Monday, March 30, 2015

Trans Sidoarjo


Foto halte / shelter
Sumber surabaya.tribunnews.com

Bus Damri AC jurusan Porong-Bungurasih akan lewat tol untuk menghindari rebutan penumpang dengan angkutan lain yang juga jurusan Bungurasih. Bus yang melayani rute 28 Km itu tersedia 30 unit dan setiap 10 menit bus melintas.

Penyediaan bus ini juga untuk mengurangi padatnya arus lalu lintas di jalanan. Tujuannya agar masyarakat memilih angkutan umum daripada membawa kendaraan pribadi dan angkutan ini bisa menjadi angkutan alternatif.

Bus ini memiliki pintu satu di bagian tengah dengan lebar lebih dari 1 meter untuk turun dan naik. Pintu ini menggunakan sistem hidrolis yang dikendalikan oleh sopir sehingga pintu tersebut bisa dibuka saat bus benar-benar berhenti di shelter.

Mulai April ini, Damri membuka rute Porong-Bungurasih lewat jalan tol. Armada bus yang disiapkan untuk melayani rute sejauh 28 Km itu jumlahnya 30 unit dan setiap 10 menit bus melintas.

Sebagai persiapan pembukaan jalur, sudah terbangun 30 shelter di Sidoarjo. Mulai Jl Pahlawan-Candi-Tanggulangin dan Porong. Shelter itu berbeda dengan halte bus kota pada umumnya.

Sarana transportasi umum yang telah disiapkan oleh Dishub Kabupaten Sidoarjo adalah 30 bus dengan kapasitas 55 tempat duduk dan 30 orang berdiri untuk jurusan Terminal Porong menuju Terminal Purabaya Waru.

30 bus yang akan beroperasi sekitar bulan Mei 2015 nanti, merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat.

Untuk menunjang pengoperasian 30 bus tersebut, Dishub Kabupaten Sidoarjo telah melakukan persiapan dengan membangun 14 halte di sepanjang rute yang akan dilalui oleh bus-bus tersebut.

Posisi shelter lebih tinggi untuk menyamakan bus agar penumpang tidak perlu loncat baik saat naik atau turun.

Bus itu kondisinya baru dan bermerek. Bahkan bentuk bus berbeda dengan bus pada umumnya, bentuk deknya lebih tinggi sekitar 1 meter dari bus biasa.

Bus itu melayani penumpang setiap 10 menit sehingga tidak terlalu lama menunggu. Penumpang yang akan menggunakan jasa bus tersebut tidak bisa sembarangan naik atau turun.

Sebagai antisipasi mencegah kemacetan yang mulai terjadi di jalan-jalan raya di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sidoarjo telah menyiapkan sarana transportasi umum.

Dengan pengoperasian bus-bus itu, masyarakat akan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi yang menyumbang kemacetan di jalan-jalan raya Kabupaten Sidoarjo kepada penggunaan transportasi umum.

Karena bus-bus tersebut akan dilengkapi dengan air conditioner (AC) sehingga selama dalam perjalanan, penumpang merasa nyaman karena udaranya sejuk dan tidak gerah maupun panas.

Rencananya 30 bus itu akan beroperasi mulai pukul 5.30 WIB dengan rute Terminal Porong-Jalan Raya Porong-Jalan Raya Tanggulangin-Jalan Raya Candi-Jalan Sunandar P.S.-Jalan Diponegoro-Jalan Pahlawan – Tol Sidoarjo-keluar Tol Waru-Terminal Purabaya.

Sumber :
http://www.beritasidoarjo.com/?p=6570
http://dprd-sidoarjokab.go.id/bus-jurusan-porong-purabaya-akan-beroperasi-mei-tahun-ini.html
http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/31/mari-ketahui-etika-naik-bus-damri-ac-porong-bungurasih
http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/31/mantap-ada-bus-damri-ac-rute-porong-bungurasih-hanya-rp-5000

Wednesday, March 18, 2015

Kawasan di Surabaya dan Sidoarjo Tergenang Banjir

Pagi Ini, Beberapa Kawasan di Surabaya dan Sidoarjo Tergenang Banjir

Kamis, 19 Maret 2015

Hujan deras yang mengguyur Surabaya dan Sidoarjo pada Rabu (18/3/2015)malam mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang air hingga arus lalu lintas terganggu, Kamis (19/3/2015) pagi. Pendengar Radio Suara Surabaya dan netter E100 melaporkan wilayah yang tergenang adalah Tropodo, Sememi, Sidokare, Pakal, Wringin Anom dan Benowo.

Giarto melaporkan, “Raya Tropodo arah Wadung Asri padat sekali karena masih ada genangan air setinggi 20 cm. Ekor antrian sampai perempatan Sedati”.

Ani melaporkan, “Jalan Jurang Kuping Pakal ada genangan air 50 cm. Mulai jembatan Pakal di Raya Benowo sampai terminal juga masih tergenang air”.

Aldi melaporkan, “Dari traffic light Sedati sampai Tropodo Indah dibutuhkan waktu 45 menit. Genangan mungkin karena sungai di daerah Tamasa mengecil dan beberapa selokan perumahan menjadi satu dengan perumahan Tropodo”.

Miftah melaporkan, “Jalan Raya Benowo banjir. Akses Gelora Bung Tomo juga tergenang air. Barat Polsek Benowo juga ada genangan air”.

Effendy melaporkan, “Kendaraan yang mau masuk ke Wisma Tropodo terhalang genangan”.

Nunung melaporkan, “Keluar Benowo Indah-Wijaya Putra-Sememi ada genangan air sekitar 30 cm. Lalu lintas padat sekali”.

Nina Yanti melaporkan, “Banjir di Tropodo Indah, tinggi air satu ban motor.” Subianto melaporkan, “Raya Benowo masih tergenang air. Pasar Benowo tergenang setinggi 40 cm”.

Ali Ashar melaporkan, “Moroseneng sampai Pakal banjir sekitar 20 cm, lalu lintas merambat”.

Sementaraitu, melalui fanpage Facebook e100, Akun Dewi Sekar menulis, “Banjar Sugihan, Tandes, air menggenang efek hujan semalam, bahkan sudah masuk garasi rumah”.

Arianto menulis, ” Sidokare Asri banjir sejak tadi malam hingga sekarang, ketinggian air 20-30cm cuaca gerimis”.

Sigit Widodo menulis, “Jalan Singapore Pakal selatan rel kereta banjir, paling dalam selutut orang dewasa. Jalan Raya benowo, Ngasinan macet dan banjir. Pasar Benowo juga banjir selutut”.

Widy menulis, “Hujannya kemarin cuma satu jam, tapi banjirnya luar biasa. Akses keluar jalan raya lumpuh”. 


Sumber :

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2015/Pagi-Ini-Beberapa-Kawasan-di-Surabaya-dan-Sidoarjo-Tergenang-Banjir/

Wednesday, March 11, 2015

Jalur Lingkar Barat dan Jalur Lingkar Timur Sidoarjo

sumber : dprd-sidoarjokab.go.id

Jalur Lingkar Barat (JLB)

Pemkab Siapkan Anggaran Rp 105 Miliar untuk merealisasikan Jalur Lingkar Barat (JLB) yang selama ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Sidoarjo, akan selesai pembangunannya di tahun 2014.

Kepadatan lalu lintas di Jalur Lingkar Barat (JLB) yang belum selesai di Desa Sepande Kecamatan Candi. Tahun 2014 Pemkab Sidoarjo targetkan JLB tuntas. Proyek yang perencanaannya dibuat pada tahun 2008 ini memang khusus untuk memecah kemacetan yang sering terjadi di Sidoarjo. Nantinya jalur ini akan tembus ke Tanggulangin.

Pembangunan JLB ini ada beberaa kendala. Selain masalah pendanaan, pembebasan lahan yang belum kelar menjadi kendala tersendiri. Pembebasan lahan menjadi persoalan yang rumit.

Banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati daerah tersebut juga menjadi pemikiran Dinas PU binamarga. Namun Pemkab Sidoarjo sudah memikirkan untuk merelokasi PKL. Nantinya mereka akan ada tempat sendiri supaya tidak mengganggu pengguna jalan lain.

Hingga saat ini pembangunan JLB sudah mencapi 50 persen.


Jalan Lingkar Luar Barat Sidoarjo Terancam Batal

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sidoarjo tak berkutik. Rencana pembangunan pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat Sidoarjo (JLLBS) terpaksa dibatalkan karena melanggar rencana tata ruang wilayah (RTRW).

Sepanjang jalan yang menghubungkan Kecamatan Porong dan Kecamatan Krian itu merupakan lahan hijau yang tidak boleh digunakan untuk bangunan atau jalan. Untuk merealisasikan JLLBS menunggu perubahan RTRW dulu. Jalan lingkar luar barat sidoarjo yang panjangnya direncanakan mencapai 17 kilometer tersebut sebenarnya sudah direncanakan beberapa tahun lalu. Pihaknya juga telah melakukan sharing dengan pengusaha untuk ikut berperan serta dalam pembangunan jalan tersebut.

Salah satu faktor yang menjadi kendala jalan lingkar luar barat tersebut yakni karena lahan yang akan digunakan untuk jalan itu masuk dalam lahan hijau RTRW Sidoarjo. Jika nantinya tetap dibangun namun di masing-masing sisi jalan tidak bisa dibangun apapun akan sia-sia. Pembangunan jalan dari Porong yang akan tembus ke by pass Krian tersebut idealnya di beberapa sisi jalan dibangun untuk sejumlah investasi bagi Sidoarjo. Diantaranya pabrik dan bangunan lain.

Karena aturan lahan hijau dalam RTRW ya tidak bisa, jika jalan tetap dibangun tak bisa ada bangunan di kiri dan kanannya. Sesuai Perda RTRW 2009 bahwa ada 16 ribu hektare khusus untuk lahan hijau. Namun pada 2013 ini sudah menyusut hingga menjadi 12 ribu hektare. Padahal, idealnya lahan hijau tersebut mencapai angka 30% dari total lahan di Sidoarjo yang mencapai 72 ribu hektare. Sedangkan jalan lingkar luar barat fungsinya juga sangat besar.

Yakni untuk memecah kemacetan kendaraan yang menghubungkan Porong ke Krian. Sigit mengaku, masih menunggu pada 2014 nanti kemungkinan ada evaluasi tentang RTRW. Evaluasi itu nantinya diharapkan bisa mengubah RTRW tentang lahan hijau.


Bangun Jalan Baru sampai Jalan Lingkar Timur

Jalan Raya Kemiri akan ditembuskan Pemkab Sidoarjo menuju akses Jalan Lingkar Timur yang fungsinya memecah arus kemacetan lalu lintas di dalam kota, Minggu (31/3/2013).

Pemkab Sidoarjo tahun ini berencana membangun jalan baru di Desa Kemiri, Kecamatan Sidoarjo menuju Jalan Lingkar Timur (JLT). Pembangunan jalan baru ini juga akan disambungkan dengan frontage road dari Waru ke Sidoarjo.

Jalan yang akan dibangun itu dari Jl Jenggolo tepatnya di Pos Polisi Jenggolo ke arah timur lewat Desa Kemiri kemudian tembus ke JLT. Lebar jalan rencananya 10 meter dan lahan yang akan dilewati sudah banyak yang dibebaskan.

Menurutnya, pembangunan jalan baru itu sangat banyak fungsinya. Pertama bisa memecah kepadatan arus lalu lintas di dalam kota sehingga pengguna jalan bisa memilih kemudahan akses. Kedua, membuka perekonomian di sekitar Desa Kemiri.

Rencana membuat jalan tembus menuju JLT itu sebenarnya sudah tiga tahun lalu tapi baru direalisasikan tahun 2013. Jalan yang ada itu, rencananya dibuat dua jalur (arah timur dan barat) sehingga jalan yang ada memudahkan masyarakat untuk memilih.

Terkait ada beberapa lahan milik pengembang perumahan yang terkena, pihaknya sudah koordinasi karena keberadaan jalan ini untuk kepentingan umum. Pengembang sendiri juga diuntungkan karena sudah ada akses jalan yang bisa dilewati.

Pembangunan jalan tembus itu nantinya akan menyambung dengan Frontage Road Sidoarjo - Waru yang kini mulai dikerjakan. Lahan untuk frontage road sendiri, Pemkab Sidoarjo masih mengandalkan hibah tanah milik perusahaan. Selama ini, lahan yang sudah dihibahkan adalah milik PT Maspion II dan III serta Perumahan Puri Surya Jaya di Gedangan.

Selama ini, pada jam sibuk atau jam kerja kondisi arus lalu lintas di Sidoarjo utamanya di Jl A Yani padat merayap. Kepadatan arus lalu lintas ini, memunculkan kekhawatiran jika sampai terjadi kecelakaan karena kendaraan yang lewat tak ada hentinya.


JLB, JLT DAN FRONTAGE ROAD

Dinas PU Bina Marga Pemeritah Kabupaten Sidoarjo tahun 2013 ini, memiliki target yang luar biasa besar bagi kebutuhan dasar masyarakat dan perkembangan perekonomian. Yakni, dengan melakukan  perbaikan dan peningkatan jalan, serta meneruskan pembangunan jalan baru yang belum selesai. Selain itu juga menyelesaikan perbaikan jalan yang rusak di tahun 2012 sekitar 85,47 kilometer dari panjang jalan beraspal 942,38 kilometer.

Tidak hanya itu, dinas ini juga memiliki target lain. Yaitu melanjutkan pembangunan Jl. Lingkar Barat (JLB), memperlebar Jl. Lingkar Timur (JLT), dan Frontage Road.

Sedangkan untuk JLB nya, saat ini memang sudah berfungsi, antara Jl. Mayjen Sungkono, hingga Sumokali. Nantinya jalan ini akan dikoneksikan dengan arteri primer yang baru di Ketapang, Tanggulangin, termasuk melebarkan kawasan Pagerwojo, mulai dari SD Negeri Pagerwojo hingga ke Pondok Queen Aflah.

Dalam pembangunannya nanti, akan dibarengkan dengan usaha pelebaran jalan di JLT. Sebab Pemkab Sidoarjo sudah dipastikan mendapatkan kucuran dana APBN sebesar Rp 6 miliar untuk peningkatan jalannya.

Pembangunan dua ruas jalan tersebut, akan semakin lengkap dengan dibangunnya frontage road di sisi timur jalur rel kereta api mulai Waru hingga Sidoarjo.

Saat ini, sudah ada lahan sekitar 10 kilometer dari Waru hingga Sidoarjo untuk frontage road dengan lebar 10 meter. Ada sekitar 70 persen yang disediakan industri, 30 persen milik pribadi atau perorangan. Kedepan Dinas PU Bina Marga berharap bisa memanfaatkan milik industry lebih dahulu.

Pembangunan ini akan dilaksanakan bertahap. Misalnya jalan kecil akan dilebarkan, termasuk jalan-jalan yang dikeluhkan masyarakat sebagai akses atau alternatif untuk mengurangi kemacetan di jalan utama, seperti Jalan Tanjekwagir, Krembung, maupun yang ada di Tarik, dan Balongbendo, agar akses keluar daerah sekitarnya juga bagus dan lancar.


Sumber :
http://dprd-sidoarjokab.go.id/jalur-lingkar-barat-kelar-2014.html
https://www.facebook.com/InformasiSidoarjo/posts/608775632504467
http://binamarga.sidoarjokab.go.id/targetkan-jalan-perekonomian-percepat-jlb-jlt-dan-frontage-road/
http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/31/pecahkan-kemacetan-pemkab-sidoarjo-bangun-jalan-baru

Tuesday, March 10, 2015

Tol Krian-Legundi-Bunder


Dibangun Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder untuk Atasi Kemacetan

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berencana membangun jalan tol di ruas jalan Krian-Legundi-Bunder. Pembangunan itu dilakukan, karena sebagai jalan provinsi Krian-Legundi-Bunder sudah overload.

Keberadaan jalan tol itu sangat diperlukan, terutama di ruas persimpangan Krian-By Pass dan Krian wilayah Kabupaten Sidoarjo - Legundi wilayah Kabupaten Gresik. Di jalan tersebut setiap harinya tidak bisa lepas dari kemacetan.

Rencana pembangunan itu sudah disetujui oleh Saiful Illah Bupati Sidoarjo. Sekarang tinggal pihak dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk memberikan ijin atau tidak. Saiful Illah Bupati Sidoarjo memutuskan meminta semua SKPD agar mempermudah masalah pengurusan izin untuk pembangunan jalan tol.


Waskita Investasi di Tol Legundi-Bunder Rp 4,3 T

PT Waskita Karya Tbk memprakarsai investasi proyek jalan tol Legundi-Bunder sebesar Rp 4,3 triliun. Melalui anak perusahaannya, Waskita Toll Road, pihaknya menargetkan pembangunan proyek dimulai pada 2015.

Rencana realisasi proyek jalan sepanjang 30 kilometer itu, kata Haris, telah disetujui oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Proyek jalan tol itu menghubungkan Krian dengan Teluk Lamong, Tanjung Perak. Jalan terbentang dari Legundi, Krian; sampai Bunder, Gresik. Pembebasan lahan yang biasanya menjadi kendala akan disiasati dengan memotong beberapa wilayah, sehingga jalur jalan tol ini jadi lebih pendek.


Jawa Timur Segera Bangun Tol Legundi Bunder

Untuk memperlancar arus barang di Jawa Timur serta memecah kepadatan jalan tol di tengah kota Surabaya. Menteri BUMN menginstruksikan agar dibangun tol dari Krian menuju Bunder. Dengan adanya tol ini, diharapkan arus transportasi barang dari dan menuju pelabuhan Tanjung Perak tidak lagi menggangu arus tol dalam kota. Sehingga dapat memperlancar arus transportasi dan mendukung arus barang di Jawa Timur.

Saat ini proyek pemecah kepadatan jalan tol di dalam kota Surabaya masih dalam proses tender yang dilakukan oleh badan pengatur jalan tol. Untuk pengerjaan jalan tol sepanjang 30 kilo meter ini, PT Waskita Karya Tbk akan menginvestasikan dana sampai dengan Rp 4,3 triliun.

Guna mendukung transportasi barang dari dan menuju pelabuhan Tanjung Perak, nantinya akan dibuat jalan memotong di wilayah-wilayah tertentu yang difungsikan agar bisa memperpendek jalur.

Dengan pembangunan ini dapat membuat biaya angkut barang tidak terlalu mahal serta dari sisi pembebasan lahan yang selama ini selalu menjadi kendala pembangunan infrastruktur bisa lebih ditekan.


Sumber :
http://m.suarasurabaya.net/kelanakota/detail.php?id=80hqv4m3lifrtnt956r6ibcgs12015148794
http://surabayanews.co.id/2014/08/26/3897/jawa-timur-akan-segera-bangun-tol-legundi-bunder.html
http://www.tempo.co/read/news/2014/08/20/090601062/Waskita-Investasi-di-Tol-Legundi-Bunder-Rp-43-T

Related Posts