Pengasapan Ikan Tradisional di Sidoarjo Sejak 1970
Senin, 07 November 2022 22:10 WIB
Hampir seluruh rumah warga di Desa Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, mengepulkan asap setiap harinya. Ini asap bukan sembarang asap, melainkan dari proses pengasapan ikan yang telah menjadi mata pencaharian warga sejak setengah abad lalu.
Desa Penatarsewu telah menjadi kampung ikan asap sejak tahun 1970. Saat ini, terdapat 80 tempat pengasapan ikan, di mana pemilik serta para pegawainya adalah warga desa setempat. Mereka mempertahankan pengasapan secara tradisional dengan menggunakan batok kelapa.
Cholik, Kepala Desa Penatarsewu mengatakan, kampung ikan asap ini sudah ada sejak tahun 1970. Dahulu, hanya ada beberapa warga saja namun sekarang ada 80 pembakar ikan di kampung tersebut.
"Satu hingga dua kuintal tidak sampai satu hari sudah habis. Di sini per harinya warga habis pengasapan itu 11 hingga 13 ton. Ada 80 an perajin. Anak sekolah kuliah sekarang sudah buka pengasapan sendiri," ucap Cholik, Senin, 7 November 2022.
Dengan mempertahankan proses pengasapan yang masih secara tradisional dan menggunakan ikan segar, tak salah bila desa ini selalu menjadi jujukan warga dari berbagai daerah, untuk membeli ikan asap khas desa ini untuk dikonsumsi sendiri hingga menjadi oleh-oleh.
"Harga ikan asap sendiri para perajin menawarkan 50 ribu rupiah per kilogram ikan asap," imbuhnya.
Ikan mujair dan nila merupakan andalan mereka. Dalam sehari mampu memproduksi hingga lebih dari 11 ton ikan asap, yang dipasarkan ke sejumlah pasar tradisional di kawasan Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto hingga Surabaya.
"Maka tak heran, kampung ini selalu menjadi jujukan warga dari luar daerah untuk membeli ikan asap," jelas Cholik.
Namun sayangnya, para perajin ikan asap ini kesulitan untuk memasarkan ke daerah yang lebih jauh, karena ikan asap buatan mereka hanya bertahan tiga hari saja.
Seperti yang dikatakan Nia Ainur, ia sengaja datang dari Surabaya ke Sidoarjo hanya untuk membeli ikan asap. Menurutnya, ikan asap di sini sudah terkenal kesegarannya.
"Terbukti enak fresh. Kemarin sudah beli dan enak sekarang beli lagi sudah 3 kali. Untuk di makan sama keluarga dan oleh-oleh tetangga. Pokoknya enak banget ditambah sambal kecap atau sambal terasi," kata Nia.
Hal serupa juga dikatakan Sinta. Ia sering kali pergi ke kampung ini untuk membeli ikan asap sebagai oleh-oleh keluarga di desanya.
"Ibu dan saudara saya senang sekali jika saya datang membawa oleh-oleh ikan asap ini. Tiap kali saya pulang kampung, mereka pasti nitip oleh-oleh ikan asap," ujar perempuan asal Trenggalek ini.
Sumber :
https://www.ngopibareng.id/read/pengasapan-ikan-tradisional-di-sidoarjo-sejak-1970