Sunday, May 22, 2016

Frontage Road Sidoarjo

BPN Sidoarjo Belum Keluarkan Peta Bidang Frontage Road 

Pertumbuhan kendaraan baik roda empat ataupun roda dua, membuat sepanjang jalan di Sidoarjo mulai Waru hingga kota Sidoarjo mengalami kemacetan cukup parah.
Melihat kondisi tersebut, Pemkab Sidoarjo melalui dinas PU Bina Marga Sidoarjo, berencana untuk melakukan pelebaran jalan dengan membangun frontage road mulai Waru hingga Buduran, Sidoarjo.

Rencana awal pembangunan ini sendiri sebenarnya sejak tahun 2013 silam, namun hingga kini pembangunan tersebut masih terkendala beberapa alasan, diantaranya, masih banyak perusahaan yang belum mau menghibahkan lahannya. Dari 31 perusahaan baru 11 yang sudah menghibahkan lahannya, Selain itu, juga dikarenakan BPN Sidoarjo belum menerbitkan peta bidang, sehingga rencana mempercepat pembangunan frontage road sedikit tersendat.

” Dari rencana delapan desa yang akan dilalui untuk pembangunan frontage road, baru satu desa yang sudah benar – benar clear terkait peta bidang, yakni di desa Sruni,” kata Nandang Agus Taruna, Kepala BPN Sidoarjo.

Nandang menambahkan, terkait dengan lahan PT. KAI, dirinya sampai saat ini masih terus melakukan koordinasi terkait dengan batas – batas wilayah lahan milik PT. KAI.

“Apabila sudah ditentukan batas – batas lahan milik PT. KAI, nantinya Pemkab Sidoarjo bisa segera melakukan pembangunan, dan BPN sendiri segera bisa menerbitkan peta bidang,” imbuhnya.


Sumber :
http://surabayanews.co.id/2016/05/22/60512/bpn-sidoarjo-belum-keluarkan-peta-bidang-frontage-road.html

Sunday, April 17, 2016

Terminal Tiga Bandara Juanda

Ini Lokasi Pembangunan Terminal Tiga Bandara Juanda, Luasnya Mencapai 6000 Hektare


Presiden Direktur PT Angkasa Pura, Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakanTerminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda saat ini sudah overcapacity. Setiap jam saat ini ada 32 pesawat yang take off dan landing di Bandara Juanda.

Begitu juga jumlah penumpang di Bandara Juanda juga mencapai 24 juta per tahun.
"Intinya baik Pemprov Jatim maupun Pemkab Sidoarjo sudah memberikan izin untuk pembangunan Terminal Tiga Juanda,” kata Wimbo.
“Izin ini dituntaskan dulu. Nantinya baru menyangkut fisik gedung dan seterusnya," tambahnya.

Jika izin dari menteri turun, maka akan ada Peraturan Menteri khusus pembangunan Terminal Tiga dengan double runway itu. Jadi pembangunan ini masih memerlukan waktu beberapa tahun ke depan. Sementara, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengakui bahwa pemprov telah mengizinkan pengembangan bandara di Sidoarjo. "Bahkan kami setuju jika proses itu berlangsung lebih cepat," kata Gus Ipul.

Begitupun dengan Bupati Sidoarjo Syaiful Illah yang juga telah sepakat terminal tiga Bandara Juanda ada di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
"Sudah kok, saya sudah teken soal lahan untuk Terminal Tiga itu. Nanti ada 6.000 hektare lahan di Sedati untuk pembangunan T3. Semua demi kepentingan yang lebih besar," kata Abah Ipul.


Sumber :
http://surabaya.tribunnews.com/2016/04/17/ini-lokasi-pembangunan-terminal-tiga-bandara-juanda-luasnya-mencapai-6000-hektare

Tuesday, February 23, 2016

Aplikasi M-Bonk

Pemkab Sidoarjo Pakai Aplikasi M-Bonk Buatan Mahasiswa Universitas Kanjuruhan


Ide kreatif terkadang muncul dari hal yang tak terduga. Gara-gara bemper mobilnya penyok saat terjerembab jalan berlubang, empat mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) membuat aplikasi Road Report (ROAR).Aplikasi itu untuk melaporkan kondisi jalanan rusak ke pemerintah daerah. Gayung bersambut, aplikasi tersebut dibeli Pemkab Sidoarjo dan menjadi aplikasi M-Bonk yang pada Selasa (23/2/2016) diluncurkan.

Adalah Yoga Pratama, Fathur Rohim, Nurul Hakiki, dan Rico Santoso, mahasiswa jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Unikama, yang menggagas aplikasi tersebut.

Pengalaman buruk menimpa mereka ketika sedang menuju Surabaya awal 2015. Mengendarai Honda Jazz yang dimodifikasi ceper, keempatnya melintasi Jalan Raya Porong.

Nahas, Yoga yang menjadi pengemudi tak melihat ada lubang cukup dalam hingga mobilnya terjerembab.
"Lubangnya tertutup genangan air. Setelah terjerembab, saya lihat kondisi ternyata bempernya penyok. Gara-gara pengalaman ini tercetus ide membuat aplikasi pelaporan jalan rusak," kenang Yoga saat ditemui SURYA.co.id di acara launching aplikasi M-Bonk di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.

Agustus 2015, keempat mahasiswa ini melihat pengumuman lomba CityApp Apathon yang digelar Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga (BN) Sidoarjo. Merasa punya 'dendam' terhadap kondisi jalan di Kota Delta, mereka sepakat mengikuti lomba tersebut.

Tak butuh waktu lama, tiga minggu pengembangan, aplikasi yang diberi nama ROAR itu selesai.
"Akhirnya kami yang menang. 'Dendam' kami seperti terbalaskan. Hehehehe," tandas Rico.
Aplikasi ini bisa diinstal di smartphone berbasis Android, IOS, dan Windows. Cara kerjanya cukup memotret jalan yang rusak.

Secara otomatis, ketika memotret jalan rusak dan mengirim ke admin aplikasi, foto tersebut sudah terkoneksi dengan GPS.
"Jadi langsung bisa dilihat admin hasil foto itu ada di wilayah mana. Tidak akan mbleset karena langsung GPS. Jadi tidak mungkin memberi laporan palsu," jelas Rohim.

Keempatnya menerima hadiah uang Rp 10 juta. Hadiah tersebut mereka gunakan untuk mengembangkan aplikasi lain yang saat ini sedang dikerjakan.

"Kami sedang melalukan proyek memetakan seluruh wilayah Jatim, baik kondisi jalan, potensi bencana alam, dan lainnya. Kami sedang mengembangkan aplikasi pelaporan namun skalanya lebih luas," beber Hakiki yang diamini ketiga temannya.


Ada Jalan Rusak, Laporkan Lewat Aplikasi M-bonk

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur meluncurkan aplikasi bernama "m-bonk" untuk memudahkan masyarakat melaporkan kerusakan jalan. Nama aplikasi ini dari istilah Embong, sebutan jalan dlaam bahasa Jawa.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, Sigit Setyawan, mengatakan dengan adanya aplikasi tersebut maka warga masyarakat bisa langsung mengadukan permasalahan kerusakan jalan yang ada di Sidoarjo.

"Aplikasi ini memudahkan kami untuk menerima laporan dari warga masyarakat terkait dengan kerusakan jalan, karena apilkasi ini bisa diakses dengan menggunakan telepon pintar atau dengan perangkat lainnya," kata dia di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, seperti dilansir Antara, Selasa (23/2/2016).

Ia mengemukakan, saat ini sekitar 65 persen dari total 1.001 kilometer jalan yang ada di Sidoarjo berada dalam kondisi rusak. Jalan rusak itu diperparah dengan banjir yang sering melanda Kabupaten Sidoarjo.

"Sehingga, perbaikan harus cepat dilakukan supaya tidak membahayakan masyarakat," ucapnya.

Dengan adanya aplikasi tersebut, maka petugas PU Bina Marga Kabupaten Sidoarjo bisa bergerak cepat wilayah mana saja yang jalannya mengalami kerusakan dan jalan mana saja yang diprioritaskan perbaikannya.

"Kami juga akan menyesuaikan dengan program perbaikan kami wilayah mana saja yang harus diutamakan dan penting untuk segera dilakukan perbaikan jalan," kata Sigit.

Dia menjelaskan program ini merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang didukung CityNet Asia Pasific dan Microsoft Indonesia.

"Ini dilakukan bersama dengan masyarakat untuk mencapai infrastruktur jalan yang lebih baik dengan bantuan teknologi yang ada dalam aplikasi ini," katanya.

Bupati Sidoarjo Saiful Ilah sangat mendukung kegiatan yang dilakukan ini karena akan membantu pemerintah untuk mengetahui jalan mana saja yang mengalami kerusakan.

"Bahkan pada pemerintahan saya sebelumnya sudah berencana untuk membangun sistem seperti ini. Nantinya akan ada kendaraan berisi aspal dan perlengkapan lainnya yang bergerak cepat begitu mengetahui adanya laporan kerusakan jalan dari masyarakat," tuturnya.

Dia berharap, jalan-jalan yang kerap kali mengalami kerusakan di Sidoarjo ini diganti dengan jalan dari beton supaya setiap tahun tidak keluar anggaran untuk melakukan perbaikan jalan.

"Nantinya anggaran yang digunakan untuk perbaikan jalan tersebut dialihkan ke alokasi lainnya yang sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat di Kabupaten Sidoarjo," katanya.


Peduli Jalan, Pemkab Sidoarjo Luncurkan Aplikasi M-Bonk

Dinas PU Bina Marga Kabupaten Sidoarjo melaunching aplikasi M-BONK Sidoarjo. Aplikasi peduli jalan ini hasil kerjasama dengan Microsof dan Citynet.

Launching yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, Selasa (23/1/2016) dihadiri oleh perwakilan Microsoft Asia Mr steven C, perwakilan Microsoft Indonesia Rubent Catari, Forkopimda serta seluruh kepala SKPD Kabupaten Sidoarjo.

"Ada beberapa hal yang melandasi dibuatnya aplikasi M-BONK kerja sama dengan Microsoft ini, diantaranya keterlambatan penanganan kerusakan jalan, berdampak pada rasa kepuasan di masyarakat," Kata Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo Sigit Setyawa, dalam sambutannya.

Keluhan masyarakat soal kerusakan jalan menurut Sigit, kerap kali dilontarkan di media massa, media sosial, bahkan kadang langsung di infokan kepada kepala daerah. Dari seluruh laporan itu, memang respon masih belum cepat. Untuk itu, dengan memanfaatkan teknologi, maka respon perbaikan jalan akan bisa maksimal.

Selain itu, Sigit menegaskan tujuan launching aplikasi ini untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan kodisi jalan melalui media yang murah dan cepat, dan juga harus mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

Dalam kegiatan  acara Launching ini, juga digelar MoU antara Bupati Sidoarjo dengan Microsoft, untuk program aplikasi M-BONK.Sidoarjo peduli jalan.

"Dengan MoU ini, kita akan bekerja keras membenahi masalah yang ada khususnya pembenahan infrastruktur jalan atau Embong, perbaikan infrastruktur itu kalau bisa mutunya yang lebih bagus atau lebih baik dengan sistem dicor, kalau jalan itu dicor akan lebih tahan lama, untuk menghemat anggaran dari pemerintah," Kata Bupati Sidoarjo Saiful Ilah selepas penandatanganan.


Sumber :
http://surabaya.tribunnews.com/2016/02/23/pemkab-sidoarjo-pakai-aplikasi-m-bonk-buatan-mahasiswa-universitas-kanjuruhan
http://regional.liputan6.com/read/2443485/ada-jalan-rusak-laporkan-lewat-aplikasi-m-bonk
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/3149093/peduli-jalan-pemkab-sidoarjo-luncurkan-aplikasi-m-bonk
http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2016/167717-Sidoarjo-Punya-Aplikasi-Pantau-Jalan-Rusak

Monday, February 8, 2016

Banjir di Sidoarjo

Banjir Rendam Ribuan Rumah di Empat Kelurahan di Sidoarjo  

Sejumlah kelurahan dan ruas jalan Kota Sidoarjo, Jawa Timur, terendam air akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama empat jam lebih pada Jumat sore kemarin. Genangan itu belum surut hingga sekarang, Sabtu, 6 Februari 2016.

Berdasarkan pantauan Tempo, kelurahan yang terendam banjir antara lain Kelurahan Bluru, Pucang, Sidoklumpuk, dan Sidokare. Semuanya berada di Kecamatan Sidoarjo Kota. Adapun ruas jalan kota yang terendam air adalah Jalan Kartini, Yos Sudarso, KH Mukmin, dan Jaksa Agung Suprapto.

Akibat genangan air itu, ribuan rumah warga di empat kelurahan tersebut terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, dari setinggi mata kaki hingga dada orang dewasa. Selain itu, genangan tersebut membuat kemacetan di ruas jalan kota.

Amin Mustofa, 21 tahun, warga Perum Sidokare Asri, mengatakan setiap kali musim hujan tiba seperti sekarang, banjir kerap menggenangi perumahannya. "Namun banjir kali ini bisa dikatakan paling parah, meski jalan sudah ditinggikan," tuturnya.

Fatimah, 55 tahun, warga Sidokare, mengaku sampai saat ini tidak ada bantuan ataupun perhatian dari pemerintah setempat. "Padahal banjir sudah kerap terjadi dan sekarang paling parah," kata ibu yang rumahnya persis di pinggir Jalan Sidokare ini.

Menurut dia, selain karena intensitas hujan yang tinggi, banjir yang melanda desanya itu terjadi karena sistem drainase yang buruk. Karena itu, dia berharap pemerintah segera mengatasinya sehingga dia dan warga lain tidak dipusingkan lagi oleh banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kabupaten Sidoarjo Fatchur Rahman belum bisa dimintai keterangan. Pesan pendek dan telepon yang dilayangkan Tempo tak kunjung dibalas. Demikian pula Penjabat Bupati Sidoarjo Jonathan Judianto.

https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/06/058742784/banjir-rendam-ribuan-rumah-di-empat-kelurahan-di-sidoarjo


Curah Hujan Tinggi, Sidoarjo Tergenang

Tingginya curah hujan di sebagian wilayah Jawa Timur beberapa hari terakhir ini berdampak kepada timbulnya genangan atau banjir di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Salah satu wilayah yang berpotensi tergenang banjir adalah Kelurahan Sidokare, Kabupaten Sidoarjo.

Di wilayah ini sebanyak 150 rumah warga digenangi air hingga lutut kaki dewasa.

Selama banjir warga setempat hanya berharap agar air segera surut, sebab genangan air di sungai di atas ambang batas. ‘Aktifitas warga berjalan normal meski rumah telah dimasuki air,” ungkap Nurul Huda.

Rumah warga yang berada di bantaran sungai dipastikan air masuk rumah hingga lutut orang dewasa. Bukan itu saja, perumahan di Sidokare juga digenangi banjir.

Sementara itu guna meringankan beban warga yang tergenang banjir, BPBD Kab Sidoarjo membagikan paket sembako sebanyak 250 paket.

Paket tersebut disampaikan secara simbolis kepada tojoh masyarakat untuk disalurkan kepada warga yang tergenang banjir.

Berdasarkan catatan BPBD Kab Sidoarjo, kawasan Sidokare menjadi wilayah dalam pantauan bencana banjir. Hampir setiap tahun kawasan tersebut menjadi langganan banjir.

“Untuk sementar kami beri bantuan sembako lebih dahulu, sambil koordinasi dengan dinas teknis lainnya,” ungkap Kepala BPBD Kab Sidoarjo Dwijo Prawito.

http://surabayanews.co.id/2016/02/08/43550/curah-hujan-tinggi-sidoarjo-tergenang.html


Banjir di Sidoarjo Langganan Tiap Tahun

Curah hujan deras, Jumat (5/2/2016) siang hingga malam kemarin, menyebabkan beberapa titik seperti Jalan Kapasan Sidokare, Kutuk Barat, dan Jalan Riyadhus Sholikin, Kabupaten Sidoarjo, tergenang banjir hingga Sabtu (6/2/2016).

Genangan air, di Jalan Riyadhus Sholikin tingginya sekitar 30 centimeter, Jalan Kapasan Sidokare 50 hingga 60 centimeter, dan di Jalan Kutuk Barat ketinggian sekitar 30 hingga 40 centimeter. Sehingga menyebabkan banyak air masuk ke dalam rumah warga sekitar.

Menurut Solikhawati, warga Kapasan Sidokare, Kecamatan Sidoarjo, banjir di depan rumahnya itu langganan terjadi tiap tahun, ketika memasuki musim hujan. "Tiap tahun di sini (Kapasan Sidokare, red) sudah jadi langganan banjir," kata Solkhawati, kepada suarasurabaya.net, Sabtu (6/2/2016).

Untuk banjir di Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat juga menyebabkan kendaraan yang melintas mogok. Mereka terpaksa harus mendorong dan ada yang banyak kembali menghindari banjir.

Selain itu, warga sekitar juga banyak memasang tempat duduk ataupun kursi di tengah jalan, secara melintang. Agar, kendaraan yang melintas, baik motor dan mobil tidak melaju dengan kecepatan tinggi.

Banjir di Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat, sebuah sekolah dasar, siswanya terpaksa dipulangkan lebih cepat, karena ruang kelasnya kebanjiran. (bry/dop/ipg)

http://www.suarasurabaya.net/fokus/735/2016/166847-Banjir-di-Sidoarjo-Langganan-Tiap-Tahun


Ini Penyebab Terjadinya Banjir di Sidoarjo

Genangan banjir di wilayah Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat, Sidoarjo memang dekat dengan mesin pompa penyedot air. Namun pompa belum bisa maksimal berperan, faktornya cukup beraneka ragam.
Seperti dikatakan Jaminun, seorang penjaga mesin pompa Sidokare, faktor penyebab banjir itu seperti sungai meluap, kotoran sampah ada di saluran gorong-gorong dan sungai. Sehingga menyebabkan debit volume air makin tinggi dan terjadi banjir saat hujan deras.

"Penyumbatan di saluran gorong-gorong menuju saluran mesin pompa penyedot air yang akan dibuang ke sungai sebabkan banjir," kata Jaminun, kepada suarasurabaya.net, Sabtu (6/2/2016).

Untuk faktor lainnya, karena masyarakat banyak membuang sampah di sembarang tempat. Seperti di sungai ataupun di tempat gorong-gorong, sehingga banyak kotoran sampah yang menyumbat saluran air menuju mesin pompa, ketika terjadi banjir.

"Banyak kotoran sampah ditemukan di penyekat pemisah dengan saluran air ke mesin pompa penyedot, yang nantinya air dibuang ke sungai," ujar dia.

Banyaknya kotoran sampah tersebut, Jaminun harus mengambil kotoran secara manual. Agar, saluran air menuju mesin pompa penyedot air tidak tersebut.

Secara terpisah Solikhawati juga mengaku, kalau banjir di Jalan Kapasan Sidokare dan Kutuk Barat tiap tahun selalu jadi langganan banjir. Airnya juga masuk ke dalam rumah.

Meski lantai rumahnya sudah ditinggikan, faktor penyebabnya juga senada dengan Jaminun, yaitu masalah gorong-gorong dan sampah.

"Jalannya di depan rumah juga sudah ditinggikan, tapi masih tetap banjir. Terus selokan got (gorong-gorong itu kecil, red) dan banyak sampah," kata Solikhawati. (bry/ipg)

http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2016/166850-Ini-Penyebab-Terjadinya-Banjir-di-Sidoarjo

Related Posts