Tahun 2010-an Sidoarjo hanya memiliki 3 pusat perbelanjaan besar, yaitu Pertokoan Matahari di Jl Gajah Mada, Ramayana Mall di Jl Diponegoro dan Sun City Jl Raya Pahlawan.
Kemudian tahun 2012-an terdapat satu lagi pusat perbelanjaan yaitu SITOS (Sidoarjo Town Square) di Jl Raya Jati.
Dan kabar baik datang lagi setelah pagi hari ini baca koran Surya, bakal di bangun satu Mall lagi, yaitu The Royal Pallace. Lokasi adalah di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo. Lokasi tepatnya adalah di titik koordinat : -7.467656,112.712485.
---------------------------------
Berikut berita selengkapnya yang diambil dari harian Surya Online
Masyarakat Sidoarjo dalam waktu dekat bisa menikmati tempat pusat perbelanjaan dan tempat kongkow-kongkow baru. Tempat baru itu, The Royal Palace Sidoarjo, berada di Jl Sunandar Priyo Sudarmo.
Bangunan tiga lantai yang disiapkan itu akan menampung segala bentuk usaha di Sidoarjo. Mulai batik tulis, tas, bandeng dan lainnya. Harganya pun bersaing dengan toko grosir yang ada di Surabaya atau kota lain.
“Jadi masyarakat yang butuh apa-apa tidak lagi pergi ke Surabaya atau ke luar negeri. Masak cari batik saja ke Surabaya, padahal di Sidoarjo adalah pusatnya batik,” kata Bupati H Saiful Ilah.
Menurut orang nomor satu di Sidoarjo, pembangunan The Royal Palace itu menempati lahan bekas pabrik kayu seluas 3 ha. Lahan tersebut sudah dibebaskan oleh investor dan kini dipagar.
“Lokasinya sangat strategis karena berada di jantung kota,” paparnya.
Untuk menuju pusat perbelanjaan The Royal Palace, masyarakat yang menggunakan jalan tol Gempol-Surabaya turun di pintu tol Sidoarjo dan masuk ke Jl Lingkar Barat-Jl Gatot Subroto dan masuk ke Jl Sunandar Priyo Sudarmo.
Sementara masyarakat dari arah Malang lewat jalan arteri masuk dari traffic light Larangan – Pasar Larangan dan menuju Jl Sunandar Priyo Sudarmo.
“Segala perizinan sedang diurus oleh investor ke Pemkab Sidoarjo. Semoga keberadaan mal baru ini bermanfaat bagi masyarakat Sidoarjo,” terangnya.
Wakil Ketua Komisi C, I Wayan Dendra, menerangkan jangan sampai pihak investor lalai dengan segala izin yang harus dipenuhi. Seperti Analisis Dampak Lingkungan (Andalalin) dan lainnya. Pasalnya, jika tanpa diperhitungkan akan merugikan masyarakat banyak.
“Memang itu salah satu cara untuk mengangkat Sidoarjo. Tapi jangan sampai mengesampingkan izin yang ada,” tandasnya.
Dijelaskannya, selama ini keberadaan mall di Sidoarjo hanya bisa dihitung jari. Seperti Sidoarjo Town Square di Jl Raya Jati, Sun City Jl Raya Pahlawan, Ramayana Mall di Jl Diponegoro dan Pertokoan Matahari di Jl Gajah Mada.
Persaingan mal yang ada itu diharapkan masyarakat bisa memilih, tentunya persaingan harga.
“Yang perlu dicatat adalah jangan sampai keberadaan mal itu membunuh pedagang di pasar tradisional,” tandasnya.
Menurut Ketua DPC Partai Hanura, keberadaan mal seperti The Royal Palace menunjukkan Sidoarjo bangkit dari keterpurukan. Pasalnya, Sidoarjo selama ini dicap trauma dengan lumpur Lapindo, sehingga investor tidak berani berinvestasi di Sidoarjo.
“Nah ini sebagai wujud Sidoarjo aman dan investor mall berani menanamkan sahamnya,” tegasnya.
Kemudian tahun 2012-an terdapat satu lagi pusat perbelanjaan yaitu SITOS (Sidoarjo Town Square) di Jl Raya Jati.
Dan kabar baik datang lagi setelah pagi hari ini baca koran Surya, bakal di bangun satu Mall lagi, yaitu The Royal Pallace. Lokasi adalah di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo. Lokasi tepatnya adalah di titik koordinat : -7.467656,112.712485.
(ilustrasi)
---------------------------------
Berikut berita selengkapnya yang diambil dari harian Surya Online
Masyarakat Sidoarjo dalam waktu dekat bisa menikmati tempat pusat perbelanjaan dan tempat kongkow-kongkow baru. Tempat baru itu, The Royal Palace Sidoarjo, berada di Jl Sunandar Priyo Sudarmo.
Bangunan tiga lantai yang disiapkan itu akan menampung segala bentuk usaha di Sidoarjo. Mulai batik tulis, tas, bandeng dan lainnya. Harganya pun bersaing dengan toko grosir yang ada di Surabaya atau kota lain.
“Jadi masyarakat yang butuh apa-apa tidak lagi pergi ke Surabaya atau ke luar negeri. Masak cari batik saja ke Surabaya, padahal di Sidoarjo adalah pusatnya batik,” kata Bupati H Saiful Ilah.
Menurut orang nomor satu di Sidoarjo, pembangunan The Royal Palace itu menempati lahan bekas pabrik kayu seluas 3 ha. Lahan tersebut sudah dibebaskan oleh investor dan kini dipagar.
“Lokasinya sangat strategis karena berada di jantung kota,” paparnya.
Untuk menuju pusat perbelanjaan The Royal Palace, masyarakat yang menggunakan jalan tol Gempol-Surabaya turun di pintu tol Sidoarjo dan masuk ke Jl Lingkar Barat-Jl Gatot Subroto dan masuk ke Jl Sunandar Priyo Sudarmo.
Sementara masyarakat dari arah Malang lewat jalan arteri masuk dari traffic light Larangan – Pasar Larangan dan menuju Jl Sunandar Priyo Sudarmo.
“Segala perizinan sedang diurus oleh investor ke Pemkab Sidoarjo. Semoga keberadaan mal baru ini bermanfaat bagi masyarakat Sidoarjo,” terangnya.
Wakil Ketua Komisi C, I Wayan Dendra, menerangkan jangan sampai pihak investor lalai dengan segala izin yang harus dipenuhi. Seperti Analisis Dampak Lingkungan (Andalalin) dan lainnya. Pasalnya, jika tanpa diperhitungkan akan merugikan masyarakat banyak.
“Memang itu salah satu cara untuk mengangkat Sidoarjo. Tapi jangan sampai mengesampingkan izin yang ada,” tandasnya.
Dijelaskannya, selama ini keberadaan mall di Sidoarjo hanya bisa dihitung jari. Seperti Sidoarjo Town Square di Jl Raya Jati, Sun City Jl Raya Pahlawan, Ramayana Mall di Jl Diponegoro dan Pertokoan Matahari di Jl Gajah Mada.
Persaingan mal yang ada itu diharapkan masyarakat bisa memilih, tentunya persaingan harga.
“Yang perlu dicatat adalah jangan sampai keberadaan mal itu membunuh pedagang di pasar tradisional,” tandasnya.
Menurut Ketua DPC Partai Hanura, keberadaan mal seperti The Royal Palace menunjukkan Sidoarjo bangkit dari keterpurukan. Pasalnya, Sidoarjo selama ini dicap trauma dengan lumpur Lapindo, sehingga investor tidak berani berinvestasi di Sidoarjo.
“Nah ini sebagai wujud Sidoarjo aman dan investor mall berani menanamkan sahamnya,” tegasnya.