Monday, September 27, 2021

Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jatim

Sejumlah Upaya Pemprov Jatim Wujudkan Ekonomi dan Keuangan Syariah

28 Sep 21 | 10:01

Sejumlah Upaya Pemprov Jatim Wujudkan Ekonomi dan Keuangan SyariahGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat sambutan di Festival Ekonomi Syariah Jawa 2021 di Surabaya. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berupaya mengembangkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Yakni dengan mendukung penguatan industri halal di wilayah setempat.


1. Membangun Kawasan Industri Halal di Sidoarjo

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pembangunan ekosistem industri halal sudah dimulai. Yakni melalui pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) Safe and Lock di Sidoarjo yang telah mendapatkan surat keterangan dari Kemenperin Nomor: 373/KPAAII/X/2020 tanggal 22 Oktober 2020.

Sekarang, telah terjual 21 unit dari target pembangunan 32 unit. Pada Tahun 2022 akan dibangun 38 unit. KIH safe and lock telah berhasil menarik animo investasi dari Amin Bio Group dari Tiongkok dalam membangun kemitraan pabrik gelatin halal di Sidoarjo, sebagai bentuk penguatan branding produk halal.

“Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat memperkuat local halal value chain dengan program kemitraan menggandeng para pelaku UMKM syariah lokal sebagai pemasok bahan baku dari sisi hulu, sekaligus  menarik gravitasi ekonomi syariah dunia ke Indonesia pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya,” ujarnya.


2. Lakukan sertifikasi halal produk UMKM

Tidak hanya itu, Pemprov Jatim juga terus mendorong optimalisasi pengembangan industri halal produk pangan melalui sertifikasi halal bagi produk UMKM, salah satunya industri makanan dan minuman halal. Terlebih, industri ini tumbuh pesat di Indonesia.


Sertifikasi halal ini juga dilakukan untuk Juru Sembelih Halal (Juleha) dari level Rumah Potong Hewan (RPH) sampai pasar tradisional, sesuai dengan peran Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Program tersebut bagian dari implementasi amanah UU Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan JPH.

“Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia (209 juta jiwa) serta konsumsi produk halal terbesar di dunia, namun kontribusi ekspor Indonesia untuk produk halal global masih terbatas. Hal ini disebabkan masih belum meluasnya program sertifikasi produk halal dan belum terpenuhinya standar global serta belum terintegrasinya pengembangan industri halal di Indonesia,” katanya.


3. Bikin program One Pesantren One Product

Gubernur kelahiran Surabaya ini menambahkan, produk halal saat ini sudah menjadi tren dunia, halal juga sudah menjadi gaya hidup global. Bahkan, produk halal sudah ada di dalam persetujuan World Trade Organization (WTO). Selain itu, potensi kebutuhan terhadap produk halal diperkirakan akan mencapai 62 persen di Asia Pasific tahun 2030.

Untuk itu, dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, Khofifah mengatakan perlunya penguatan pemberdayaan ekonomi pesantren. Salah satunya melalui program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren One Pesantren One Product (OPOP).

“Keberadaan lebih dari 6.000 pesantren di Jatim jadi modal utama dalam mendorong pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pesantren di Jawa Timur. Program OPOP telah dimulai sejak tahun 2019 dan fokus pada tiga pilar pengembangan yakni santripreneur, pesantrenpreneur, dan sosiopreneur,” katanya.

Santripreneur bertujuan menumbuhkan pemahaman dan keterampilan santri dalam menghasilkan produk unik sesuai syariah yang berorientasi pada kemanfaatan dan keuntungan. Pesantrenpreneur bertujuan memberdayakan koperasi pesantren agar menghasilkan produk halal unggulan yang mampu diterima pasar lokal - internasional.

“Serta sosiopreneur yang fokus pada pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat melalui inovasi sosial, berbasis digital teknologi, dan kreativitas secara inklusif. Hingga saat ini telah teridentifikasi 550 pondok pesantren yang memiliki produk unggulan. Ditargetkan sebanyak 1.000 produk unggulan pondok pesantren di akhir 2024,” ungkapnya.


4. Dirikan Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren bareng BI Jatim

Pada tahun 2017, sambung Khofifah, Pemprov Jatim bersama Bank Indonesia (BI) Jatim mendorong terbentuknya Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP). KSBP ini beranggotakan 17 pondok pesantren, menjadi forum untuk berkoordinasi bisnis antarpesantren untuk memenuhi kebutuhan serta membuka ruang pengembangan bisnis bagi pesantren.

“Pemprov Jatim dan Kantor Perwakilan BI Jatim juga telah memfasilitasi pengembangan KSBP dan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) sebagai salah satu program pengembangan ekonomi nasional. Program KSBP dan Hebitren harus diarahkan pada implementasi program OPOP dan UMKM Syariah yang lebih fokus untuk memberi dampak ekonomi yang kuat,” katanya.


5. Dorong digitalisasi ekonomi syariah

Sejumlah Upaya Pemprov Jatim Wujudkan Ekonomi dan Keuangan SyariahGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat sambutan di Festival Ekonomi Syariah Jawa 2021 di Surabaya. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Tak hanya mengingatkan potensi industri halal, mantan Menteri Sosial ini juga mendorong para pelaku UMKM dan OPOP untuk melakukan percepatan digitalisasi ekonomi syariah. Hal ini sejalan dengan prediksi yang disampaikan Jack Ma saat The World Economy Forum, sebanyak 99 persen UMKM tahun 2030 'will be online' dan 85 persen UMKM di tahun 2030 'will be e-commerce’.

“Ini kekuatan yang luar biasa. UMKM ini harus percaya diri bersinergi dan harus melakukan pengembangannya secara online dalam bentuk e-commerce. Sehingga akan bisa memperluas skala pasarnya,” pungkasnya.


Sumber :

https://jatim.idntimes.com/business/economy/ardiansyah-fajar/sejumlah-upaya-pemprov-jatim-wujudkan-ekonomi-dan-keuangan-syariah/5

Kampung Lali Gadget

Mengenal Irfan, Pemuda Sidoarjo yang Membuat Kampung Lali Gadget

29 Mei 2021 17:48

·


Keinginan Achmad Irfandi untuk mengembalikan kebahagian anak-anak tanpa kecanduan gadget dan mengenalkan permainan tradisional memang patut diacungi jempol.

Maklum saja, di tengah kecanggihan teknologi saat ini, sebagian besar anak-anak lebih memilih menghabiskan waktunya di depan layar gadget dibandingkan bermain bersama dengan teman sebayanya.

Di mana kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi kondisi karakter anak hingga kesehatannya. Berlatar belakang hal itu, sejak 2018 lalu, Irfan mulai mendirikan Yayasan Kampung Lali Gadget yang berlokasi di Dusun Bendet 02/03 Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.

"Jadi Kampung Lali Gadget (KLG) itu berawal dari keresahan saya mihat anak-anak kecanduan gadget, nggak pulang-pulang dari warung kopi hanya untuk cari WiFi, dan lain-lain. Lalu karakternya berubah, kesehatannya juga berpengaruh karena gadget. Itu kan sebenarnya masalah besar tapi tidak terlalu dipentingkan. Hampir semua orang tua punya masalah itu, tapi tidak jadi penting karena tidak jadi isu besar," kata Irvan pada Basra, Sabtu (29/5).

Irfan mengungkapkan, didirikannya Kampung Lali Gadget ini agar anak-anak dapat bermain dengan bahagia. Selain itu, mereka juga dikenalkan dengan berbagai macam aktivitas yang dilakukan di air, tanah, hingga aneka permainan tradisional.

Seperti lompat tali, egrang, ketapel, congklak, cublek-cublek suweng, dan lain-lain.

"Jadi kita ingin melawan kecanduan gadget dengan cara mengenalkan anak-anak pada permainan tradisional. Karena permainan tradisional ini bentuk kebudyaam tapi tidak diwariskan. Jadi ada semacam garis yang putus. Jadi kewajiban orang tua, anak muda yang dulu pernah main itu ya mengenalkan kepada generasi sekarang, sehingga tetap terjadi proses waris dan mereka mengetahuinya," ungkapnya.

Pria 27 tahun ini juga menuturkan, di sana selain bermain anak-anak dilatih tentang kepemimpinan dan keberanian.

"Karena kita konsepnya bermain dengan alam, bermain dengan bahan bekas, air, rumput, batu semua mainan bagi kita. Nah ketika ada perubahan karakter dari anak kita sangat senanh. Misal yang awalnya ada anak nggak berani main ke lumpur akhirnya mereka jadi berani, nggak jijik lagi," tuturnya.


Kembangkan Potensi Wonoayu

Selain mendirikan Kampung Lali Gadget, Irfan juga kerap mengembangkan potensi yang ada di Sidoarjo, khususnya di daerah Wonoayu.

Hal itu ia lakukan, karena ia resah saat ini banyak masyarakat yang tidak sadar akan potensi demografi wilayah di sekitarnya.

"Sejarah, potensi demografi ketika diramu itu akan menjadi satu potensi yang luar biasa. Dengan kita mengankat seperti itu, kita coba membuka pikiran banyak orang tentang potensi yang ada di daerah sekitar kita," ucap pria asli Sidoarjo ini.

Irfan mengatakan, jika banyak potensi yang dapat digali di daerah Wonoayu. Salah satu yang paling besar yakni potensi pertaniannya yang bagus. Meski demikian, ia menuturkan jika pertanian saat ini mulai punah karena anak muda saat ini enggan untuk menjadi petani.


"Jadi kita mulai aja anak-anak ini untuk pergi ke sawah. Melihat kegiatan para petani di sana. Mereka bisa belajar banyak di sana," kata Irfan.

Selain itu, di desa Wonoayu juga banyak potensi sejarah hingga tempat wisata yang jarang diketahui oleh banyak orang. Seperti Candi Dermo Wonoayu, hingga keberadaan Pabrik Gula Popoh Wonoayu.

"Jadi masih banyak potensi wisata yang bisa ditumbuhkan di sini. Lalu adapula potensi UMKM, seperti ada salah satu pengrajin gitar di sini yang pesan gitarnya adalah musisi-musisi luar negeri. Lalu adapula pengrajin Udeng Pacul Gowang asli Sidoarjo. Kita kenalkan potensi-potensi itu ke masyarakat luas, bahwa di sekitar kita masih banyak yang bisa digali," ujarnya.

Irvan pun berharap, masyarakat tidak meninggalkan budaya dan tetap melestarikannya untuk kemajuan bangsa.

"Jadi jangan sampai budaya ini tergerus. Kita boleh berdiri, melesat dengan kemajuan teknologi. Tapi budaya jangan ditinggalkan. Karena budaya harus ikut sama kemajuan," pungkasnya.

Ke depan pihaknya juga akan membentuk culture hub (terminal budaya) di Kampung Lali Gadget. Nantinya di sana akan banyak komunitas budaya bertemu dan berkolaborasi.


Sumber :

https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/mengenal-irfan-pemuda-sidoarjo-yang-membuat-kampung-lali-gadget-1vq51qeW1BP

Sunday, September 19, 2021

Jadikan Sidoarjo sebagai Kota Budaya

Kecil tapi Kaya, Mimpi Jadikan Sidoarjo sebagai Kota Budaya

20 September 2021, 10:39:52 WIB


Anggota FPK perwakilan Sidoarjo mengunjungi Candi Pari, Minggu (18/9). Mereka baru saja dikukuhkan oleh FPK Jawa Timur. 

Forum Pamong Kebudayaan (FPK) perwakilan Sidoarjo kini memiliki pengurus baru. Kemarin (19/9), pengukuhan pengurus baru oleh  FPK Jawa Timur itu bertempat di Sanggar Seni Rupa-Rumah Budaya dan Sejarah S. Karno di Desa Wunut, Kecamatan Porong. Titik Purwanti dipercaya sebagai ketua forum tersebut.

Titik menyatakan, semua yang hadir dalam kegiatan tersebut merupakan para pencinta dan pelestari kebudayaan. FPK ingin agar para seniman dan budayawan di Sidoarjo bersatu menjunjung seni budaya Nusantara. ”Termasuk dengan Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) serta dinas pendidikan dan kebudayaan, kami ingin menyatu untuk memajukan Sidoarjo di bidang seni dan budaya,’’ kata Titik. Tujuannya, bekerja sama menjadikan Sidoarjo sebagai kota budaya.

Ketua FPK Jatim Ki Bagong Sabdo Sinukarto mengatakan, Sidoarjo adalah kota kecil tapi sugih (kota kecil, tapi kaya). Parameternya adalah banyaknya pabrik gula di Kota Delta sejak zaman dulu. Mulai pabrik gula di Krian, Watutulis, Krembung, Tulangan, hingga Candi. Ketika ada pabrik gula, budaya agraris tumbuh.

”Mau buka giling, ada manten tebu. Buka giling banyak kegiatan kesenian digelar di situ,’’ katanya. Selain budaya agraris, terdapat budaya maritim dengan berbagai ciri khas yang menjadi daya tarik seni tersendiri. Termasuk adanya budaya selametan saat tandur (menanam padi) dan panen yang saat ini mulai hilang.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Daerah (Dekesda) Ali Aspandi menambahkan, perkembangan kebudayaan Sidoarjo jauh dari perkembangan. Arah dan target belum jelas. ”Persoalan itu timbul dari hulu sampai hilir. Di hulu saja ada persoalan satu, hilirnya apalagi,’’ katanya.

Padahal, di Sidoarjo pernah berdiri kerajaan besar. Jenggala dan Kahuripan yang memiliki peninggalan kerajaan berupa artefak dan candi. Oleh sebab itu, Sidoarjo harus dinyatakan dengan sebutan kota budaya. Di situlah FPK dan dewan kesenian berperan.

Kegiatan pengukuhan tersebut disempurnakan dengan adanya diskusi kebudayaan. Juga kesenian lain berupa tarian Remo Bolet dari Sanggar Kreasi Bunda. Ada pula alunan musik keroncong dari Orkes Ngoplos TV serta fashion busana daur ulang karton. Ditutup dengan sambang situs cagar budaya, salah satunya Candi Pari. 


Sumber :

https://www.jawapos.com/surabaya/20/09/2021/kecil-tapi-kaya-mimpi-jadikan-sidoarjo-sebagai-kota-budaya/?page=all

Friday, September 17, 2021

Lumpur Lapindo Sumber Emisi Gas Metana Terbesar

Studi Terbaru: Lumpur Lapindo Sumber Emisi Gas Metana Terbesar di Bumi

Senin, 12 April 2021 | 20:00 WIB

   

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa jumlah emisi gas metana dari semburan Lumpur Sidoarjo atau Lumpur Lapindo merupakan yang terbesar yang dihasilkan dari sebuah manifestasi gas alam di bumi. Laporan studi tersebut telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada 18 Februari 2021.

Lumpur Sidoarjo (Lusi) atau Lumpur Lapindo (Lula) adalah sebutan untuk manifestasi gas yang muncul sejak tahun 2006 di bekas pengeboran minyak PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Pulau Jawa, Indonesia. Saat ini, Lusi merupakan letusan klastik aktif terbesar di dunia.

Sejak kemuncuculannya, Lusi tak henti-hentinya menyemburkan air, minyak, gas, dan lumpur, dengan laju aliran puncak hingga 180.000 meter kubik per hari. Gumpalan uapnya naik setinggi beberapa puluh meter. Selama bertahun-tahun semburan lumpur ini telah melanda dan menutupi beberapa desa yang meluas hingga lebih dari 90 hektare.

Sebuah studi kolaboratif internasional yang dipimpin oleh Adriano Mazzini, peneliti dari Centre for Earth Evolution and Dynamics (CEED) di University of Oslo, dalam kerangka hibah ERC LUSI LAB telah memantau dan menganalisis Lusi selama beberapa tahun.

Dikutip dari laman resmi University of Oslo, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fenomena geologi ini dipicu oleh tekanan fluida yang tinggi pada batuan sedimen dan suhu tinggi akibat interaksi dengan gunung api magmatik di sekitarnya. Oleh karena itu, Lusi dianggap sebagai manifestasi permukaan dari sistem sedimen/hidrotermal hibrida.

Gas yang keluar dari Luasi ini kaya akan karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Metana adalah gas rumah kaca yang 18 kali lebih kuat dari karbondioksida. Gas-gas ini keluar pusat kawah Lusi dan menyebar hingga seluas 7,5 kilometer persegi.

Tim peneliti menggabungkan teknik pengukuran berbasis darat dan satelit (TROPOMI) untuk mengukur jumlah gas yang dilepaskan ke atmosfer oleh Lusi. Kedua teknik tersebut menunjukkan total keluaran metana sekitar 100.000 ton per tahun. Ini adalah emisi metana tertinggi yang pernah tercatat secara eksperimental untuk satu manifestasi gas alam.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa estimasi terbaru dari emisi metana geologi global per tahun, berdasarkan radiokarbon di inti es era pra-industri (berkisar antara 100.000 hingga 5.400.000 ton CH4 per tahun), mungkin terlalu kecil (underestimated). Sebab, jumlah metana yang dilepaskan oleh Lusi saja, sudah sesuai jumlah minimum dari esgtimasi studi berbasis inti es untuk seluruh Bumi ini.

Emisi dari Lusi dianggap konsisten secara proporsional dengan tingkat fluks metana (yang disebut "faktor emisi") yang biasanya dilepaskan oleh manifestasi gas alam terestrial lain yang serupa (misalnya, gunung lumpur, sistem rembesan metana besar). Jika semua lokasi semacam ini ini digabungkan secara global, estimasi global secara keseluruhan akan menghasilkan total output sekitar 40-50 juta gas metana ton per tahun.

Mengetahui jumlah sebenarnya dan aliran pelepasan metana dari sumber geologi semacam ini penting untuk menilai emisi gas antropogenik dengan lebih baik, seperti dari industri minyak, dan emisi metana di atmosfer secara umum. Studi baru ini juga menunjukkan bahwa pengukuran emisi gas dengan bantuan satelit seperti ini dapat menjadi cara utama untuk mendukung studi perhitungan gas metana di darat dan meningkatkan cara estimasi jumlah geo-metana secara global.


Sumber :

https://nationalgeographic.grid.id/read/132646416/studi-terbaru-lumpur-lapindo-sumber-emisi-gas-metana-terbesar-di-bumi?page=all

Monday, September 13, 2021

Kelanjutan Jalur Lingkar Barat

Kelanjutan Jalur Lingkar Barat Tidak Masuk Visi Misi Bupati 

14 September 2021 05:35 AM

Pembangunan Jalur Lingkar Barat (JLB) di kawasan Gading Fajar, Candi hingga menembus Ketapang, Tanggulangin yang pernah jadi target Pemkab Sidoarjo belum bisa terealisasi hingga saat ini. Bahkan, mega proyek tersebut diperkirakan belum bisa diteruskan hingga beberapa tahun ke depan.

Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo Suyarno menerangkan, proyek jalan yang akan melintasi tengah kota sampai Tanggulangin itu tidak ada dalam rumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

“Tidak ada di RPJMD,” katanya, Senin (13/9).

Proyek jalan baru itu belum menjadi prioritas Pemkab Sidoarjo untuk dilanjutkan. Padahal sejumlah lahan proyek tersebut sebenarnya sudah ada yang diuruk.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, prioritas saat ini adalah untuk pembangunan frontage road (FR). Sehingga kelanjutan JLB sepanjang 5 kilometer masih menunggu pengerjaan FR dari Waru hingga Buduran tersebut.

“Lahan yang sudah dikuasai Pemkab untuk JLB ada di Desa Sumokali dan Desa Sugihwaras Kecamatan Candi,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, kendala utama proyek JLB yakni pembebasan lahan. Ada tanah milik satu pengembang dan ada perlintasan kereta api yang masih tarik ulur.  Karena itu butuh overpass untuk menyeberang rel tersebut.

“Anggaran untuk overpass juga sangat tinggi,” imbuhnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sidoarjo, Heri Soesanto menambahkan, soal jaringan jalan dan utilitas masuknya ke Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan (RDTRK). RPJMD fokus mengatur program prioritas visi dan misi bupati.

“Perda RTRW juga belum rampung,” tuturnya.


Sumber :

https://radarsidoarjo.jawapos.com/kota-delta/14/09/2021/kelanjutan-jalur-lingkar-barat-tidak-masuk-visi-misi-bupati/

Wednesday, September 1, 2021

Kue Lumpur Bakar di Sidoarjo

5 Kue Lumpur Bakar di Sidoarjo untuk Camilan di Rumah 

02/09/2021

Sedang berada di Sidoarjo? Tidak akan lengkap rasanya, kalau tidak mencicipi kuliner khas Kota Petis tersebut. Salah satunya kue lumpur bakas khas Sidoarjo. Camilan manis yang dimasak dengan cara dipanggang dengan tungku dan wadah berisikan arang panas sebagai tutupnya. 

Kamu bisa membeli dan mencicipi aneka varian jajanan basah ini di lima kedai kue lumpur bakar di Sidoarjo, berikut ini. 


1. Kue Lumpur Maman 

Kue Lumpur Maman berlokasi di Jalan Pahlawan Stadion Gelora Delta, Wismasarinadi, Magersari, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.30-16.00 WIB. Kamu bisa mencicipi variasi kue lumpur bakar, ada original, degan, dan nangka. 

Selain itu, kamu juga bisa menikmati kue lumpur durian yang menambah nikmat sajian. Harga per biji kue lumpur dibanderol mulai dari Rp 3.000 hingga 5.000. 


2. Kue Lumpur “Muda Mudi Jaya” 

Kue lumpur bakar khas Sidoarjo bisa kamu coba di Jalan Dr. Wahidin Nomor 96B, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.00-16.00 WIB. Varian kue lumpur bakar di sini lebih bervariasi, ada original, nangka, degan, green tea, durian, hingga jahe. 

Harga yang ditawarkan untuk satu biji kue lumpur bakar yaitu mulai dari Rp 3.000. Selain kue lumpur, di tempat ini kamu juga bisa membeli aneka jajanan pasar lainnya seperti lumpia rebung dan bongko. 


3. Kue Lumpur Bu Lilik 

Kue Lumpur Bu Lilik menawarkan kue lumpur bakar dengan cita rasa yang lembut dan adonannya terasa manis gurih. Kalau kamu ingin membelinya, kamu hanya perlu merogoh kocok sebesar Rp 26.000 hingga Rp 31.000 untuk satu dus berisikan 10 kue lumpur bakar. 

Lokasinya berada di Jalan Hang Tuah Nomor 45, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.00-18.00 WIB. 


4. Kue Lumpur Bakar Pak Muji 

Kue Lumpur Bakar Pak Muji berlokasi di Jalan Garuda Nomor 95A, Betro, Sedati, Sidoarjo. Buka dari pukul 06.00-15.00 WIB. Di sini, kamu bisa menikmati aneka varian kue lumpur. Mulai dari yang original hingga irisan degan. 

Kue lumpur dibakar dengan menggunakan arang khusus yang menambah harum sajian. Menjual per kotak kue lumpur dengan isi lima dan sepuluh. Harganya mulai dari Rp 18.500 hingga 37.500. Selain itu, kamu juga bisa mencicipi aneke menu kue basah lainnya seperti pastel dengan harga Rp 3.000. 


5. Kue Lumpur Muda Mudi Tiga Putra 

Kue Lumpur Muda Mudi Tiga Putra menjual aneka variasi kue lumpur bakar. Di antaranya, ada kismis, kelapa muda, dan original. Kamu bisa membelinya per biji atau per kardus berisikan 10 biji kue lumpur. Harganya mulai dari Rp 3.500 hingga Rp35.000. 

Cocok untuk camilan di rumah. Lokasinya berada di Jalan Raya Suko Nomor 51, Suko, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.00-19.30 WIB.


Sumber :

https://www.kompas.com/food/read/2021/09/02/125035975/5-kue-lumpur-bakar-di-sidoarjo-untuk-camilan-di-rumah?page=all#page2.

Related Posts