Wednesday, April 15, 2020

Tari Banjar Kemuning


Tari Banjar Kemuning diciptakan oleh Agustinus,S.Sn. Tari pada tahun 1997 yang digunakan untuk sebuah acara di Sidoarjo dalam bentuk festival yang mana tarian ini digunakan sebagai tari pembuka (opening ceremonial) dalam acara tersebut.

Gerak dalam Tari Banjar Kemuning ini lebih didominasi pada ragam gerak tari putri Jawa Timuran berupa gerak pencak, dimana sangat dinamis dan variatip, selain itu gerakan ini ingin menunjukan bahwa wanita tidak hanya bisa feminism saja, tetapi mempunyai sisi lain yaitu tegas dan tangguh (inti dari tarian).

Tari Banjar Kemuning ini mengambil inspirasi dari sebuah desa yang terletak di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur yaitu Desa Banjar Kemuning. Desa ini adalah desa pesisir dimana masyarakatnya menggantungkan hidup sebagai nelayan.

Tarian ini menggambarkan kehidupan para istri nelayan yang tegar, kuat, namun juga luwes menghadapi sulitnya hidup ketika ditinggal para suaminya berlayar. Selalu memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa dalam kesehariannya.

Pada umumnya tari Banjar Kemuning ini ditarikan dalam berbagai macam pertunjukkan. Keunikaan gerak tarian ini terletak pada gerakan yang cepat dan dinamis, gerakan slendang yang berkali-kali diseblakkan yang menunjukkan bahwa tarian ini memiliki makna yang kuat dan gerakan tangan yang cepat dan dinamisyang menimbulkan kesan unik dan menumbuhkan semangat baru.

Kostum Tari Banjar Kemuning Terdiri dari rok yang bisa melebar dan atasan tali leher serta cunduk melintang di atas sanggul kepala. Sekilas terlihat seperti tata rambut ala budaya China. Tari ini juga menggunakan gongseng seperti Remo. Warna kostum yang original adalah warna biru-kuning seperti tampak pada foto di atas.

Namun kini telah ada modifikasi dengan warna-warna lain seperti Pink dan Ungu.  Dibandingkan dengan tari-tari lainnya, tari Banjar Kemuning tampak minim dengan aksesoris seperti kalung dan gelang, namun mungkin inilah ciri khas untuk menggambarkan kesederhanaan masyarakat Banjar Kemuning dan dengan menambahkan gongseng, menambah kesan kekuatan dalam setiap langkah kaki seperti yang tergambar dalam tari Remo.

Riasan wajah penari juga simple. Hal ini menggambarkan kesederhanaan hidup para warga desa Banjar Kemuning. Sedangkan musik pengiring Tari Banjar Kemuning adalah Gendhing-gendhing.


Sumber :
https://spectradancestudio.wordpress.com/2012/09/21/tari-banjar-kemuning/
https://budayajawa.id/tari-banjar-kemuning/
https://myimage.id/tari-banjar-kemuning/

Saturday, April 4, 2020

Kota Sidoarjo Berlakukan Physical Distancing


Polisi Sidoarjo Berlakukan Physical Distancing di Wilayah Padat PKL

30 Mar 2020, 14:40 WIB

Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur memberlakukan tertib pembatasan fisik atau physical distancing di sejumlah wilayah padat pedagang kaki lima (PKL). Ini sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona COVID-19.

Kabagops Polresta Sidoarjo Kompol Mujito menuturkan, wilayah padat PKL itu salah satunya berada di kawasan Gading Fajar dan Taman Pinang Indah serta pertigaan Sumokali Sidoarjo.

"Setiap harinya di tempat tersebut berjubel pedagang kaki lima dan juga pembeli," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Senin (30/3/2020).

Ia mengatakan, tempat-tempat berkumpulnya massa memang berpotensi terjadi penyebaran virus corona atau COVID-19.

"Kami mohon bapak dan ibu untuk segera kembali ke rumah masing-masing. Karena wilayah ini termasuk kawasan physical distancing, guna mempercepat putus mata rantai penularan virus corona," kata Kompol Mujito.

Sejak tiga hari ini, kata dia, Polresta Sidoarjo bersama instansi lainnya menerapkan kawasan physical distancing di berbagai kawasan Kabupaten Sidoarjo.

"Begitu pula yang diberlakukan di kawasan Taman Pinang, Gading Fajar dan Sumokali yang biasanya ramai PKL dan lalu lalang warga," kata dia.

Bahkan, lanjut dia, Polresta Sidoarjo, Kodim 0816 Sidoarjo, Satpol PP, serta instansi lain tidak hanya mengimbau para PKL dan warga agar segera pulang dan membubarkan diri. "

Personel gabungan ini juga melakukan penyemprotan disinfektan ke lapak-lapak dagangan, jalan raya serta fasilitas umum yang ada,"

Wakapolresta Sidoarjo AKBP M. Anggi Naulifar Siregar mengatakan, ini merupakan langkah sinergi TNI, Polri bersama instansi terkait lainnya dan juga kerjasama dengan warga, guna memutus mata rantai penyebarluasan COVID-19 di wilayah zona merah Sidoarjo Kota.

"Semoga langkah bersama ini dapat segera menangkal penyebaran virus corona. Mari komitmen bersama guna menyukseskan kawasan physical distancing berjalan maksimal," ujar dia.


Sumber :
https://surabaya.liputan6.com/read/4214687/polisi-sidoarjo-berlakukan-physical-distancing-di-wilayah-padat-pkl

Related Posts