Monday, June 28, 2021

Sepeda Polygon asal Sidoarjo

Sepeda Polygon, dari Sidoarjo hingga ke 33 Negara di Dunia

29 JUNI 2021 09.00 WIB • 6 MENIT


Pandemi COVID -19 yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun telah menyebabkan perubahan terhadap bisnis dan pola hidup masyarakat. Salah satu tren yang timbul akibat new normal ini adalah minat masyarakat untuk bersepada.

Hal ini menjadi peluang untuk produsen sepeda di Indonesia untuk mengembangkan bisnis baik secara domestik maupun internasional. Salah satunya PT Insera Sena atau lebih dikenal dengan produk sepeda merek Polygon.

Sering dianggap perusahaan dari luar negeri, ternyata Polygon sebuah perusahaan sepeda lokal yang berbasis di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1989 dengan luas 30.000 m² dengan luas bangunan sebesar 18.000 m².

PT. Insera Sena didirikan oleh Seojanto Widjaja yang lulus dari Teknik Industri ITB pada tahun 1987. Sosok yang akrab dipanggil Yanto itu membangun PT. Insera Sena karena ingin meneruskan usaha keluarganya yang menekuni pekerjaan dalam distribusi sepeda sejak lama.

Insera adalah kepanjangan dari “Industri Sepeda Surabaya”, sementara Sena adalah nama dari sosok wayang yang cukup terkenal di Jawa Timur yang menggambarkan kekuatan. Perusahaan sepeda ini memiliki visi untuk menjadi merek sepeda yang berkualitas global dan siap bersaing di pasar internasional.

"Berawal dari sebuah perusahaan kecil yang berorientasi untuk memproduksi sepeda khusus untuk ekspor, 10 tahun pertama adalah proses pembelajaran dan fokus Polygon untuk persiapan pengembangan brand secara mandiri," mengutip dari situs resmi Polygon.

Perusahaan ini juga memproduksi berbagai macam jenis sepeda, seperti varian city bikes, trekking, MTB (Mountain Bike), full suspension, hard-trail bikes, downhill, BMX, dan lain-lain. Presentase produksi secara keseluruhan adalah 65 persen untuk sepeda MTB, 30 persen untuk trekking, dan 5 persen untuk jenis sepeda lainnya.

Sejak awal Insera Sena sudah dirancang sebagai industri yang memproduksi sepeda berkualitas dunia. Awal produksinya sebagian besar adalah untuk ekspor. Rencana jangka panjangnya yakni 50 persen untuk pasar ekspor dan 50 persen untuk pasar lokal.

Insera Sena pada mulanya memproduksi sepeda berdasarkan pesanan merek-merek terkenal dari luar negeri, masih belum menggunakan merek sendiri. Namun inisiatif untuk memproduksi sepeda lokal dengan merek Polygon kemudian muncul sejak awal 1990.

Meski begitu, jenama/merek Polygon saat itu belum dipromosikan secara serius, karena perhatian masih diarahkan pada peningkatan kualitas, yang salah satu caranya adalah dengan banyak menerima order dari luar negeri. Hingga pada tahun 1994, akhirnya mereka mengibarkan merek Polygon secara utuh.

Bukan perkara mudah memang memasarkan sepeda di tengah kondisi krisis ekonomi pada 1997. Hampir seluruh pelosok negeri disambangi untuk mencari mitra yang mau jadi dealer penjualan Polygon. Banyak yang menolak, tetapi ada juga yang mau diajak kerja sama.

"Bayangkan waktu itu tahun 1999, sepeda Polygon dibanderol Rp500 ribu per unit. Sementara sepeda yang sudah ada paling mahal Rp200 ribu,” ungkap Ronny Liyanto, Direktur Dispoly Indonesia, anak perusahaan Insera yang khusus memasarkan Polygon.

Pada saat itulah Soejanto bersama seorang rekannya ketika itu mendirikan toko sepeda bernuansa modern dengan nama Rodalink. Pada tahun krisis itu, Insera Sena yang dipimpinnya mulai merakit jaringan pemasarannya sendiri.

Rodalink dirintis sebagai toko dengan konsen onestop shopping. Dimana toko tersebut tidak hanya menawarkan sepeda Polygon, melainkan juga sepeda dari berbagai merek kelas dunia beserta aksesorinya.

Hingga pada tahun 2000 tercatat ada 24 gerai Rodalink, dan pada 2001-2002 Rodalink merambah ke negeri jiran, Singapura dan Malaysia.

Keberhasilan Polygon menembus pasar dalam dan luar negeri antara lain karena konsistensinya dalam produksi. Sejak awal Polygon, memang dibuat sebagai produk gaya hidup, bukan sekadar alat transportasi.

Polygon memulai dengan mengambil target pasar dari segmen atas lebih dulu. Dengan strategi itu, diharapkan pasar yang ada di bawahnya akan ikut terbawa. Awalnya, strategi ini tidak berjalan dengan baik. Karena, sulit menemukan dealer dan pedagang yang mau menjualnya. Hal ini dapat dimaklumi karena harga Polygon tergolong mahal.

Tapi seiring meningkatnya penjualan Polygon, satu per satu dealer bersedia untuk menjual Polygon. Meskipun demikian, Insera Sena tetap menjaga citra eksklusifnya, yaitu dengan membatasi jumlah dealer. Memang hanya mitra yang memenuhi syarat yang bisa menjadi dealer, tentunya dengan memerhatikan zona wilayahnya.

Selain itu, Polygon pun masuk ke berbagai komunitas, seperti Bike to Work dengan mensponsori acara yang dilakukan oleh komunitas independen itu. Strategi ini dianggap cukup ampuh karena melihat produk Polygon yang begitu mahal. Tapi dengan adanya komunitas, produk mereka akan terjual layaknya kacang goreng.

Polygon juga berusaha untuk menjadi trend-setter dalam meluncurkan lini produk baru seperti sepeda hibrid atau sepeda tandem. Dengan menjadi yang pertama kemungkinan besar Insera Sena bisa lebih memimpin.

Sekarang, di berbagai daerah mulai banyak gerakan bersepeda. Seperti gerakan sepeda kampus, Bike to Work, atau Fun Bike. Pangsa pasar Polygon untuk segmen sepeda bermerek buatan dalam negeri pun terus meningkat. Sekarang, Polygon menguasai 70-80 persen pasar segmen itu.

Seiring perjalanan waktu, 90 persen produk Polygon kemudian diekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Ada pun sisanya sebesar 10 persen untuk konsumen dalam negeri.

Dengan mengedepankan otentisitas, originalitas dan kualitas, Polygon telah terdistribusi di 500 gerai yang tersebar di berbagai belahan dunia, dan terdistribusi hingga 33 negara.

Pademi Covid-19 yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020, ternyata menghasilkan dampak yang positif bagi industri sepeda di dalam negeri. Hal ini yang telah dirasakan nyata oleh jenama Polygon, setelah membukukan catatan kenaikan permintaan sepeda sejak pertengahan April 2020 lalu.

Namun demikian, lonjakannya memang baru terlihat setelah pemerintah mulai melakukan pelonggaran PSBB. Hal ini disebabkan oleh rasa bosan yang didapat oleh sebagian masyarakat akibat berkurangnya aktivitas di luar rumah.

Terlebih, penerapan new normal juga menciptakan kebutuhan baru akan moda transportasi alternatif yang aman digunakan. Kenaikan permintaan sepeda tidak hanya terpusat di kota-kota besar besar saja, namun juga terjadi secara cukup merata di kota-kota kecil.

"Dari beberapa laporan dealer ada yang melonjak 200 persen, ada yang 100 persen, ada yang 50 persen, jadi sangat bervariasi,” tutur Brand Director PT Insera Sena William Gozali yang dikutip dari Kontan.

Namun demikian, peningkatan penjualan sepeda Polygon hanya terjadi sebulan, di bulan Juli 2020 penjualan drastis menurun.Ternyata perubahan grafik yang drastis akibat ulah spekulan yang memborong sepeda lalu menjual dengan harga tinggi di bulan itu, dan jadi biang kerok tren pasar yang tidak terukur oleh Polygon.

Di saat jumlah pengguna sepeda meningkat pesat, stok pasar tidak dapat mengimbangi tingginya permintaan. Akhirnya sempat terjadi kejar-mengejar antara jumlah pengguna sepeda yang meningkat, dan stok pasar yang terhambat.

Diperkirakan lonjakan permintaan sepeda Polygon dari pasar global sebesar 30 persen, dan dari pasar lokal sebesar 10 persen. Selain itu, hambatan utama yang dihadapi Polygon adalah pasokan komponen dari sejumlah negara, utamanya China.

Sebagai gambaran saja, satu sepeda membutuhkan 100 lebih onderdil, jika satu saja tidak didapatkan, maka sepeda tidak terproduksi.

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Polygon agar tetap bisa bertahan dalam masa pandemi. Salah satunya adalah berupaya menjaga harga produk agar tetap stabil di tengah kondisi permintaan yang naik dan turun.

"Sekarang masih masuk Juni kami belum bisa prediksi untuk tahun ini. Namun, untuk harga sendiri Polygon tidak melakukan penurunan harga dan kami masih tetap menjaga supaya ini bisa terus stabil," kata juru bicara perusahaan kepada Bisnis, Senin (7/6/2021).

Selain itu Polygon, juga fokus dalam pengembangan sepeda gunung atau Mountain Bike yang dianggap paling diminati. Pada tahun lalu, Polygon mencoba kembali bertarung di segmen ini dengan meluncurkan produk baru Siskiu T8.

Menurut MarketWatch, pasar sepeda gunung global bernilai jutaan dolar pada 2018 dan akan mencapai miliaran dolar pada akhir 2025. Assistant Head of Global Marketing Communications Polygon Bikes, Yunike Maris, menjelaskan bahwa permintaan sepeda gunung terus tumbuh konsisten.

Meski banyak jenama lokal maupun global bermain di segmen ini, Polygon mengklaim masih menjadi pemimpin pasar sepeda gunung di dalam negeri. Saat ini, Polygon memiliki fasilitas pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur dengan kapasitas 700.000 unit sepeda tahun. Fasilitas ini diklaim sebagai pabrik sepeda terbesar di dunia dengan teknologi canggih di seluruh lini produksi.


Sumber :

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/06/29/sepeda-polygon-dari-sidoarjo-hingga-ke-33-negara-di-dunia

Thursday, June 24, 2021

Kantongi Ratusan Juta dari Porang

Pensiun Dini dari TNI, Pria Ini Kantongi Ratusan Juta dari Porang

Jumat, 25 Jun 2021 07:11 WIB

Pertanian porang ternyata sangat menjanjikan untuk menghasilkan pundi-pundi uang. Jenis umbi-umbian itu juga sudah menembus ekspor ke Jepang hingga China.

Seorang Petani Porang asal Sidoarjo, Jawa Timur bernama Eko Purwanto mengaku dirinya bisa menghasilkan Rp 560-800 juta untuk satu hektare lahan. Dia pun mengaku pertanian porang ini tidak terdampak pandemi saat banyak bisnis lain merugi karena pandemi COVID-19.

Sebelum menjadi petani porang, dirinya tergabung di TNI Angkatan Laut (AL) sejak 1996 hingga 2017. Pada 2017 dia memutuskan untuk pensiun dini setelah 20 tahun di TNI dan langsung serius menggeluti pertanian porang.

"Jadi ceritanya dulu saya bergabung di TNI, namun setelah menggeluti dunia pertanian saya memilih untuk mengundurkan diri secara terhormat, setelah itu serius bertani porang. Jadi sudah ada pengalaman angkat senjata, sekarang angkat pacul," jelasnya, kepada detikcom.

Ketertarikannya pada dunia pertanian sudah ada sejak setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu dia berkeinginan untuk masuk sekolah pertanian, namun dirinya dianjurkan oleh orang tuanya untuk sekolah olahraga, lalu berlanjut kuliah S1 jurusan olahraga di salah satu universitas di Semarang. Dia juga mengambil S2 jurusan Sosial Politik di Universitas Gadjah Mada.

"Setelah itu saya jadi senang olahraga, jadi kuliah olahraga di Semarang. Kemudian untuk S2 Sosial Politik di UGM karena tuntutan menjadi TNI," jelasnya.

Keseriusan Eko terhadap dunia pertanian ternyata saat dirinya bertugas pada 1999 di pulau terluar dan tidak ada penduduk. Eko mengungkap saat itu dirinya mulai menggeluti pertanian yang juga digunakan untuk bertahan hidup saat bertugas.

"Saat itu saya mulai menggeluti dunia pertanian, mulai dari menanam bibit jagung, cabai, sayur, tomat, dan lainnya yang kita manfaatkan lahan di sekitar pos," katanya.

Eko bercerita mulai merintis pertanian porang di tahun 2017, saat itu modal awal yang digunakan Rp 10 juta untuk satu hektare tahan dengan harga bibit hanya Rp 4.000 per kilogram (kg). Belum banyak karyawan yang dimiliki Eko saat itu hanya dibantu oleh keluarga terdekat. Pada awal budi daya porang, omzet yang didapat Eko sudah cukup menakjubkan. Sekali panen untuk satu hektar lahan sebesar Rp 360 juta.

"Pada waktu itu awal Rp 10 juta bisa dapet 80 ton porang jika dikali Rp 4.000 berarti Rp 360 juta untuk omzet awal. Karyawan ya keluarga terdekat saja pada waktu itu," terangnya.

Kini pertanian dan budi daya porang milik Eko sudah meluas. Dirinya mengungkap pertanian porangnya di Sidoarjo, Jawa Timur memiliki jumlah karyawan sekitar 50 orang, 20 orang pertani dan sisanya di bagian marketing dan operasional. Lahan yang dimilikinya sekarang, sekitar 50 hektare.

Dia juga memiliki cabang pertanian, di Garut, Jawa Barat dengan luas pertanian 50 hektare dan di Banyumas, Jawa Tengah dengan lahan 50 hektare. Masing-masing cabang itu juga disebut terdapat 50 karyawan, sudah termasuk petani.

"Punya cabang di Jawa Tengah, Banyumas. Karena permintaan tinggi saya buka cabang dengan adik saya di Jawa Barat di daerah Garut," tuturnya.

Modal yang keluarkan saat ini juga telah meningkat. Eko menyebut sekarang modalnya bisa sekitar Rp 200 juta per satu hektare lahan. Modal itu termasuk modal tenaga kerja, olah lahan, pemupukan.

Omzet yang didapat Eko bisa lebih dari Rp 800 juta per hektar untuk satu kali panen. Namun, Eko menjelaskan omzet itu tidak sekaligus dia dapatkan, untuk mencapai itu, menunggu dalam jangka waktu tiga tahun.

"Rp 800 juta dalam tiga tahun itu jika harga hasil porang dijual seharga Rp 10.000 per kilonya. Tahun lalu kita pernah mencapai Rp 1 miliar, kalau hasil umbinya 3-4 kg dan dikalikan Rp 10.000 pada 2019 kemarin pas awal pandemi,"jelasnya.

Eko menjelaskan untuk waktu panen porang ini tergantung bibit yang digunakan, ada yang gunakan. Ada pun bibit yang digunakan, yakni bibit umbi mini atau sedang bisa satu tahun panen, umbi katak mini 2-3 tahun panen, dan bibit spora 4-5 tahun panen.

Hasil budi dayanya, Eko bekerja sama dengan beberapa pabrik untuk diekspor ke China hingga Jepang. Tidak hanya dalam bentuk bahan baku, pabrik-pabrik yang bekerja sama dengan Eko juga mengolah porang menjadi beberapa makanan siap saji hingga minuman, ada Nasi Shirataki, Mie Basah, Minuman diet, Spaghetti, hingga latte. Produk itu semua juga diekspor ke luar negeri.

Selama pandemi, Eko menyebut pertanian porang tidak terimbas sama sekali. Bahkan untuk penjualan bibit porang sendiri telah melonjak 200% pada tahun lalu, Eko memperkirakan tahun bisa lebih dari itu.

Eko menyebut banyak pengusaha yang juga akhirnya banting setir ke pertanian porang karena pandemi. Dia mengungkap semua teman-temannya dari pengusaha pariwisata, perhotelan, pengusaha konveksi hingga pengusaha burung walet juga banyak yang menghubunginya untuk belajar budidaya porang.

"Setelah pandemi ini mulai meledak, alhamdulillah kita nggak kena imbas sama sekali, semua teman di bisnis pariwisata, perhotelan, pengusaha konveksi yang terimbas pandemi beralih ke porang. Bahkan ada yang mau buat pabrik," terangnya.

Eko mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar budidaya porang. Dia mengatakan akan dibimbing dari awal penanaman sampai panen, untuk hasilnya juga diperbolehkan untuk dijual ke Eko. Jika ingin belajar Eko terbuka jika ingin datang langsung atau secara virtual melalui video call.

Adapun modal yang bisa disiapkan jika ingin membudi daya porang, Eko mengungkap tergantung bibit yang dipilih. Ia menjelaskan bibit porang ada berbagai macam, yakni bibit umbi mini minimal modal per hektare Rp 90-100 juta, katak sedang ke besar Rp 60-70 juta, katak mini Rp 35 juta, dan bibit spora hanya Rp 10 juta.

"Tetapi modal bibit itu belum dengan pupuk dan olah lahan, kalau pakai bibit yang Rp 90 juta jika digabungkan dengan pupuk dan olah lahan hingga operasional, modalnya bisa mencapai Rp 200 jutaan," jelasnya.

Meski Eko memutuskan untuk pensiun dini dari TNI lima tahun lalu, dia tidak merasa rasa nasionalismenya berkurang terhadap Indonesia. Karena dengan bisnis ini Eko tetap bisa membantu negara dengan menciptakan lapangan kerja tentu akan mengurangi pengangguran.

"Bela negara saya ini dengan cara saya sendiri tidak harus angkat senjata. Bedanya bela negara saya di dunia pertanian," terangnya.

Saat ini Eko berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih terhadap ekspor bibit. Dia mengungkap saat ini yang menjadi saingan Indonesia dalam budidaya porang adalah Vietnam dan Thailand. Menurutnya jika ekspor bibit porang tidak segera dilarang, Indonesia bisa kalah saing dan stok bibit jadi langka.

"Pemerintah harus ikut terjun langsung untuk pelarangan ekspor bibit porang. Sekarang ini hanya di Jawa Timur, sudah dilarang oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di daerah lain belum. Pemerintah pusat harus terjun langsung," tutup Eko.


Sumber :

https://finance.detik.com/solusiukm/d-5619278/pensiun-dini-dari-tni-pria-ini-kantongi-ratusan-juta-dari-porang?single=1

Tuesday, June 8, 2021

Pemkab Sidoarjo Segera Bongkar Bangunan di Lahan Frontage

Beri Waktu Sebulan, Pemkab Sidoarjo Segera Bongkar Bangunan di Lahan Frontage

Rabu, 9 Juni 2021

Melalui Surat Perintah Pembongkaran Bangunan nomor 000/4594/438.5.3/2021, Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo meminta warga membongkar bangunan yang masih berdiri di atas lahan untuk frontage road.

Dalam surat tertanggal 8 Juni 2021 itu, terlampir 148 nama warga pemilik tanah dan persil yang diminta membongkar bangunannya maksimal 30 hari setelah mereka menerima surat perintah itu.

Selain nama warga atau perusahaan, di lampiran itu juga termuat lokasi desa tempat persil berada. Baik di Desa Tebel, Gedangan, Kedungrejo, Sawotratap, Waru, Sruni, Buduran, dan Banjarkemantren.

Sebagaimana pesan surat itu, perintah pembongkaran itu berhubungan akan dimulainya pengerjaan pembangunan Frontage Road Sidoarjo yang terbentang dari Waru sampai Buduran.

“Sehubungan akan dimulainya pembangunan Frontage Road Waru-Buduran dan biaya pembebasan tanah dan bangunan yang sudah saudara terima, maka saudara diperintahkan segera membongkar bangunan tersebut,” demikian bunyi surat itu.

Pada paragraf selanjutnya ditegaskan, kalau sampai 30 hari warga yang namanya tertera di lampiran surat belum membongkar bangunan itu, Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo akan mengerahkan alat berat.

Sigit Setyawan Kepala Dinas PU BMSDA Sidoarjo menjelaskan, 148 nama yang ada di di lampiran surat itu adalah warga yang tanahnya sudah dibeli dan uangnya sudah dibayarkan oleh Pemkab Sidoarjo sejak 2016 sampai 2020 lalu.

“Jadi sejak 2016 Pemkab Sidoarjo sudah melakukan pembebasan tanah (untuk frontage road). Pembangunan fisiknya memang baru dimulai 2018, terus 2019 kecil, 2020 kemarin juga kecil,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Selasa (8/6/2021).

Surat perintah pembongkaran bangunan yang ditandatangani Bupati Sidoarjo itu dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan Frontage Road, termasuk pembebasan lahan yang sudah dibayar.

“Maksudnya Pak Bupati, dipercepat itu termasuk tanah warga yang sudah dibebaskan kami minta dibongkar supaya progresnya kelihatan. Jadi pembangunan fisiknya juga bisa cepat,” kata Sigit.

Sebenarnya, kata Sigit, Pemkab Sidoarjo sudah memberikan kesempatan bagi warga yang tanahnya sudah dibeli 2016 silam untuk membongkar sendiri bangunannya setidaknya dua sampai tiga bulan setelah mereka menerima pembayaran.

“Artinya, warga (sudah) diberi kesempatan (membongkar) 3 bulan setelah pembayaran. Jadi karena ini ada yang sudah dibayar 2016 lalu, berarti sudah lima tahun, ya. Wajar lah apa yang kami minta ini,” katanya.

Sigit mengatakan, upaya pembebasan bangunan dari tanah yang hak miliknya sudah berpindah ke Pemkab Sidoarjo ini akan dilakukan seiring persiapan pembangunan fisik frontage tahun ini.

Namun, 148 persil yang hendak dibebaskan itu bukan termasuk lahan frontage yang fisiknya akan dikerjakan tahun ini, melainkan untuk lahan frontage yang akan dikerjakan 2022 mendatang.


Sumber :

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/beri-waktu-sebulan-pemkab-sidoarjo-segera-bongkar-bangunan-di-lahan-frontage/

Sunday, June 6, 2021

Grand Heaven

Fakta-Fakta Grand Heaven :

1. Rumah Duka ini diberi nama Rumah Duka "Grand Heaven Surabaya", yang beralamat di Jalan Raya Taman Sepanjang, Kelurahan Ketegan, Kecamatan Taman, Sidoarjo yang berlokasi di Waru Interchange sebagai penghubung antara kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Malang. Hal ini membuat Rumah Duka Grand Heaven Surabaya menjadi pilihan tepat bagi keluarga yang tinggal disekitar area Surabaya

2. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya yang baru dibuka tahun 2021 ini memiliki tanah seluas kurang lebih 2 hektar yang meliputi gedung utama rumah duka, lahan parkir outdoor yang luas, taman yang dibentuk sedemikian rupa untuk mendukung program globalisasi dan gedung kantor untuk para karyawan rumah

3. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki konsep arsitektur bernuansa Neo-Classic yang bertujuan untuk membantu setiap keluarga dalam memberi penghormatan tertinggi kepada almarhum/ah. Konsep eksterior Neo-Classic ini memiliki bentuk bangunan yang menyerupai kuil Yunani kuno (Kuil Parthenon). 

4. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki total 60 ruangan duka yang terbagi menjadi :

President Suite Room dengan luas 8×40 meter sebanyak 10 ruangan di lantai 1 dan 10 ruangan lagi di lantai 7. VVIP Room sebanyak 20 ruangan dengan luas 4×25 meter yang terletak di lantai 6.

Suite Room sebanyak 20 ruangan dengan luas luas 4×19 meter yang juga terletak di lantai 6 bersamaan dengan VVIP Room. Harganya berkisar 25-70 juta/paket

5. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya juga memiliki ruang istirahat untuk keluarga. Ruang istirahat ini memiliki standar fasilitas bintang 5 yang didalamnya terdapat living room yang dilengkapi sofabed serta televisi dengan layar full HD, ruang makan yang cukup untuk keluarga dan kamar mandi eksklusif yang dilengkapi dengan bathub dan shower.

6. Rumah Duka Grand Heaven ini menjadi terbesar di Jawa Timur. dan merupakan ekspansi dari Grand Heaven yang ada di Jakarta, Grand Heaven yang di Jakarta merupakan satu-satunya terbesar di Indonesia

https://www.facebook.com/lovesuroboyo/


Penampakan Rumah Duka Grand Heaven Surabaya yang Viral, Ada Restoran Mewah dan Kamar Presiden Suite

Selasa, 11 Mei 2021 13:59

Baru-baru ini netizen dibuat heboh dengan video rumah duka yang mirip hotel mewah. Video itu memperlihatkan bagunan Grand Heaven di malam hari. Terlihat tulisan Grand Heaven yang berwarna biru yang yang cukup besar. Sedangkan bangunan itu nampak berdiri tinggi dengan arsitektur mirip hotel mewah.

Nampak seluruh bangunan dicat warna putih dengan arsitektur mewah. Sehingga tak nampak mirip rumah duka. Rumah duka ini juga memiliki restoran mewah seperti di hotel. Bahkan tempat ini memiliki kamar tipe presient suite yang dibandrol Rp 100 juta per malamnya. 

Harga tersebut sesuai dengan fasilits yang diberikan. Mulai dari tempat tidur mewah, sofa, ruang makan hingga toilet super mewah yang bisa digunakan bagi keluarga penunggu.

Ada beberapa tipe kamar yag ditawarkan dengan harga berbeda-beda. Mulai dari Bronze sehraga Rp 29,5 juta. Silver Rp 35,9 juta dan paling mahal Titanium Rp 69 juta. Harga tersebut meliputi peti duka, 3 hari ruang duka, snack dan juga treatment lainnya.

https://jateng.tribunnews.com/2021/05/11/penampakan-rumah-duka-grand-heaven-surabaya-yang-viral-ada-restoran-mewah-dan-kamar-presiden-suite?page=all.


Yuk Simak Informasi Rumah Duka Terbesar di Surabaya Berikut Ini

Heaven.co.id/news, Jakarta – Rumah duka yang rampung dan siap beroperasi pada tahun 2021 ini adalah rumah duka yang telah memiliki pengalaman selama 41 tahun dalam membantu keluarga yang berduka di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan nama Rumah Duka Heaven (Heaven Funeral Home).

Sesuai dengan visi dan misi Rumah Duka Heaven (Heaven Funeral Home), yaitu memberikan solusi pelayanan kedukaan berdasarkan kepedulian terhadap sesama tanpa membedakan suku dan agama. Maka Rumah Duka Heaven (Heaven Funeral Home) mulai melakukan ekspansi ke kota lain yaitu kota Surabaya.

Rumah Duka ini diberi nama Rumah Duka Grand Heaven Surabaya, yang beralamat di Jalan Raya Taman Sepanjang, RT.013/RW.03, Kelurahan Ketegan, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo yang berlokasi di Waru Interchange sebagai penghubung antara kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Malang. Hal ini membuat Rumah Duka Grand Heaven Surabaya menjadi pilihan tepat bagi keluarga yang tinggal disekitar area Surabaya.

Berikut adalah informasi yang perlu kita ketahui mengenai Rumah Duka Grand Heaven Surabaya :

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki tanah seluas kurang lebih 2 hektar yang meliputi gedung utama rumah duka, lahan parkir outdoor yang luas, taman yang dibentuk sedemikian rupa untuk mendukung program globalisasi dan gedung kantor untuk para karyawan rumah duka.

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki konsep arsitektur bernuansa Neo-Classic yang bertujuan untuk membantu setiap keluarga dalam memberi penghormatan tertinggi kepada almarhum/ah. Konsep eksterior Neo-Classic ini memiliki bentuk bangunan yang menyerupai kuil Yunani kuno (Kuil Parthenon). Pada bagian pintu masuk gedung, setiap tamu akan melihat keindahan dome (kubah) yang dikelilingi patung “Nike Goddess” sebagai dewi kemenangan.

Pada bagian interior, Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memilih konsep Neo-Classic modern, dimana konsep ini menampilkan furnitur-furnitur klasik yang tertata rapih dalam mengisi setiap ruangan, sehingga membuat setiap keluarga yang sedang berduka bisa merasa lebih nyaman dan tenang dalam menjalani proses kedukaan. Dengan sentuhan marmer italia di seluruh lantai ruangan gedung juga menambahkan kesan modern pada bagian interiornya.

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki total 60 ruangan duka yang terbagi menjadi :

President Suite Room dengan luas 8×40 meter sebanyak 10 ruangan di lantai 1 dan 10 ruangan lagi di lantai 7.

VVIP Room sebanyak 20 ruangan dengan luas 4×25 meter yang terletak di lantai 6.

Suite Room sebanyak 20 ruangan dengan luas luas 4×19 meter yang juga terletak di lantai 6 bersamaan dengan VVIP Room.

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya juga memiliki ruang istirahat untuk keluarga. Ruang istirahat ini memiliki standar fasilitas bintang 5 yang didalamnya terdapat living room yang dilengkapi sofabed serta televisi dengan layar full HD, ruang makan yang cukup untuk keluarga dan kamar mandi eksklusif yang dilengkapi dengan bathub dan shower. Fasilitas ini dibuat untuk membantu keluarga merasa nyaman ketika beristirahat dari lelahnya fisik maupun psikologi akibat kehilangan orang yang dicintai.

Dengan fasilitas terlengkap dan pengalaman selama 41 tahun dalam melayani proses kedukaan, Rumah Duka Grand Heaven Surabaya bukan hanya memberi pelayanan yang baik, namun dengan turut merasakan apa yang keluarga sedang rasakan, kami akan memberikan pelayanan terbaik untuk keluarga dengan semangat We Care For Your Loved Ones.

https://heaven.co.id/news/rumah-duka-grand-heaven-surabaya-2/

Tuesday, June 1, 2021

Warga di Sidoarjo Bisa Berobat Gratis Hanya Pakai KTP

Kabar Gembira, Kini Warga di Sidoarjo Sudah Bisa Berobat Gratis Hanya Pakai KTP

Senin, 31 Mei 2021 17:33

Setelah Surabaya, mulai 1 Juni 2021, warga di Sidoarjo juga sudah bisa berobat gratis hanya dengan menunjukkan KTP Sidoarjo. Ini setelah Pemkab Sidoarjo menandatangi kerja sama dengan BPJS Kesehatan Sidoarjo, Senin (31/5/2021).

Kerja sama dalam program Universal Health Coverage (UHC) itu berlaku untuk layanan BPJS kelas tiga.

“Cukup menunjukkan KTP Sidoarjo, bisa langsung dilayani. Biayanya ditanggung Pemkab Sidoarjo,” kata Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor.

Bupati juga menyebutkan, bahwa dengan adanya program ini secara otomatis peserta BPJS kelas tiga di Sidoarjo semuanya gratis.

“Untuk yang nunggak atau punya tanggungan pembayaran, harus dilunasi dulu, baru bisa masuk dalam program ini,” lanjut Gus Muhdlor, panggilan Ahmad Muhdlor.

KTP yang bisa digunakan dalam program ini adalah KTP yang sudah lebih dari enam bulan. Artinya, warga yang baru masuk ke Sidoarjo harus menunggu sampai enam bulan untuk bisa memanfaatkan program ini.

“Bagi warga yang belum punya KTP, bisa menggunakan NIK yang tertera dalam Kartu Keluarga. Sedangkan untuk peserta BPJS kelas 1 dan 2, tetap membayar iuran sendiri. Kecuali yang bersangkutan mau turun di kelas 3, maka akan ikut gratis,” urainya.

Data BPJS Kesehatan Sidoarjo tahun 2021 menyebut, total penduduk Sidoarjo yang sudah terdaftar BPJS Kesehatan sebanyak 1.863.747 jiwa atau 97,06 persen. Dari jumlah itu, peserta JKN-KIS Sidoarjo ada 398.089 jiwa.

Sebanyak 398.089 orang itulah yang sudah tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membayar iuran BPJS Kesehatan. Mulai bulan Juni 2021 iuran BPJS Kesehatan kelas tiga untuk warga tersebut ditanggung oleh Pemkab Sidoarjo.

Menurut Gus Muhdlor, ini merupakan langkah awal. Selanjutnya, Pemkab Sidoarjo berkomitmen dalam upaya perbaikan layanan kesehatan di seluruh fasilitas. Mulai dari RSUD sampai dengan puskesmas–puskesmas dan semua faskes.

Program jaminan kesehatan ini diyakini akan meringankan beban hidup warga Sidoarjo, karena selama ini,mereka setiap bulan harus membayar iuran BPJS Kesehatan kelas III sebesar Rp 35.000 per orang. Bila dalam satu keluarga yang tercatat dalam satu Kartu Keluarga (KK) jumlahnya 4 orang maka harus mengeluarkan Rp 140.000 per bulan.

Deputi Direksi Wilayah Jawa Timur BPJS Kesehatan, I Made Puja Yasa, yang juga hadir dalam penandatanganan kerja sama ini mengaku sangat mengapresiasi langkah Pemkab Sidoarjo yang berkomitmen dalam mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional.

Untuk mendukung dan mensukseskan program UHC di Sidoarjo, I Made Puja menyampaikan, bahwa BPJS Kesehatan saat ini sedang dalam proses melakukan penambahan kerja sama dengan beberapa fasilitas layanan Kesehatan dan juga pengembangan layanan canggih seperti kateterisasi jantung.

Sedangkan untuk peningkatan layanan administrasi dan informasi bagi peserta, BPJS Kesehatan telah menyediakan layanan aplikasi dan kanal–kanal layanan online yang berbasis teknologi seperti Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1500 400, Chat Assistant JKN dan melalui Whatsapp.

“Pemkab Sidoarjo telah menunjukkan komitmennya mewujudkan program JKN-KIS bagi warga Sidoarjo untuk mendapatkan kepastian jaminan kesehatan, tentu kami sangat mengapresiasi program ini,” kata I Made.

Saat ini BPJS Kesehatan cabang Sidoarjo sudah bermitra dengan 159 fasilitas Kesehatan tingkat pratama yang terdiri dari dokter praktek perorangan, klinik dan puskesmas. Sedangkan di tingkat fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan sudah bermitra dengan 18 rumah sakit dan 25 fasilitas Kesehatan penunjang.

“Untuk ruang perawatan peserta JKN sudah tersedia 1.682 tempat tidur pasien. Jumlah tersebut terdiri dari 745 ruang perawatan kelas 3, 513 untuk kelas 2, dan 424 untuk perawatan kelas 1,” sebutnya.


Sumber :

https://surabaya.tribunnews.com/2021/05/31/kabar-gembira-kini-warga-di-sidoarjo-sudah-bisa-berobat-gratis-hanya-pakai-ktp?page=all.

Related Posts