Monday, May 25, 2015

Buaya Porong Sidoarjo

Kota Sidoarjo khususnya daerah Porong sekarang ini tidak hanya dihebohkan oleh semburan lumpur yang tidak pernah berhenti, tapi kali ini adalah oleh buaya. Bukan buaya darat. Tapi benar-benar hewan predator.


Sumber : surabaya.tribunnews.com

Heboh, Puluhan Buaya Muncul dan Berjemur di Kali Porong

Fenomena alam menarik terjadi di bantaran Kali Porong, tepatnya Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (24/5/2015).
Kawanan buaya berjumlah puluhan tiba-tiba muncul. Bukan hanya di permukaan air, kawanan buaya ini juga berjemur di pinggiran sungai. Saksi pertama yang melihat kemunculan satwa itu adalah Wakidin. Pria 62 tahun itu pun terkejut dengan pemandangan yang dia lihat.

Seekor buaya berukuran besar berjemur tak jauh dari posisi dia berdiri. Wakidin pun seketika itu menjauh. "Wah saya kaget ada buaya di dekat situ. Saya langsung lari menjauh, takut ada serangan," kata pria berperawakan kurus itu.

Wakidin bertambah kaget ketika matanya tidak hanya melihat satu, tetapi bahkan puluhan buaya dengan berbagai ukuran. Buaya itu tersebar di beberapa titik. Buaya muara tersebut ada yang berukuran besar, sedang, dan kecil.

Mereka kebanyakan berjemur di gundukan bekas penambangan pasir. "Jumlahnya banyak. Mereka (buaya) juga tidak takut saat banyak warga yang melihat," kata dia.

Sontak, pemandangan ini mengundang ratusan warga datang ke lokasi. Mereka penasaran dengan kabar puluhan buaya muncul di Kali Porong. Hanya, tidak ada warga yang berani mendekati kubangan tempat buaya-buaya itu berjemur. Mereka hanya melihat dari pinggiran sungai yang berjarak 20 meter.

Saksi lain, Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa ini merupakan fenomena langka dan belum pernah dia lihat sebelumnya. Menurut Wahyu, buaya yang terdapat di Kali Porong ini diduga satu jenis. "Moncongnya sama. Kalau tidak salah, jenisnya buaya muara," ujar pemuda 25 tahun itu.

Buaya jenis ini sering dilihat nelayan di pesisir Sidoarjo. Buaya jenis ini kadang bersarang di semak sekitar perairan Bluru.

Wahyu mengaku sering mendengar buaya terlihat di kawasan pesisir, tetapi baru tahu bila buaya-buaya itu bergerak menuju Kali Porong. Terlebih lagi, di sisi utara sungai terdapat semak-semak yang memungkinkan buaya bersarang. Rawa-rawa itu merupakan area bekas penambangan pasir.



Wow, Puluhan Buaya Berjemur di Kali Porong Sidoarjo

Fenomena alam menarik terjadi di bantaran Kali Porong, tepatnya Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (24/05/2015).Kawanan buaya berjumlah puluhan tiba-tiba muncul. Bukan hanya di permukaan air, kawanan buaya ini juga berjemur di pinggiran sungai.

Saksi pertama yang melihat kemunculan satwa karnivora itu adalah Wakidin. Pria 62 tahun itu terkejut dengan pemandangan yang dia lihat.

Seekor buaya berukuran besar asyik berjemur tak jauh dari posisi dia berdiri. Wakidin pun seketika itu menjauh.

"Wah saya kaget ada buaya di dekat situ. Saya langsung lari menjauh takut ada serangan," kata pria berpawakan kurus itu.


Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2015/05/25/11191431/Heboh.Puluhan.Buaya.Muncul.dan.Berjemur.di.Kali.Porong.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/24/wow-puluhan-buaya-berjemur-di-kali-porong-sidoarjo

Sunday, May 10, 2015

Street Shop Sidoarjo

Ingin Jadi Ikon Street Shop Sidoarjo

Pedagang Kali Lima (PKL) di Perumahan Taman Pinang memiliki angan-angan besar. Mereka berharap, kawasan tempat mereka berjualan menjadi ikon Kabupaten Sidoarjo."Street Shop konsepnya. Jadi, kami, ibu bukan sembarang PKL lho," kata Koordinator PKL, Eka Sri Wulandhari. sembari tertawa, Minggu (10/5/2015).

Dia menjelaskan, hampir semua PKL di Taman Pinang tidak menggunakan gerobak. Etalase pedagang di sana memanfaatkan mobil pribadi. Itulah keunikan pedagang di Taman Pinang.
"Kami pakai mobil untuk berdagang. Jadi kami bukan sekedar berjualan di jalan tetapi juga menegaskan kami bersih dan bisa dijadikan ikon wisata belanja," katanya.

Keunikan lain, kata dia, dia dan sekitar 158 pedagang hanya berjualan pada hari libur dan besar nasional. Jam operasional pun terbatas dari pukul 06.00 sampai 12.00. Para pedagang menjajakan dagangan bervariasi, mulai dari kuliner sampai urusan rumah tangga.

"Kami ada yang jualan sarapan, kursi, meja, pakaian, sepatu sampai perkakas rumah tangga. Jadi sambil olah raga, pengunjung bisa jalan-jalan dan belanja. Harga kami murah dan terjangkau semua kalangan," ujar pedagang nasi pecel itu.

Hampir semua pedagang di sana adalah warga Sidoarjo. Sedangkan pengunjungnya, tersebar dari kota-kota sekitar Sudoarjo. Eka sering mendapatkan pelanggan dari Surabaya dan sekitarnya.

"Pengunjung ini penasaran setelah mendengar ulasan tentang kami di radio. Jadi banyak yang dari luar kota, yang biasanya lewat tol itu mampir ke tempat kami. Ini artinya kami membantu pemerintah memutar roda ekonomi," kata Eka.

http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/10/ingin-jadi-ikon-street-shop-sidoarjo

Wednesday, May 6, 2015

Pulau Marina

Warga Sidoarjo dan Pasuruan Rebutan Pulau Marina

Warga Desa Kedung Pandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo protes atas pematokan tersebut. Apalagi warga Kedung Pandan juga mengklaim jika Pulau Marina masuk wilayah Sidoarjo.

Pematokan dilakukan warga Pulau Kerto pada Senin 4 April. Tentu saja ulah ini membuat warga Kedung Pandan berniat mencabut patok-patok tersebut.

Didik berharap kepala desa dari dua desa itu bisa menenangkan warganya. Untuk mengantisipasi kontak fisik, aparat keamanan yang turun ke lokasi, berjaga agar tidak ada warga yang nekat mendatangi Pulau Marina untuk mencabut patok.

Kasus sengketa ini sebenarnya sudah masuk ke meja dua bupati, yakni Sidoarjo dan Pasuruan.

Ali Sarbini menambahkan, sebenarnya Pulau Marina masuk wilayah Sidoarjo. Klaim itu didasarkan pada peta wilayah.

Selama ini juga tidak ada konflik yang terjadi terkait klaim pulau tersebut. Apalagi sampai berlanjut pada aksi pemasangan patok oleh warga Pasuruan.

Ali berharap agar pulau tersebut disterilkan agar tidak memicu konflik. Bahkan, dia sudah meminta petunjuk batas wilayah Desa Kedung Pandan.

Batas wilayahnya akan dinyatakan sesuai keputusan Bupati, Gubernur dan Mendagri. Dengan demikian akan diketahui mana batas Sidoarjo dan mana Kabupaten Pasuruan di Azimut 76 Derajat 30. Termasuk Pulau Marina di dalam batas dua wilayah ini.

Konflik antara warga Desa Kedung Pandan, Kecamatan Jabon dan Pulau Kerto, Kabupaten Pasuruan berkaitan dengan pemanfaatan Pulau Marina. Selama ini, pulau tersebut secara swadaya sudah dikelola warga Kedung Pandan.

Pengelolaan itu masih belum sampai pada pemanfaatan. Apalagi, kondisi pulau tersebut masih dipengaruhi pasang surutnya air laut. Ketika air pasang, pulau yang bisa dimanfaatkan untuk tambak ini tidak kelihatan.

Ali menduga, warga dari Pulau Kerto juga ingin mengambil untung dari sedimentasi tersebut yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk tambak. Mereka kemudian memasang patok yang kemudian menyulut emosi warga Kedung Pandan.

Terpisah, anggota Komisi A DPRD Sidoarjo, Warih Andono mendesak Pemkab Sidoarjo bergerak cepat untuk menyelesaikan masalah ini. Pihaknya khawatir konflik antar warga dua wilayah akan meluas.


Pemkab Sidoarjo Merasa Pemilik Pulau Marina di Selat Madura

Pemkab Sidoarjo dan Pemkab Pasuruan akan bertemu membahas Pulau Marina yang menjadi obyek sengketa warga dua wilayah itu.Rencananya, pertemuan dilakukan pada Kamis (5/5/2015) di Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Menurut Asisten I Pemkab Sidoarjo, Asrofi, pemilik pulau tersebut sebenarnya sudah tidak perlu diperdebatkan. Pasalnya, merujuk dan batas wilayah, Pulau Marina adalah bagian dari Kabupaten Sidoarjo.

Dia menduga, klaim dari warga Pasuruan itu karena garis Pulau Lumpur yang melebar akibat sedimentasi lumpur Lapindo. Dia mengakui, Pulau Marina dan sekitarnya memiliki potensi perikanan yang menjanjikan, terutama untuk tambak.

Bahkan, kawasan ini secara khusus akan dikembangkan Kementerian Kelautan untuk budidaya perikanan.




Sumber :
http://daerah.sindonews.com/read/997766/23/warga-sidoarjo-dan-pasuruan-rebutan-pulau-marina-1430841572
http://surabaya.tribunnews.com/2015/05/06/pemkab-sidoarjo-merasa-pemilik-pulau-marina-di-selat-madura

Tuesday, May 5, 2015

Kue Lumpur Sidoarjo

Nikmatnya Kue Lumpur Khas Sidoarjo

Jika menyebut Lumpur Lapindo, pasti identik dengan kota Sidoarjo, lantaran peristiwa luberan lumpur lapindo itu sudah terjadi sejak 2006 silam.

Namun, ada satu lagi yang membuat orang ketika kita mengatakan ‘Lumpur’ pasti adanya di Sidoarjo, itu adalah Kue Lumpur Isi yang sangat terkenal di wilayah Sidoarjo dan luar Sidoarjo.

Kue lumpur isi khas Sidoarjo

Karena sudah dikenal oleh penikmat kuliner khususnya pecinta jajan basah, Lilik pemilik usaha sederhana Kue Lumpur isi itu harus bekerja keras bersama karyawannya, untuk membuat ratusan bahkan ribuan kue lumpur isi setiap harinya untuk memenuhi pesanan pembeli.

Terletak di jalan Hang Tuah Sidoarjo yang jaraknya 500 meter dari Alun-Alun Kota Sidoarjo, Lilik bersama delapan karywannya, memulai aktifitas membuat kue lumpur isi, mulai dini hari hingga pukul 17.00 petang.

Nampak di depan rumahnya, peralatan memasak kue lumpur berjajar.

Namun jika dilihat secara detail, peralatan yang digunakan tergolong sederhana.

Hanya menggunakan Loyang cetakan kue lumpur yang ditaruh diatas kompor serta atasnya ditumpuk dengan tungku yang terbuat dari besi berisi batu arang.

Identitas yang melekat pada kue lumpur yang sudah buka sejak 8 tahun yang lalu itu adalah isi dari kue lumpur tersebut.

Di toko kue lumpur Muda – Mudi Bu Lilik ini, kue lumpur yang biasanya tidak ada isinya ditoko tersebut kue lumpur diberi isi serutan kelapa muda dan daging.

Sehingga banyak sekali warga Sidoarjo maupun luar Sidoarjo, yang sangat menggemari jajanan itu.

Selain rasanya yang khas manis dan gurih, kue lumpur itu harganya sangat terjangkau.

Satu buah kue lumpurnya dijual dengan harga 2500 yang menggunakan isi kelapa muda (Degan. Red), dan yang tidak memakai isi dijual dengan harga 2000 rupiah

Untuk calon pembeli dengan jumlah yang banyak, Ibu Lilik biasanya menyarankan untuk memesannya terlebih dahulu.
Karena jika membeli dengan jumlah banyak pada hari itu juga, dia mengkhawatirkan tidak kebagian.

Jika anda penikmat kuliner jajan basah khususnya kue lumpur, adanya Kue lumpur isi Muda – Mudi ibu Lilik nampaknya cukup recommended untuk dijadikan jujukan untuk membeli kue lumpur.


Sumber :
http://kabarsidoarjo.com/?p=29746#sthash.2mNaxTuJ.dpuf

Related Posts