Sunday, January 31, 2021

Kerajaan Janggala hingga Sidokare

Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala.

Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan.

Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo. Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum pada tahun 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A. Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan.

Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan saja menjabat sebagai Bupati karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya. Pada masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang).

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang. Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu.

Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.

#Reshare grup info masyarakat Krian

Monday, January 18, 2021

Rencana Betonisasi Jalan Rusak di Raya Sedati, Desa Wedi

PJ Bupati Sidoarjo: Jalan Rusak di Raya Sedati, Desa Wedi Perlu Betonisasi

Senin, 18 Januari 2021

Hudiyono PJ Bupati Sidoarjo meninjau lokasi jalan berlubang di Raya Sedati Kilometer 2, Desa Wedi, Gedangan, Senin (18/1/2021). Foto: Denza suarasurabaya.net


Hudiyono melihat banyaknya jalan lubang di lokasi itu. Mobil harus berjalan pelan saat melintas. Sementara roda dua melewati jalan kecil di seberang sungai.

Dia sempat berbincang dengan warga setempat yang membantu mengatur lalu lintas pengendara. Pria itu menunjukkan kedalaman lubang kepada Hudiyono.

“Segini, Pak,” kata pria itu di hadapan Hudiyono dengan membenamkan kakinya ke lubang. Air di lubang itu hampir setinggi lutut pria tersebut.

Sekadar mengingatkan, di lokasi ini, pada 11 Januari kemarin, sebuah truk terguling dan masuk sungai karena menghindari lubang.

Tidak jarang, mobil kecil terjebak lubang yang tidak terlihat saat jalan tergenang, setelah hujan deras sehingga perlu mendapat bantuan.

“Iya, kalau (dibilang) rusak, sudah rusak parah ini. Saya lihat tidak ada drainase di kiri kanannya. Kami akan bikin drainase, dikeluarkan dulu airnya lalu kami lakukan pengaspalan,” ujarnya.

Pengaspalan, menurut Hudiyono, adalah langkah sementara. Dia perkirakan pengaspalan itu akan mampu bertahan setidaknya selama setahun.

Untuk jangka panjang, dia tegaskan, Jalan Raya Sedati 2, Desa Wedi, Gedangan itu perlu dilakukan betonisasi. “Karena ini jantung utama industri,” ujarnya.

Hudiyono juga akan meminta pemilik industri di sekitar lokasi jalan rusak ini untuk turut serta membantu penanganan jalan, terutama bila terjadi genangan.

“Ya, setidaknya turut mengeluarkan air dari jalan ini. Ya, entah dengan memompa atau apa. Sementara itu yang akan kami lakukan,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.

Hudiyono mengeklaim, Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo, sudah mengerjakan perbaikan jalan di sejumlah lokasi merespons keluhan masyarakat.

Di Jalan Brigjen Katamso, Waru misalnya. Tepatnya di depan PT Hanil Jaya Steel. Jalan yang tadinya berlubang memang sudah diaspal hari ini.

“Sore ini tadi sudah dikerjakan di sebelah timur. Ini nanti di sebelah barat, yang lebih parah, akan kami perbaiki. Besok, besok. Besok akan kami kerjakan,” ujarnya.

Sementara berkaitan betonisasi, Hudiyono menargetkan, khususnya di Jalan Raya Sedati 2, Desa Wedi, Gedangan, bisa tuntas pada tahun ini.


Sumber :

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/pj-bupati-sidoarjo-jalan-rusak-di-raya-sedati-desa-wedi-perlu-betonisasi/

Friday, January 15, 2021

Pulau Sarinah

Pulau Sarinah, Pulau yang Tebentuk dari Lumpur Sidoarjo

13 APRIL 2016

Bagi warga Desa Tlocor, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, nama Pulau Sarinah tidak asing lagi. Karena pulau seluas 80 hektare itu berada di Muara Sungai Porong yang bisa ditempuh setengah jam.

Pulau Sarinah merupakan pulau baru hasil dari sedimentasi lumpur yang keluar dari lumpur Lapindo, di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Bertahun-tahun lumpur itu dibuang ke Sungai Porong, kini menghasilkan hamparan pulau di pesisir timur Sidoarjo.

Pemandangan sangatlah bagus jika pagi hari, ketika matahari mulai terbit. Yang membedakan dengan pantai Kuta dan Sanur hanyalah pasirnya saja. Pulau Sarinah hanyalah hamparan lumpur berwarna pekat yang dibentuk seperti pulau. Di tepi dipasang karung pasir agar lumpur dari muara yang disedot tidak kembali lagi ke sungai.

Pulau Sarinah merupakan sebutan yang biasa digunakan nelayan dan warga Tlocor. Sehingga, pulau yang berasal dari sedimentasi lumpur tersebut kini mulai dikenal dengan nama Pulau Sarinah. Untuk memudahkan perahu merapat, di pulau itu juga didirikan dermaga. Selama ini, Pulau Sarinah lebih sering digunakan pusat penelitian beberapa universitas dan aktivis lingkungan dengan menanam mangrove di kawasan itu. tapi kini, Pulau Sarinah sudah mulai dikenal dan menjadi ikon wisata baru.

Untuk bisa sampai ke pulau itu tidaklah sulit. Meski jaraknya cukup jauh dari Sidoarjo, namun jalan masuk menuju ke pulau itu sudah bagus. Setelah melewati jembatan Porong, wisatawan langsung belok kiri ke arah timur sekitar 15 kilometer sudah sampai di Dermaga Tlocor. “Dari dermaga bisa naik perahu. Banyak nelayan yang menyewakan perahu. Biasanya untuk mancing seharian di pulau Sarinah,” ujar Jakfar salah satu wargaJabon yang kerap berkunjung ke Pulau Sarinah.

Dari Dermaga Tlocor, wisatawan bisa menikmati suasana sungai yang sisi kanan dan kirinya dipenuhi pohon bakau dan sejenis api-api. Ombak yang tak seberapa besar membuat perahu cukup tenang. Jika air sedang surut, perjalanan naik perahu untuk bisa sampai ke Pulau Sarinah tak lebih dari setengah jam. Namun, jika air pasang waktu yang dibutuhkan cukup lama.

Bagi warga yang menyewakan perahu, selama ini mereka hanya melayani wisatawan yang akan mancing saja. Namun, seiring dikenalnya Pulau Sarinah itu, kini banyak wisatawan yang datang dan menyewa perahu sekedar berkunjung ke Pulau Sarinah. “Kalau sewa perahu pulang pergi (PP) biasanya Rp150 sampai Rp200 ribu,” ujar Sudarno, salah satu warga Tlocor yang biasanya menyewakan perahu.

Jika dikelola dengan baik, Pulau Sarinah akan menjadi salah satu tujuan wisata di Sidoarjo. Sebab, masyarakat akan penasaran seperti apa pulau yang terbuat dari lumpur. Apalagi, kalau di pulau itu diberi fasilitas tempat wisata alam. Tentunya akan lebih menarik wisatawan yang senang berpetualang. “Kalau di pulau itu diberi semacam paket penginapan dan areal tempat mancing tentunya akan lebih ramai,” ujar Sutrisno, salah satu warga yang juga pernah ke Pulau Sarinah.

Selain Pulau Sarinah, dikawasan pesisir muara Sungai Porong juga terdapat beberapa pulau yang bisa dikunjungi, seperti Pulau Pitu. Meski tidak ada penghuninya, namun dikawasan itu cukup menarik untuk dikunjungi. Disela-sela mancing, biasanya pengunjung beristrirahat dikawasan itu.


Sumber:

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/04/13/pulau-sarinah-pulau-yang-tebentuk-dari-lumpur-sidoarjo

Tuesday, January 5, 2021

Chacha Sherly Pedangdut Sidoarjo

18 Januari 2020

Via Vallen dan Chacha, Dua Pedangdut Sidoarjo Guncang Dunia Maya

Dua pedangdut cantik asli asal Sidoarjo, Via Vallen dan Chacha Trio Macan atau Chacha Sherly membuat heboh dunia maya. Hal tersebut terlepas dari unggahan foto keduanya di Instagram.

Baik Via Vallen maupun Chacha, keduanya kompak mengunggah foto kebersamaan mereka bersama sang ibu di sebuah pusat perbelanjaan. Via Vallen yang mengenakan jersey MU warna biru dan Chacha mengenakan kaos putih terlihat cantik dan mirip.

Kedua pedangdut dengan suara khas itu pun langsung mendapat perhatian dari kedua penggemarnya, baik itu Vyanisty maupun Kanchaku.

Seperti yang kita ketahui, kedua wanita cantik tersebut merupakan kelahiran asli Sidoarjo. Via Vallen sukses dengan karier solonya lewat dangdut koplo, sedangkan Chacha merupakan salah satu personel grup vokal dangdut Trio Macan.

"vyanisty x kanchaku bersatu nk ngene iki mbak?," tulis salah satu komentar netizen. Tak hanya pujian dan doa, beberapa netizen juga menanyakan perihal kolaborasi keduanya.

"Kapan kolaborasi bareng ❤️?" tanya salah satu netizen.

https://www.jagodangdut.com/artikel/5789-via-vallen-dan-chacha-dua-pedangdut-sidoarjo-guncang-dunia-maya?page=4


02 Feb 20

Putuskan Solo Karier, 10 Potret Chacha eks Trio Macan yang Memesona

Chacha Sherly memutuskan hengkang dari Trio Macan, grup dangdut yang membesarkan namanya. Kontraknya dengan pihak manajemen telah berakhir Desember 2019. Sama seperti Chacha, kedua rekannya di Trio Macan juga tidak memperpanjang kontrak.

Memilih jalan masing-masing, Chacha tak kehilangan popularitas. Chacha masih muncul di program televisi sebagai bintang tamu. Berikut potret dan fakta menarik Chacha yang semakin membuat fans jatuh hati!

  • 1. Chacha lahir pada 23 Januari 1991, baru saja merayakan ulang tahun ke-29
  • 2. Chacha bergabung dengan Trio Macan tahun 2011. Ini penghargaan Anugerah Dangdut Indonesia yang mereka terima sebelum kontrak habis
  • 3. Memilih jalan masing-masing, Chacha kerap diundang sebagai bintang tamu di acara televisi
  • 4. Chacha punya kanal YouTube pribadi dengan jumlah 110 ribu subscriber. Videonya didominasi dengan cover dangdut koplo
  • 5. Ternyata Chacha suka nonton drama Korea juga lho. Cewek rambut panjang ini kepincut dengan pesona Lee Do Hyun 'Hotel Del Luna'
  • 6. Gaya sopan ketika menjalankan ibadah umrah, banjir pujian!
  • 7. Chacha tak ragu ungkapkan rasa sayang ke mama sebelum berangkat nih
  • 8. Bersama Via Vallen yang juga kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur
  • 9. Gak mau kalah dari yang lain, Chacha juga main TikTok lho guys!
  • 10. "Kunang kunang di sangkar emas, pinang aku mas.......," tulis Chacha yang mendapat ratusan komentar

Itulah tadi Chacha Sherly, eks Trio Macan yang penuh pesona. Kabarnya Chacha lagi bersiap-siap untuk merilis lagu solo dengan manajemen barunya. Semoga sukses, ya!

https://www.idntimes.com/hype/entertainment/hilda-t/potret-chacha-eks-trio-macan-yang-memesona-c1c2/10


05/01/2021

Isak Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Chacha Sherly di Rumah Duka

Isak tangis pecah di rumah duka mantan personel Trio Macan, Chacha Sherly di Kompleks Perumahan Kedungturi Permai Blok I, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (5/1/2021) malam. Keluarga Chaca Sherly tak kuasa menahan tangis saat almarhumah diturunkan dari mobil jenazah RSUD Ungaran, Jawa Tengah. 

Jenazah mantan personel Trio Macan itu diturunkan sejenak untuk disemayamkan di rumah duka.  Terlihat sejumlah keluarga, kerabat, dan kolega, perempuan yang berprofesi sebagai penyanyi itu terisak. 

Beberapa saat setelah disemayamkan, jenazah dibawa ke Masjid Al-Muhajirin untuk dishalatkan. Setelah itu, jenazah dibawa ke pemakaman umum Aspol Wage I Desa Kedungturi. Dalam prosesi pemakaman itu, terlihat Kapolresta Sidoarjo Kombes Sumardji. 

Ia mewakili Korps Polri karena Chacha merupakan putri pertama Wakasat Narkoba Polresta Sidoarjo AKP Agus Achmad Hansip. "Kami sampaikan duka mendalam atas meninggalnya ananda Chacha, semoga amal dan ibadah almarhumah diterima di sisi-Nya dan almarhumah ditempatkan di sisi terbaik," kata Kombes Sumardji di lokasi, Selasa. 

Chacha sempat mengalami koma sebelum menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa siang.   Manajer Chacha, Okky mengatakan, mantan personel Trio Macan itu mengalami luka berat di bagian kepala. 

“Kondisi Chacha saat kemarin dimasukan ke rumah sakit, Chacha mengalami luka di kepala yang sangat berat dan mengalami koma,” tulis Okky melalui pesan singkat, Selasa (5/1/2021). 

Okky berujar kondisi Chacha Sherly terus menurun ketika dirawat di rumah sakit. Hingga akhirnya, Chacha meninggal sekitar pukul 12.00 WIB. Sebelumnya, pada Senin (4/1/2021), Chacha Sherly terlibat kecelakaan lalu lintas di tol Solo-Semarang KM 428.


Sumber :

https://regional.kompas.com/read/2021/01/05/23213871/isak-tangis-sambut-kedatangan-jenazah-chacha-sherly-di-rumah-duka?page=all.

Related Posts