Nilai Ekonomi Kandungan Lithium di Lumpur Lapindo Belum Dikaji
Selasa, 21 Jun 2011 14:42 WIB
Sidoarjo - Semburan lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo diyakini mengandung lithium atau bahan baku pembuat baterai. Namun hasil penelitian Japanese Research Institute, Wataru Tanikawa, itu belum final.
"Ada potensi yang kemungkinan lithium. Tapi belum dikonfirmasi nilai ekonomisnya," kata Deputi Operasi Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Soffian Hadi Joyopranoto saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com melalui sambungan seluler, Selasa (21/6/2011).
Menurut dia, seberapa jauh kemungkinan kandungan lithium tersebut bisa dikelola masih belum diketahui. Sebab menurutnya, penelitian yang dilakukan ahli dari Jepang tersebut membutuhkan waktu lama.
"Dipelajari dulu sebelum dikelola. Tapi konsentrasi (lithiumnya) lebih tinggi dari yang didapat dari laut. Misalnya di laut 1 gram di lumpur bisa 100 gram," terangnya.
Hasil penelitian lain yang dilakukan para ahli di kolam lumpur yang luasanya sekarang mencapai 720 hektar itu, kata dia, menyakini semburan lumpur yang terjadi sejak 2006 itu merupakan fenomena yang unik. Yaitu kombinasi mud vulcano dengan geo thermal (panas bumi).
"Para ahli menyakini kejadian itu kombinasi mud vulcano dengan geo thermal. Sebagian besar mud vulcano berdiri sendiri. Ini kombinasi yang langka dari sisi science," kata Soffian.
"Ini tidak berkorelasi dengan energi. Ini fenomena kebumian," pungkasnya.
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-1665117/nilai-ekonomi-kandungan-lithium-di-lumpur-lapindo-belum-dikaji
Dosen ITS Ciptakan Baterai Lithium Dari Lumpur Lapindo
January 6, 2014
SURABAYA, KabarKampus – Lumpur Lapindo telah mendatangkan musibah bagi masyarakat Porong, Sidoharjo. Pasalnya lumpur yang meluap karena kegiatan pengeboran pada tahun 2006 lalu oleh PT Lapindo Brantas ini telah menenggelamkan kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya.
Dari tangan Dr Lukman Noerochim ST MSc MEng dan Dr Ir Amien Widodo MS, lumpur panas tersebut disulap menjadi baterai Lithium. Untuk menyulap lumpur tersebut, mereka memanfaatkan alat pengekstraksi Lithium yang diciptakan sendiri.
Adapun riset terhadap semburan lumpur Lapindo ini berawal dari keinginan Amien Widodo yang menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Bencana ITS untuk memanfaatkan lumpur tersebut. Ia kemudian menggandeng Lukman Noerochim sebagai partner risetnya.
Lukman Noerochim menjelaskan, setelah beberapa kali melakukan pengujian, mereka menemukan sesuatu yang menarik dalam komponen penyusun lumpur panas Lapindo. Di dalam lumpur tersebut, terdapat kandungan Lithium yang jumlahnya 70 kali lebih besar dibandingkan dengan yang biasa ditemukan di air laut.
“Kandungan Lithium pada lumpur ini benar-benar bisa kita manfaatkan,” ungkapnya.
Penemuan ini kemudian membawa mereka untuk menciptakan sebuah baterai lithium dari lumpur lapindo. Alat tersebut berupa membran yang mampu mengekstrak dan mengolah kandungan Lithium pada lumpur. Hasil estrakan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai katoda untuk pembuatan baterai.
Menurut Lukman, sistem kerja dari membran itu sendiri cukup sederhana. Alat yang mengandung Lithium-Mangan-Dioksida ini hanya tinggal dicelupkan ke dalam lumpur. Kemudian, membran akan bekerja secara otomatis menyerap kandungan Lithium yang ada pada lumpur.
Rencananya, pada 2014 ini, penelitian akan dilanjutkan menuju arah produksi baterai Lithium siap pakai. Hal itu dilakukan mengingat konsumsi baterai Lithium cukup besar. Di samping itu, masyarakat Indonesia juga masih belum mandiri dalam hal pembuatannya.
Ia menambahkan, penelitian ini memang ditujukan untuk mencari nilai guna dari lumpur panas Sidoarjo. Akan tetapi, maksud lain yang tidak kalah penting ialah mengajak pihak-pihak tertentu untuk memikirkan solusi tepat atas musibah yang menimpa masyarakat Sidoarjo tersebut.
“Penelitian ini kami harap bisa memicu pihak lain untuk ikut menyelesaian masalah lumpur Sidoarjo dengan segera,” ungkapnya.
https://kabarkampus.com/2014/01/dosen-its-ciptakan-baterai-lithium-dari-lumpur-lapindo/
Tim ITS Ungkap Lumpur Lapindo Mengandung Lithium, Bahan Baku Baterai
24 Februari 2021 | 17:19 WIB
SuaraJatim.id - Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) dari Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) mengungkap hasil penelitiannya terkait tanah Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Hasilnya, kandungan tanah pada lumpur mengandung lithium.
Hal sama juga diungkap peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut penelitian mereka, ada potensi kandungan logam tanah jarang (rare earth) pada tanah tersebut.
ITS melakukan riset pada 2013 silam. Riset dilakukan oleh Amien Widodo dan Lukman Noerochim dan diberi judul "Proses Ekstraksi dan Pengolahan Lithium dari Lumpur Sidoarjo untuk Pembuatan Katoda Baterei Lithium."
Hasil riset tersebut mereka presentasikan di Kantor Staf khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief di Kompleks Sekretariat Negara
"Lithium merupakan bahan baku pembuatan katoda baterai. Dalam peneltian yang kami kerjakan itu, dalam cairan geotermal Lumpur Sidoarjo terdapat kandungan lithium setinggi 5.81 mg/liter yang mana dapat dijadikan sebagai sumber lithium paling berpotensi," ujar Amin, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Rabu (23/2/2021).
Namun, meski demikian, hingga saat ini kandungan logam tanah berupa lithium itu belum diteliti lebih lanjut potensinya. Padahal, permintaan lithium sendiri sangat besar, karena saat ini lithium digunakan untuk salah satu komponen dalam gadget.
"Saat ini belum ada penelitian lanjutan, karena kapasitas saya saat itu adalah geologi maka saya hanya meneliti bagian komponen saja," tambah Amin.
Amin pun menyebutkan bahwa penting untuk dilakukan penelitian lanjutan, jika memang hasil dari lithium yang terdapat di Lumpur Sidoarjo berpotensi menjadi sumber daya dan bahan baku teknologi berkelanjutan maka Lumpur Sidoarjo tidak bisa diolah dengan lebih baik.
https://jatim.suara.com/read/2021/02/24/171959/tim-its-ungkap-lumpur-lapindo-mengandung-lithium-bahan-baku-baterai