Banjir Rendam Ribuan Rumah di Empat Kelurahan di Sidoarjo
Sejumlah kelurahan dan ruas jalan Kota Sidoarjo, Jawa Timur, terendam air akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama empat jam lebih pada Jumat sore kemarin. Genangan itu belum surut hingga sekarang, Sabtu, 6 Februari 2016.
Berdasarkan pantauan Tempo, kelurahan yang terendam banjir antara lain Kelurahan Bluru, Pucang, Sidoklumpuk, dan Sidokare. Semuanya berada di Kecamatan Sidoarjo Kota. Adapun ruas jalan kota yang terendam air adalah Jalan Kartini, Yos Sudarso, KH Mukmin, dan Jaksa Agung Suprapto.
Akibat genangan air itu, ribuan rumah warga di empat kelurahan tersebut terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, dari setinggi mata kaki hingga dada orang dewasa. Selain itu, genangan tersebut membuat kemacetan di ruas jalan kota.
Amin Mustofa, 21 tahun, warga Perum Sidokare Asri, mengatakan setiap kali musim hujan tiba seperti sekarang, banjir kerap menggenangi perumahannya. "Namun banjir kali ini bisa dikatakan paling parah, meski jalan sudah ditinggikan," tuturnya.
Fatimah, 55 tahun, warga Sidokare, mengaku sampai saat ini tidak ada bantuan ataupun perhatian dari pemerintah setempat. "Padahal banjir sudah kerap terjadi dan sekarang paling parah," kata ibu yang rumahnya persis di pinggir Jalan Sidokare ini.
Menurut dia, selain karena intensitas hujan yang tinggi, banjir yang melanda desanya itu terjadi karena sistem drainase yang buruk. Karena itu, dia berharap pemerintah segera mengatasinya sehingga dia dan warga lain tidak dipusingkan lagi oleh banjir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kabupaten Sidoarjo Fatchur Rahman belum bisa dimintai keterangan. Pesan pendek dan telepon yang dilayangkan Tempo tak kunjung dibalas. Demikian pula Penjabat Bupati Sidoarjo Jonathan Judianto.
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/06/058742784/banjir-rendam-ribuan-rumah-di-empat-kelurahan-di-sidoarjo
Curah Hujan Tinggi, Sidoarjo Tergenang
Tingginya curah hujan di sebagian wilayah Jawa Timur beberapa hari terakhir ini berdampak kepada timbulnya genangan atau banjir di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Salah satu wilayah yang berpotensi tergenang banjir adalah Kelurahan Sidokare, Kabupaten Sidoarjo.
Di wilayah ini sebanyak 150 rumah warga digenangi air hingga lutut kaki dewasa.
Selama banjir warga setempat hanya berharap agar air segera surut, sebab genangan air di sungai di atas ambang batas. ‘Aktifitas warga berjalan normal meski rumah telah dimasuki air,” ungkap Nurul Huda.
Rumah warga yang berada di bantaran sungai dipastikan air masuk rumah hingga lutut orang dewasa. Bukan itu saja, perumahan di Sidokare juga digenangi banjir.
Sementara itu guna meringankan beban warga yang tergenang banjir, BPBD Kab Sidoarjo membagikan paket sembako sebanyak 250 paket.
Paket tersebut disampaikan secara simbolis kepada tojoh masyarakat untuk disalurkan kepada warga yang tergenang banjir.
Berdasarkan catatan BPBD Kab Sidoarjo, kawasan Sidokare menjadi wilayah dalam pantauan bencana banjir. Hampir setiap tahun kawasan tersebut menjadi langganan banjir.
“Untuk sementar kami beri bantuan sembako lebih dahulu, sambil koordinasi dengan dinas teknis lainnya,” ungkap Kepala BPBD Kab Sidoarjo Dwijo Prawito.
http://surabayanews.co.id/2016/02/08/43550/curah-hujan-tinggi-sidoarjo-tergenang.html
Banjir di Sidoarjo Langganan Tiap Tahun
Curah hujan deras, Jumat (5/2/2016) siang hingga malam kemarin, menyebabkan beberapa titik seperti Jalan Kapasan Sidokare, Kutuk Barat, dan Jalan Riyadhus Sholikin, Kabupaten Sidoarjo, tergenang banjir hingga Sabtu (6/2/2016).
Genangan air, di Jalan Riyadhus Sholikin tingginya sekitar 30 centimeter, Jalan Kapasan Sidokare 50 hingga 60 centimeter, dan di Jalan Kutuk Barat ketinggian sekitar 30 hingga 40 centimeter. Sehingga menyebabkan banyak air masuk ke dalam rumah warga sekitar.
Menurut Solikhawati, warga Kapasan Sidokare, Kecamatan Sidoarjo, banjir di depan rumahnya itu langganan terjadi tiap tahun, ketika memasuki musim hujan. "Tiap tahun di sini (Kapasan Sidokare, red) sudah jadi langganan banjir," kata Solkhawati, kepada suarasurabaya.net, Sabtu (6/2/2016).
Untuk banjir di Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat juga menyebabkan kendaraan yang melintas mogok. Mereka terpaksa harus mendorong dan ada yang banyak kembali menghindari banjir.
Selain itu, warga sekitar juga banyak memasang tempat duduk ataupun kursi di tengah jalan, secara melintang. Agar, kendaraan yang melintas, baik motor dan mobil tidak melaju dengan kecepatan tinggi.
Banjir di Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat, sebuah sekolah dasar, siswanya terpaksa dipulangkan lebih cepat, karena ruang kelasnya kebanjiran. (bry/dop/ipg)
http://www.suarasurabaya.net/fokus/735/2016/166847-Banjir-di-Sidoarjo-Langganan-Tiap-Tahun
Ini Penyebab Terjadinya Banjir di Sidoarjo
Genangan banjir di wilayah Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat, Sidoarjo memang dekat dengan mesin pompa penyedot air. Namun pompa belum bisa maksimal berperan, faktornya cukup beraneka ragam.
Seperti dikatakan Jaminun, seorang penjaga mesin pompa Sidokare, faktor penyebab banjir itu seperti sungai meluap, kotoran sampah ada di saluran gorong-gorong dan sungai. Sehingga menyebabkan debit volume air makin tinggi dan terjadi banjir saat hujan deras.
"Penyumbatan di saluran gorong-gorong menuju saluran mesin pompa penyedot air yang akan dibuang ke sungai sebabkan banjir," kata Jaminun, kepada suarasurabaya.net, Sabtu (6/2/2016).
Untuk faktor lainnya, karena masyarakat banyak membuang sampah di sembarang tempat. Seperti di sungai ataupun di tempat gorong-gorong, sehingga banyak kotoran sampah yang menyumbat saluran air menuju mesin pompa, ketika terjadi banjir.
"Banyak kotoran sampah ditemukan di penyekat pemisah dengan saluran air ke mesin pompa penyedot, yang nantinya air dibuang ke sungai," ujar dia.
Banyaknya kotoran sampah tersebut, Jaminun harus mengambil kotoran secara manual. Agar, saluran air menuju mesin pompa penyedot air tidak tersebut.
Secara terpisah Solikhawati juga mengaku, kalau banjir di Jalan Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat tiap tahun selalu jadi langganan banjir. Airnya juga masuk ke dalam rumah.
Meski lantai rumahnya sudah ditinggikan, faktor penyebabnya juga senada dengan Jaminun, yaitu masalah gorong-gorong dan sampah.
"Jalannya di depan rumah juga sudah ditinggikan, tapi masih tetap banjir. Terus selokan got (gorong-gorong itu kecil, red) dan banyak sampah," kata Solikhawati. (bry/ipg)
http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2016/166850-Ini-Penyebab-Terjadinya-Banjir-di-Sidoarjo
Monday, February 8, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Perajin Ecoprint Sidoarjo, Orderan Luar Pulau, Aktif di Medsos 27 August 2021 05:39 AM Pantang menyerah menjadi modal Nazida Majid untuk ber...
-
Sidoarjo Town Square Pada awal berdiri, mall ini bernama Sidoarjo Town Square (Sitos), namun seiring berjalannya waktu, nama mall ini beru...
-
Pada tahun 1019 – 1042 Kerajaan Jawa Timur diperintah oleh seorang Putera dari hasil perkawinan antara Puteri Mahandradata dengan Udayana...
-
1. Kecamatan Balongbendo Desa/Kelurahan Bakalan Wringinpitu : Kode Pos 61263 Desa/Kelurahan Bakung Pringgodani : Kode Pos 61263 Des...
No comments:
Post a Comment