis (19/3/2015) pagi. Pendengar Radio Suara Surabaya dan netter E100 melaporkan wilayah yang tergenang adalah Tropodo, Sememi, Sidokare, Pakal, Wringin Anom dan Benowo.
Giarto melaporkan, “Raya Tropodo arah Wadung Asri padat sekali karena masih ada genangan air setinggi 20 cm. Ekor antrian sampai perempatan Sedati”.
Ani melaporkan, “Jalan Jurang Kuping Pakal ada genangan air 50 cm. Mulai jembatan Pakal di Raya Benowo sampai terminal juga masih tergenang air”.
Aldi melaporkan, “Dari traffic light Sedati sampai Tropodo Indah dibutuhkan waktu 45 menit. Genangan mungkin karena sungai di daerah Tamasa mengecil dan beberapa selokan perumahan menjadi satu dengan perumahan Tropodo”.
Miftah melaporkan, “Jalan Raya Benowo banjir. Akses Gelora Bung Tomo juga tergenang air. Barat Polsek Benowo juga ada genangan air”.
Effendy melaporkan, “Kendaraan yang mau masuk ke Wisma Tropodo terhalang genangan”.
Nunung melaporkan, “Keluar Benowo Indah-Wijaya Putra-Sememi ada genangan air sekitar 30 cm. Lalu lintas padat sekali”.
Nina Yanti melaporkan, “Banjir di Tropodo Indah, tinggi air satu ban motor.” Subianto melaporkan, “Raya Benowo masih tergenang air. Pasar Benowo tergenang setinggi 40 cm”.
Ali Ashar melaporkan, “Moroseneng sampai Pakal banjir sekitar 20 cm, lalu lintas merambat”.
Sementaraitu, melalui fanpage Facebook e100, Akun Dewi Sekar menulis, “Banjar Sugihan, Tandes, air menggenang efek hujan semalam, bahkan sudah masuk garasi rumah”.
Arianto menulis, ” Sidokare Asri banjir sejak tadi malam hingga sekarang, ketinggian air 20-30cm cuaca gerimis”.
Sigit Widodo menulis, “Jalan Singapore Pakal selatan rel kereta banjir, paling dalam selutut orang dewasa. Jalan Raya benowo, Ngasinan macet dan banjir. Pasar Benowo juga banjir selutut”.
Widy menulis, “Hujannya kemarin cuma satu jam, tapi banjirnya luar biasa. Akses keluar jalan raya lumpuh”.
Sumber :
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2015/Pagi-Ini-Beberapa-Kawasan-di-Surabaya-dan-Sidoarjo-Tergenang-Banjir/
Wednesday, March 11, 2015
Jalur Lingkar Barat dan Jalur Lingkar Timur Sidoarjo
Jalur Lingkar Barat (JLB)
Pemkab Siapkan Anggaran Rp 105 Miliar untuk merealisasikan Jalur Lingkar Barat (JLB) yang selama ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Sidoarjo, akan selesai pembangunannya di tahun 2014.
Kepadatan lalu lintas di Jalur Lingkar Barat (JLB) yang belum selesai di Desa Sepande Kecamatan Candi. Tahun 2014 Pemkab Sidoarjo targetkan JLB tuntas. Proyek yang perencanaannya dibuat pada tahun 2008 ini memang khusus untuk memecah kemacetan yang sering terjadi di Sidoarjo. Nantinya jalur ini akan tembus ke Tanggulangin.
Pembangunan JLB ini ada beberaa kendala. Selain masalah pendanaan, pembebasan lahan yang belum kelar menjadi kendala tersendiri. Pembebasan lahan menjadi persoalan yang rumit.
Banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati daerah tersebut juga menjadi pemikiran Dinas PU binamarga. Namun Pemkab Sidoarjo sudah memikirkan untuk merelokasi PKL. Nantinya mereka akan ada tempat sendiri supaya tidak mengganggu pengguna jalan lain.
Hingga saat ini pembangunan JLB sudah mencapi 50 persen.
Jalan Lingkar Luar Barat Sidoarjo Terancam Batal
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sidoarjo tak berkutik. Rencana pembangunan pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat Sidoarjo (JLLBS) terpaksa dibatalkan karena melanggar rencana tata ruang wilayah (RTRW).
Sepanjang jalan yang menghubungkan Kecamatan Porong dan Kecamatan Krian itu merupakan lahan hijau yang tidak boleh digunakan untuk bangunan atau jalan. Untuk merealisasikan JLLBS menunggu perubahan RTRW dulu. Jalan lingkar luar barat sidoarjo yang panjangnya direncanakan mencapai 17 kilometer tersebut sebenarnya sudah direncanakan beberapa tahun lalu. Pihaknya juga telah melakukan sharing dengan pengusaha untuk ikut berperan serta dalam pembangunan jalan tersebut.
Salah satu faktor yang menjadi kendala jalan lingkar luar barat tersebut yakni karena lahan yang akan digunakan untuk jalan itu masuk dalam lahan hijau RTRW Sidoarjo. Jika nantinya tetap dibangun namun di masing-masing sisi jalan tidak bisa dibangun apapun akan sia-sia. Pembangunan jalan dari Porong yang akan tembus ke by pass Krian tersebut idealnya di beberapa sisi jalan dibangun untuk sejumlah investasi bagi Sidoarjo. Diantaranya pabrik dan bangunan lain.
Karena aturan lahan hijau dalam RTRW ya tidak bisa, jika jalan tetap dibangun tak bisa ada bangunan di kiri dan kanannya. Sesuai Perda RTRW 2009 bahwa ada 16 ribu hektare khusus untuk lahan hijau. Namun pada 2013 ini sudah menyusut hingga menjadi 12 ribu hektare. Padahal, idealnya lahan hijau tersebut mencapai angka 30% dari total lahan di Sidoarjo yang mencapai 72 ribu hektare. Sedangkan jalan lingkar luar barat fungsinya juga sangat besar.
Yakni untuk memecah kemacetan kendaraan yang menghubungkan Porong ke Krian. Sigit mengaku, masih menunggu pada 2014 nanti kemungkinan ada evaluasi tentang RTRW. Evaluasi itu nantinya diharapkan bisa mengubah RTRW tentang lahan hijau.
Bangun Jalan Baru sampai Jalan Lingkar Timur
Jalan Raya Kemiri akan ditembuskan Pemkab Sidoarjo menuju akses Jalan Lingkar Timur yang fungsinya memecah arus kemacetan lalu lintas di dalam kota, Minggu (31/3/2013).
Pemkab Sidoarjo tahun ini berencana membangun jalan baru di Desa Kemiri, Kecamatan Sidoarjo menuju Jalan Lingkar Timur (JLT). Pembangunan jalan baru ini juga akan disambungkan dengan frontage road dari Waru ke Sidoarjo.
Jalan yang akan dibangun itu dari Jl Jenggolo tepatnya di Pos Polisi Jenggolo ke arah timur lewat Desa Kemiri kemudian tembus ke JLT. Lebar jalan rencananya 10 meter dan lahan yang akan dilewati sudah banyak yang dibebaskan.
Menurutnya, pembangunan jalan baru itu sangat banyak fungsinya. Pertama bisa memecah kepadatan arus lalu lintas di dalam kota sehingga pengguna jalan bisa memilih kemudahan akses. Kedua, membuka perekonomian di sekitar Desa Kemiri.
Rencana membuat jalan tembus menuju JLT itu sebenarnya sudah tiga tahun lalu tapi baru direalisasikan tahun 2013. Jalan yang ada itu, rencananya dibuat dua jalur (arah timur dan barat) sehingga jalan yang ada memudahkan masyarakat untuk memilih.
Terkait ada beberapa lahan milik pengembang perumahan yang terkena, pihaknya sudah koordinasi karena keberadaan jalan ini untuk kepentingan umum. Pengembang sendiri juga diuntungkan karena sudah ada akses jalan yang bisa dilewati.
Pembangunan jalan tembus itu nantinya akan menyambung dengan Frontage Road Sidoarjo - Waru yang kini mulai dikerjakan. Lahan untuk frontage road sendiri, Pemkab Sidoarjo masih mengandalkan hibah tanah milik perusahaan. Selama ini, lahan yang sudah dihibahkan adalah milik PT Maspion II dan III serta Perumahan Puri Surya Jaya di Gedangan.
Selama ini, pada jam sibuk atau jam kerja kondisi arus lalu lintas di Sidoarjo utamanya di Jl A Yani padat merayap. Kepadatan arus lalu lintas ini, memunculkan kekhawatiran jika sampai terjadi kecelakaan karena kendaraan yang lewat tak ada hentinya.
JLB, JLT DAN FRONTAGE ROAD
Dinas PU Bina Marga Pemeritah Kabupaten Sidoarjo tahun 2013 ini, memiliki target yang luar biasa besar bagi kebutuhan dasar masyarakat dan perkembangan perekonomian. Yakni, dengan melakukan perbaikan dan peningkatan jalan, serta meneruskan pembangunan jalan baru yang belum selesai. Selain itu juga menyelesaikan perbaikan jalan yang rusak di tahun 2012 sekitar 85,47 kilometer dari panjang jalan beraspal 942,38 kilometer.
Tidak hanya itu, dinas ini juga memiliki target lain. Yaitu melanjutkan pembangunan Jl. Lingkar Barat (JLB), memperlebar Jl. Lingkar Timur (JLT), dan Frontage Road.
Sedangkan untuk JLB nya, saat ini memang sudah berfungsi, antara Jl. Mayjen Sungkono, hingga Sumokali. Nantinya jalan ini akan dikoneksikan dengan arteri primer yang baru di Ketapang, Tanggulangin, termasuk melebarkan kawasan Pagerwojo, mulai dari SD Negeri Pagerwojo hingga ke Pondok Queen Aflah.
Dalam pembangunannya nanti, akan dibarengkan dengan usaha pelebaran jalan di JLT. Sebab Pemkab Sidoarjo sudah dipastikan mendapatkan kucuran dana APBN sebesar Rp 6 miliar untuk peningkatan jalannya.
Pembangunan dua ruas jalan tersebut, akan semakin lengkap dengan dibangunnya frontage road di sisi timur jalur rel kereta api mulai Waru hingga Sidoarjo.
Saat ini, sudah ada lahan sekitar 10 kilometer dari Waru hingga Sidoarjo untuk frontage road dengan lebar 10 meter. Ada sekitar 70 persen yang disediakan industri, 30 persen milik pribadi atau perorangan. Kedepan Dinas PU Bina Marga berharap bisa memanfaatkan milik industry lebih dahulu.
Pembangunan ini akan dilaksanakan bertahap. Misalnya jalan kecil akan dilebarkan, termasuk jalan-jalan yang dikeluhkan masyarakat sebagai akses atau alternatif untuk mengurangi kemacetan di jalan utama, seperti Jalan Tanjekwagir, Krembung, maupun yang ada di Tarik, dan Balongbendo, agar akses keluar daerah sekitarnya juga bagus dan lancar.
Sumber :
http://dprd-sidoarjokab.go.id/jalur-lingkar-barat-kelar-2014.html
https://www.facebook.com/InformasiSidoarjo/posts/608775632504467
http://binamarga.sidoarjokab.go.id/targetkan-jalan-perekonomian-percepat-jlb-jlt-dan-frontage-road/
http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/31/pecahkan-kemacetan-pemkab-sidoarjo-bangun-jalan-baru
Tuesday, March 10, 2015
Tol Krian-Legundi-Bunder
Dibangun Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder untuk Atasi Kemacetan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berencana membangun jalan tol di ruas jalan Krian-Legundi-Bunder. Pembangunan itu dilakukan, karena sebagai jalan provinsi Krian-Legundi-Bunder sudah overload.
Keberadaan jalan tol itu sangat diperlukan, terutama di ruas persimpangan Krian-By Pass dan Krian wilayah Kabupaten Sidoarjo - Legundi wilayah Kabupaten Gresik. Di jalan tersebut setiap harinya tidak bisa lepas dari kemacetan.
Rencana pembangunan itu sudah disetujui oleh Saiful Illah Bupati Sidoarjo. Sekarang tinggal pihak dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk memberikan ijin atau tidak. Saiful Illah Bupati Sidoarjo memutuskan meminta semua SKPD agar mempermudah masalah pengurusan izin untuk pembangunan jalan tol.
Waskita Investasi di Tol Legundi-Bunder Rp 4,3 T
PT Waskita Karya Tbk memprakarsai investasi proyek jalan tol Legundi-Bunder sebesar Rp 4,3 triliun. Melalui anak perusahaannya, Waskita Toll Road, pihaknya menargetkan pembangunan proyek dimulai pada 2015.
Rencana realisasi proyek jalan sepanjang 30 kilometer itu, kata Haris, telah disetujui oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Proyek jalan tol itu menghubungkan Krian dengan Teluk Lamong, Tanjung Perak. Jalan terbentang dari Legundi, Krian; sampai Bunder, Gresik. Pembebasan lahan yang biasanya menjadi kendala akan disiasati dengan memotong beberapa wilayah, sehingga jalur jalan tol ini jadi lebih pendek.
Jawa Timur Segera Bangun Tol Legundi Bunder
Untuk memperlancar arus barang di Jawa Timur serta memecah kepadatan jalan tol di tengah kota Surabaya. Menteri BUMN menginstruksikan agar dibangun tol dari Krian menuju Bunder. Dengan adanya tol ini, diharapkan arus transportasi barang dari dan menuju pelabuhan Tanjung Perak tidak lagi menggangu arus tol dalam kota. Sehingga dapat memperlancar arus transportasi dan mendukung arus barang di Jawa Timur.
Saat ini proyek pemecah kepadatan jalan tol di dalam kota Surabaya masih dalam proses tender yang dilakukan oleh badan pengatur jalan tol. Untuk pengerjaan jalan tol sepanjang 30 kilo meter ini, PT Waskita Karya Tbk akan menginvestasikan dana sampai dengan Rp 4,3 triliun.
Guna mendukung transportasi barang dari dan menuju pelabuhan Tanjung Perak, nantinya akan dibuat jalan memotong di wilayah-wilayah tertentu yang difungsikan agar bisa memperpendek jalur.
Dengan pembangunan ini dapat membuat biaya angkut barang tidak terlalu mahal serta dari sisi pembebasan lahan yang selama ini selalu menjadi kendala pembangunan infrastruktur bisa lebih ditekan.
Sumber :
http://m.suarasurabaya.net/kelanakota/detail.php?id=80hqv4m3lifrtnt956r6ibcgs12015148794
http://surabayanews.co.id/2014/08/26/3897/jawa-timur-akan-segera-bangun-tol-legundi-bunder.html
Wednesday, January 28, 2015
Sebab Jalan Sidoarjo Rusak
Meningkatnya jalan rusak di Kabupaten Sidoarjo, menurut Sigit Setyawan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, disebabkan berbagai faktor diantaranya :
1. Pertumbuhan kawasan industri yang tidak didukung infrastruktur dan pendukungnya yang memadai.
2. Sejak dioperasikannya Jalan Porong Baru, hampir seluruh kendaraan memilih lewat jalur ini. Dampaknya, jalan-jalan kabupaten yang menjadi penghubung Jalan Porong Baru ke kawasan Gresik, Mojokerto, dan Surabaya kelebihan beban. Jalan kabupaten di Sidoarjo dibangun dengan kapasitas maksimal kendaraan 8 ton, tapi banyak kendaraan dengan berat lebih dari 10 ton melintas di jalan yang dikelola Pemkab Sidoarjo.
3. Sejak 1 Oktober 2014, kendaraan yang melebihi muatan sumbu paling berat 10 ton dilarang melintasi jalan tol Gempol-Perak. Ini mengakibatkan kendaraan berat memilih melintasi jalan-jalan kabupaten yang menghubungkan Sidoarjo dengan Mojokerto-Gresik, dan Surabaya.
4. Pertumbuhan jumlah kendaraan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2013 lalu tercatat hampir 30 persen. Ini tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah panjang jalan yang tidak lebih dari 3 persen pertahunnya.
5.Sistem saluran tepi jalan hanya terdapat di dalam kota Sidoarjo. Sedangkan jalan-jalan kabupaten yang ada di luar perkotaan biasanya digabungkan fungsinya dengan saluran irigasi. Di banyak ruas jalan, bahkan tidak ada saluran tepinya.
6. Pertumbuhan kawasan perumahan di Sidoarjo mengakibatkan bongkar pasang jalan untuk instalasi utilitas (PDAM, listrik, telepon, dll) mengakibatkan jalan-jalan yang sudah diperbaiki mudah rusak.
7. Anggaran pemeliharaan jalan tahun ini hanya Rp13 miliar. Padahal anggaran ini idealnya Rp100 miliar.
8. Perubahan iklim yang mengakibatkan hujan dengan curah tinggi mengakibatkan aspal mudah terkelupas. Genangan air di aspal ditambah kendaraan melebihi kapasitas beban jalan mengakibatkan umur teknis jalan yang harusnya 5 tahun, menyusut jadi 2 tahun saja.
Sumber :
http://m.suarasurabaya.net
Sunday, January 18, 2015
Santri dan Kiai Palsu Gendam Warga Sidokare
AKP Ayub Kasat Reskrim Polres Sidoarjo mengatakan kronologi kejadiannya pelaku berangkat dari rumahnya di Entalsewu Buduran sekitar pukul 07.00 WIB. Korban mengendarai mobil Avanza hitam dengan nopol L 1336 EV.
AKP Budi Setiono Kasatlantas Polres Sidoarjo mengatakan, seorang pelaku memakai pakaian ala ustadz sedangkan yang lainnya memakai baju ala Kiai.
Anggota Polsek Porong berhasil membekuk 2 pelaku gendam berkedok kiai dan cantrik yakni Roni Asih (34) warga Desa Sambirejo RT 01 RW 01 Kecamatan Rejoso, Pasuruan dan Sudirman (38) warga Dusun Entalsewu RT 13 RW 04 Desa Entalsewu Kecamatan Buduran, Minggu (18/1). Tertangkapnya tersangka ketika mobil Toyota Avanza warna hitam nopol L- 1336- EV yang ditumpanginya, terjebak kemacetan di Jalan Raya Porong.
Awalnya, kedua pelaku mengendarai mobil berkeliling di Perumahan Taman Pinang hingga Perumahan Sukorame untuk mencari sasaran. Sesampai di Perumahan Sidokare, tersangka melihat Djanmi Tumitah (70) warga Perum Sidokare sedang sendirian membersihkan halaman depan rumahnya.
Kemudian, salah satu tersangka yakni Roni turun dari mobil dan menghampiri pensiunan perwira polisi dengan pangkat AKBP yang bertugas di Pusdik Porong itu. Roni pura-pura bertanya rumah Haji Toha yang rumahnya arah Jalan Raya Kecamatan Candi. Setelah terjadi percakapan, tiba-tiba Djanmi diajak masuk ke mobil untuk menemui Sudirman yang berpura-pura menjadi kiai sedang menunggu di dalam mobil. Saat didalam mobil, korban didoakan oleh Sudirman segera naik Haji dan sehat wal afiat. Korban kemudian disuruh kedua pelaku untuk melepas dua cicin dan sepasang anting-anting emas dan ditaruh di kotak sabun.
Djanmi menurut saja ketika disuruh turun dari mobil untuk membeli sabun. Tak lama korban turun dari mobil membeli sabun dan menyerahkannya. Lalu, sabun diserahkan ke korban dan pelaku kabur.
Setelah sadar menjadi korban gendam, Djanmi berteriak minta tolong pada warga setempat. Tetapi kedua pelaku sudah terburu kabur dan berhasil lolos dari kejaran massa. Dengan modal mengenali plat nomor mobil yang ditumpangi para pelaku, akhirnya korban melaporkan kejadian tersebut ke salah satu anggota polisi hingga akhirnya informasi itu disebar ke anggota lainnya lewat HT dan dilakukan pengejaran. Akhirnya, pelaku berhasil ditangkap di kawasan Porong.
Kapolsek Porong Kompol Mujiono melalui Kanit Reskrim Polsek Porong, AKP Bambang Setiadi pada BangsaOnline membenarkan tertangkapnya pelaku gendam saat melintasi Jalan Raya Porong.Tepatnya di perlimaan depan Poslantas arah Surabaya-Malang sebelah Pertokoan Sri Ratu lingkungan Pesawahan Kelurahan Porong.
“Setelah mendapatkan informasi ada pelaku kejahatan membawa mobil hitam ke arah selatan Porong, petugas kemudian melakukan pengejaran. Pada waktu bersamaan mobil yang ditumpangi para pelaku terjebak macet. Memang penangkapan tersangka tidak gampang. Karena satu tersangka yakni Roni lebih dulu ditangkap. Sedangkan tersangka Sudirman lari kearah timur. Untungnya dalam aksi kejar-kejaran ini, kedua pelaku berhasil ditangkap dan tidak dihakimi massa. Sebab kondisi jalan raya padat arus lalu lintasnya dan banyak warga sedang melakukan aktifitas,” jelasnya.
Untuk menghindari amukan massa, pelaku langsung dikirim ke Polres Sidoarjo sambil menunggu proses hukum lebih lanjut. Sedangkan dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa 1 unit mobil Toyota Avanza warna hitam, 2 cincin dan sepasang anting-anting emas, 1 handpone blackberry, 1 handpone nokia, 1 keris ukuran 40 centimeter dibungkus kain putih, tali jimat, dompet, 1 buah kitab stambul, seperangkat baju muslim, dan songkok warna putih.
Tersangka Roni dihadapan penyidik mengakui sebelumnya bersama Sudirman usai bersilaturrahmi ke pondok pesantren di daerah Kediri. Setelah itu, timbul niat jahatnya ketika melintasi Jalan Raya Perum Taman Pinang.
“Ada ibu-ibu sendirian sedang menyapu halaman rumahnya. Kemudian saya datangi dan bertanya arah Jalan Raya Candi rumah Haji Toha. Lalu, ibu-ibu itu saya ajak ke kiai yang sedang menunggu didalam mobil dan didoakan agar cepat naik haji serta sehat wal-afiat. Kemudian, ibu-ibu itu melepas perhiasannya dan saya suruh turun untuk membeli sabun. Kemudian, ibu itu sadar, berteriak minta tolong dan saya langsung tancap gas untuk kabur,” ungkapnya.
Sumber :
http://www.bangsaonline.com
http://m.suarasurabaya.net
Monday, January 12, 2015
Colour Run 2015
Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Sidoarjo menggelar acara lari bersama atau Colour Run 2015, Minggu (11/1/2015) Dalam rangka turut memperingati Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo ke 156.
Acara yang bertajuk Hey! Run! Sidoarjo ini, dilaksanakan pada Minggu (11/1/2015) sekitar pukul 06.00 pagi.
Dikemas dalam lari fun mengelilingi kota sidoarjo sepanjang 5 km, peserta mengelilingi rute start Gor Sidoarjo-jl. Pahlawan-jl achmad yani – alun-alun sidoarjo-pertigaan pucang belok kiri -jl. Pagerwojo-jl. GOR Delta-kembali ke GOR Delta. Dengan total jumlah jumlah peserta mencapai 3.000 - 4.000 orang yg sebagian besar peserta adalah para siswa SMA / SMP dan mahasiswa, turut menyemarakkan acara ini.
“Event seperti ini secara tidak langsung membuat masyarakat lebih sehat, sekaligus menjadi tempat bagi KNPI untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Sidoarjo,” kata Ari Suryono di sela-sela acara.
Diharapkan acara seperti ini bisa merangkul semua lapisan masyarakat, terutama para pemuda agar lebih sehat, baik secara jasmani maupun rohani.
Dentuman musik disko menggoyang ribuan peserta Colour Run Sidoarjo yang dipusatkan di area parkir tumor GOR Sidoarjo.
Sambil berjingkrak ria, taburan aneka warna tepung menghiasi Party Colour Run Sidoarjo, Minggu (11/1/2015).
Meski debu aneka warna terus ditebar oleh sesama peserta serta lemparan dari panitia, tak satu pun peserta yang menghindar.
Justru mereka bangga dengan kaos putih yang dikenakan, rambut dan wajah penuh warna.
Malah banyak peserta yang menebarkan sendiri tepung warna biru dan kuning serta pink ke tubuhnya sendiri.
“Dah penuh warna kan,” ujar Tita kepada temannya. Hampir seluruh peserta mengabadikan tubuhnya penuh warna dengan foto selfie.
Pelepasan colour fun dari GOR dilakukan Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah dan Ketua DPRD Sidoarjo H Sulamul Hadi Nurmawan.
Selama lari, peserta sudah dilempar dengan tepung warna oleh panitia. Ketika tubuh peserta dilempar tidak ada yang menghindari. Justru mereka memperlambat larinya agar dilempar lagi.
Menginjak pukul 09.00 WIB dan peserta sudah merampungkan lari 5 km, seluruh peserta diwajibkan kumpul di depan panggung. Dua DJ dari Tripleks dan Princes Joana yang memanaskan suasana.
Begitu DJ Tripleks tampil, ribuan kawula muda langsung berjingkrak sambil melempar tepung.
Suasana pun menjadi riuh tatkala panitia melempar dan member tepung yang sudah dipersiapkan. Peserta yang umumnya Anak Baru Gede (ABG) dari SMP, SMA dan mahasiswa dengan tubuh penuh warna terus mengangkat tanganya. “Gila banget acaranya,” teriak peserta cewek sembari berjingkrak.
Shelly, Wakil Ketua Pelakana HEY ! RUN SIDOARJO, mengaku bangga dengan terselenggaranya acara colour fun dengan baik.
“Peserta sangat menikmati apa yang kami suguhkan. Buktinya mereka larut dalam kegembiraan,” tutur Shelly.
Ari yang juga sebagai Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama Pemkab Sidoarjo, acara colour fun dan dilanjut party colour semata-mata untuk memberi wadah kepada kawula muda. Selain mengajak sehat (peserta lari pagi) dan kesenangannya juga tersalurkan.
“Acara ini pertama kali kami gelar dan alhamdulillah sukses,” terangnya.
Sumber :
http://www.beritasidoarjo.com
http://kabarsidoarjo.com
http://www.tribunnews.com
Related Posts
-
Perajin Ecoprint Sidoarjo, Orderan Luar Pulau, Aktif di Medsos 27 August 2021 05:39 AM Pantang menyerah menjadi modal Nazida Majid untuk ber...
-
Sidoarjo Town Square Pada awal berdiri, mall ini bernama Sidoarjo Town Square (Sitos), namun seiring berjalannya waktu, nama mall ini beru...
-
Pada tahun 1019 – 1042 Kerajaan Jawa Timur diperintah oleh seorang Putera dari hasil perkawinan antara Puteri Mahandradata dengan Udayana...
-
1. Kecamatan Balongbendo Desa/Kelurahan Bakalan Wringinpitu : Kode Pos 61263 Desa/Kelurahan Bakung Pringgodani : Kode Pos 61263 Des...