Maulidia Octavia atau lebih dikenal dengan nama Via Vallen, lahir di Surabaya, 30 September 1991adalah seorang penyanyi dangdut berkebangsaan Indonesia. Via telah memulai karier di dunia menyanyi sejak umur 15 tahun.
Penggemar setia Via menamakan diri mereka Vyanisty. Fanbase Vyanisty telah diresmikan pada tanggal 24 September 2010. Salah satu fakta unik lainnya yakni nama panggung Vallen juga diambil dari album pertama Evanescence yang berjudul Fallen.
Via juga terbilang sukses membawakan genre koplo dan mendapat julukan “Ratu Pop Koplo” karena lagu-lagu pop yang dibawakan dalam irama dangdut koplo bersama sejumlah grup musik dangdut terkenal seperti New Pallapa, SERA, Monata dan lainnya.
Talenta Via Vallen akhirnya tercium oleh Sera, salah satu orkes dangdut yang hits di tanah air dan ia bergabung sama Sera pada tahun 2008. Berkat gaya dan kualitas vokalnya, membuat nama Via Vallen semakin melambung. Via panggung dari kota ke kota. Bahkan tampil di layar kaca hingga ke luar negeri yakni konser Hongkong dan Tiongkok pada tahun 2016.
Via adalah asli Jawa, berdarah Bandung dan Aceh. Keturunan Bandung-Aceh berasal dari ibunya. Via memulai karier di dunia hiburan sejak duduk di kelas 2 SMP. Mulanya sejak kecil Via sudah hobi bernyanyi.
Sejak kelas 5 SD Via sudah mengikuti manggung bersama ayahnya yang seorang musisi dangdut, cuma masih dihitung sebagai penyanyi yang sedang belajar. Namun jauh sebelum terjun ke musik dangdut, Via sendiri lebih tertarik dengan musik-musik pop. Perlahan, ia pun mulai diarahkan ke jalur dangdut oleh kedua orang tuanya yang kebetulan ayahnya juga seorang musisi dangdut.
Di tahun 2018, Via berpartisipasi menyanyikan salah satu lagu resmi untuk Pesta Olahraga Asia 2018 (Asian Games 2018) berjudul "Meraih Bintang". Lagu tersebut merupakan ciptaan Parlin Burman Siburian yang memadukan lagu pop modern dengan dangdut, bernapaskan semangat meraih kemenangan dengan cara sportif di mana seorang atlet harus berusaha semaksimal mungkin untuk meraih prestasi terbaik.
Menjadi terkenal, tak sedikit orang yang penasaran dengan kediaman Via yang berada di daerah Tanggulangin, Sidoarjo. Sebelumnya, rumah Via berada di kampung sebelah dari rumah yang ditempatinya sekarang. Sayangnya, rumah lama Via sudah rata dengan tanah karena dampak lumpur Sidoarjo.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Via_Vallen
http://lampung.tribunnews.com/2018/06/07/jadi-korban-lumpur-di-sidoarjo-begini-penampakan-rumah-mewah-via-vallen-sekarang?page=all
Saturday, August 18, 2018
Sunday, April 22, 2018
Ikan Monster di Monstero Pond
Sensasi Memancing Ikan Monster di Monstero Pond
Memancing ikan mas, lele, dan gurame, bagi banyak orang mungkin sudah biasa. Namun di Monstero Pond, di kawasan Lingkar Timur, Sidoarjo, para penggila mancing ditawari sensasi memancing berbeda.
Di kolam pemancingan ini pemancing akan merasakan tarikan kuat ikan-ikan monster, seperti ikan genghis khan (hiu air tawar), spatula (aligator fish), redtail catfish (lele raksasa), dan lainnya.
"Strike!" teriak Arie Yunanto (33) saat kailnya berhasil menangkap ikan monster. Butuh 10 menit bagi karyawan swasta bagian IT di Sidoarjo ini mengangkat ikan red belly pacu (sejenis ikan bawal) seberat 5 kg.
Usai ikan tersebut dijaring, Arie pun tak melepaskan kesempatan berfoto, berpamer ria di akun medsosnya.
"Butuh tenaga ekstra kalau mancing di sini. Yang 5 kg saja sudah melelahkan, apalagi dapat yang 40 kg. Tapi ini sangat menyenangkan," kata Arie kepada Surya, Rabu (30/12/2015).
Bagi Arie, memancing ikan monster membutuhkan kekuatan fisik ekstra. Pun umpan yang digunakan juga berbeda dengan memancing ikan mujair.
"Kalau lagi stres kerjaan kantor, dapat strike ikan monster di sini bikin lega," sambungnya.
Di sudut lain, Andy Halim (40) pun mendapatkan strike. Pengusaha asal Surabaya ini berhasil mengangkat ikan genghis khan yang agresif. Tak tanggung-tanggung, beratnya mencapai 11 kg.
Sekitar 20 menit Andy yang datang bersama keluarganya ini baru bisa mengangkat si hiu air tawar.
"Ikannya lari-lari jadinya terlilit benang pancing orang lain. Tarikannya kuat, tapi sensasinya mantap," imbuh Andy.
Tadinya, Andy hanya memancing ikan-ikan ukuran standard, seperti bandeng, mujairdan lainnya. Namun, sekali mencoba tarikan ganas ikan monster, ia jadi ketagihan.
"Ini kali kedua saya datang dan sensasinya selalu mencengangkan. Datang sama keluarga sekalian berlibur," ucapnya.
Supervisor Monstero Pond, Imam Supandi, menerangkan kolam pemancingan khusus ikan monster ini dibangun atas gagasan pengusaha tambak Sidoarjo bernama Eddy pada 2013.
Kemudian, pengelolaan diambilalih menantunya, Hendri Andrianto, dan menjadi satu-satunya kolam pancing ikan monster di Jatim.
"Kolamnya didesain berbeda dan ada aturan-aturan khusus untuk memancing di sini," papar Imam.
Imam menerangkan pemiliknya, Hendri, mendesain kolam pancing ini seperti habitat danau di Vietnam. Pinggiran kolam seluas 8.000 meter persegi tersebut dibentengi batu-batu kali untuk habitat ikan-ikan kecil, sumber makan ikan-ikan predator ini.
"Pemilik kami memang ingin menawarkan sensai mancing yang berbeda. Ketimbang mancing ikan monster di laut, butuh biaya besar dan waktu lama, orang bisa merasakan menarik ikan monster cukup di kolam kami," jelasnya.
Manajer Umum Monstero Pond, M Komari, menambahkan untuk memancing ikan monster harus menggunakan joran spesifikasi standar ikan laut, dengan senar PE 2,5 dan reel 3.000. Di bawah itu, kemungkinan besar joran akan patah atau senar putus.
Komari membeberkan ada 18 jenis ikan monster yang ada di kolam ini. Yang paling besar adalah redtail catfish seberat 40 kg yang diimpor langsung dari Amerika.
Untuk memancing di sini, pengunjung membayar paket 4 jam atau fullday, Rp 150.000 atau Rp 200.000. Jika berhasil mengangkat ikan, ikan tersebut kembali dilepas ke kolam.
"Ada aturan khusus, kailnya tidak boleh ada kait dan umpannya tidak boleh pakai essence (penguat bau)," tukas Komari.
Rata-rata dalam seminggu ada 200 pemancing dari berbagai daerah yang mencoba peruntungan melawan ikan-ikan monster ini. Ada yang berhasil, banyak juga yang tidak.
Untuk meluapkan tidak mendapat ikan monster, pihaknya juga menyediakan kolam pemancingan standar berisi ikan nila, gurame, dan lainnya.
"Ada teknik tersendiri untuk bisa menarik perhatian ikan monster. Harus pemancing yang sudah punya jam terbang tinggi," ujarnya.
Sumber :
http://surabaya.tribunnews.com/2015/12/30/sensasi-memancing-ikan-monster-di-monstero-pond?page=all.
Memancing ikan mas, lele, dan gurame, bagi banyak orang mungkin sudah biasa. Namun di Monstero Pond, di kawasan Lingkar Timur, Sidoarjo, para penggila mancing ditawari sensasi memancing berbeda.
Di kolam pemancingan ini pemancing akan merasakan tarikan kuat ikan-ikan monster, seperti ikan genghis khan (hiu air tawar), spatula (aligator fish), redtail catfish (lele raksasa), dan lainnya.
"Strike!" teriak Arie Yunanto (33) saat kailnya berhasil menangkap ikan monster. Butuh 10 menit bagi karyawan swasta bagian IT di Sidoarjo ini mengangkat ikan red belly pacu (sejenis ikan bawal) seberat 5 kg.
Usai ikan tersebut dijaring, Arie pun tak melepaskan kesempatan berfoto, berpamer ria di akun medsosnya.
"Butuh tenaga ekstra kalau mancing di sini. Yang 5 kg saja sudah melelahkan, apalagi dapat yang 40 kg. Tapi ini sangat menyenangkan," kata Arie kepada Surya, Rabu (30/12/2015).
Bagi Arie, memancing ikan monster membutuhkan kekuatan fisik ekstra. Pun umpan yang digunakan juga berbeda dengan memancing ikan mujair.
"Kalau lagi stres kerjaan kantor, dapat strike ikan monster di sini bikin lega," sambungnya.
Di sudut lain, Andy Halim (40) pun mendapatkan strike. Pengusaha asal Surabaya ini berhasil mengangkat ikan genghis khan yang agresif. Tak tanggung-tanggung, beratnya mencapai 11 kg.
Sekitar 20 menit Andy yang datang bersama keluarganya ini baru bisa mengangkat si hiu air tawar.
"Ikannya lari-lari jadinya terlilit benang pancing orang lain. Tarikannya kuat, tapi sensasinya mantap," imbuh Andy.
Tadinya, Andy hanya memancing ikan-ikan ukuran standard, seperti bandeng, mujairdan lainnya. Namun, sekali mencoba tarikan ganas ikan monster, ia jadi ketagihan.
"Ini kali kedua saya datang dan sensasinya selalu mencengangkan. Datang sama keluarga sekalian berlibur," ucapnya.
Supervisor Monstero Pond, Imam Supandi, menerangkan kolam pemancingan khusus ikan monster ini dibangun atas gagasan pengusaha tambak Sidoarjo bernama Eddy pada 2013.
Kemudian, pengelolaan diambilalih menantunya, Hendri Andrianto, dan menjadi satu-satunya kolam pancing ikan monster di Jatim.
"Kolamnya didesain berbeda dan ada aturan-aturan khusus untuk memancing di sini," papar Imam.
Imam menerangkan pemiliknya, Hendri, mendesain kolam pancing ini seperti habitat danau di Vietnam. Pinggiran kolam seluas 8.000 meter persegi tersebut dibentengi batu-batu kali untuk habitat ikan-ikan kecil, sumber makan ikan-ikan predator ini.
"Pemilik kami memang ingin menawarkan sensai mancing yang berbeda. Ketimbang mancing ikan monster di laut, butuh biaya besar dan waktu lama, orang bisa merasakan menarik ikan monster cukup di kolam kami," jelasnya.
Manajer Umum Monstero Pond, M Komari, menambahkan untuk memancing ikan monster harus menggunakan joran spesifikasi standar ikan laut, dengan senar PE 2,5 dan reel 3.000. Di bawah itu, kemungkinan besar joran akan patah atau senar putus.
Komari membeberkan ada 18 jenis ikan monster yang ada di kolam ini. Yang paling besar adalah redtail catfish seberat 40 kg yang diimpor langsung dari Amerika.
Untuk memancing di sini, pengunjung membayar paket 4 jam atau fullday, Rp 150.000 atau Rp 200.000. Jika berhasil mengangkat ikan, ikan tersebut kembali dilepas ke kolam.
"Ada aturan khusus, kailnya tidak boleh ada kait dan umpannya tidak boleh pakai essence (penguat bau)," tukas Komari.
Rata-rata dalam seminggu ada 200 pemancing dari berbagai daerah yang mencoba peruntungan melawan ikan-ikan monster ini. Ada yang berhasil, banyak juga yang tidak.
Untuk meluapkan tidak mendapat ikan monster, pihaknya juga menyediakan kolam pemancingan standar berisi ikan nila, gurame, dan lainnya.
"Ada teknik tersendiri untuk bisa menarik perhatian ikan monster. Harus pemancing yang sudah punya jam terbang tinggi," ujarnya.
Sumber :
http://surabaya.tribunnews.com/2015/12/30/sensasi-memancing-ikan-monster-di-monstero-pond?page=all.
Monday, February 26, 2018
Frontage Road Sidoarjo tahun 2021
Rabu 02 Agustus 2017, 12:50 WIB
Pemkab Janji Prioritaskan Pembangunan Frontage Road Sidoarjo
Sidoarjo - Pemkab Sidoarjo menepis anggapan rencana pembangunan gedung terpadu 17 lantai senilai Rp 800 miliar akan menelantarkan pembangunan infrastruktur lain. Pemkab Sidoarjo tetap akan memprioritaskan pembangun infrastruktur lain, salah satunya adalah pembangunan jalan frontage.
Data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo, saat ini pemkab juga sedang memprioritaskan pembangunan jalan frontage dari Surabaya hingga Kecamatan Buduran, sepanjang 9,2 Km dengan lebar 10 meter.
Jalan Frontage ini akan melewati tiga kecamatan, yakni Waru, Gedaangan dan Buduran. Ini menjadi prioritas karena sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016 dan target selesai tahun 2021.
"Pembangunan jalan frontage ini tetap prioritas Pemkab Sidoarjo, karena sudah tercantum dalam RPJMD tahun 2016 dan ditargetkan selesai tahun 2021," kata Sigit Setyawan, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sidoarjo kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Rabu (2/8/2017).
Hingga kini, jelas Sigit, pembangunan jalan frontage yang juga melalui delapan desa ini masih terkendala pembebasan lahan. Jalan Frontage tersebut akan melalui 31 tanah milik perusahaan.
Rencana pambangunan frontage di Sidoarjo/Rencana pambangunan frontage di Sidoarjo/ Foto: Suparno
"11 Perusahaan sudah menghibahkan tanahnya ke Pemkab Sidoarjo, sementara sisanya 20 perusahan lainnya belum menghibahkan. Sementara tanah milik instansi seperti tanah milik TNI AL sudah hampir final," tambahnya.
Sigit berharap masyarakat Sidoarjo dan pengguna jalan menuju yang ke Sidoarjo untuk bersabar. Karena saat ini kondisi jalan masih mengalami kemacetan. Untuk saat ini secara bertahap pembangunan jalan frontage terus dilakukan.
"Jalan frontage itu sepanjang 9,2 Km. Yang sudah selesai dan beraspal sepanjang 4,750 Km, yang masih sifatnya jalan lingkungan 2,200 Km, sementara yang masih berupa tanah sawah sepanjang 2,250 Km," ujarnya.
Sigit Setyawan menambahkan, selain jalan frontage, Pemkab Sidoarjo juga memprioritaskan pembangunan jalan lingkar barat dan pelebaran lingkar Timur.
"Untuk semua pembangunan infatruktur adalah prioritas, seperti jalan lingkar barat, serta pelebaran jalan lingkar timur yang awalnya dua lajur di tambah menjadi empat lajur, serta lebih prioritas jalan frontage. Namun apabila ada masyarakat Sidoarjo yang beranggapan setelah adanya wacana pembangunan gedung terpadu 17 lantai kemudian infrastruktur diabaikan, itu tidak benar," jelasnya.
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3583191/pemkab-janji-prioritaskan-pembangunan-frontage-road-sidoarjo
Frontage Road Ditarget Selesai Tahun 2021
SELASA, 12 SEP 2017 08:50 | EDITOR : LAMBERTUS HUREK
KOTA-Pembangunan Frontage Road (FR) ditarget untuk selesai pada 2021 mendatang. Hal tersebut merupakan target yang diberikan oleh Komisi C DPRD Sidoarjo dalam rapat pembahasan Perubahan APBD 2017. Pemkab Sidoarjo pun diminta untuk mempercepat pembangunan jalan pendamping tersebut.
Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo Abdillah Nasik menilai perkembangan pembangunan FR belum signifikan. Menurutnya tahun ini hanya pembebasan lahan di Desa Sruni serta pembangunan saluran, sedangkan untuk pembangunan fisik jalan hanya sedikit. “Mulai tahun depan harus dilakukan percepatan," kata Nasik.
Menurut politisi PKB ini, ada beberapa hal yang menyebabkan lambatnya pembangunan FR. Pertama, dari total 31 perusahaan, baru 11 yang sudah menghibahkan lahannya ke Pemkab Sidoarjo. Kedua, minimnya anggaran untuk pembebasan lahan warga. Dari 8 desa yang terdampak pembangunan, baru satu desa yang pembebasannya tuntas, yakni Desa Sawotratap.
Dari kondisi tersebut, Komisi C sepakat memasang target 2021 pembangunan FR harus tuntas. Rincian detilnya, ruas jalan Buduran hingga bundaran Aloha tuntas pada 2019. Setelah itu dilanjutkan ruas jalan bundaran Aloha sampai Waru tuntas pada 2021.
“Sehingga tahun 2021 sudah bisa digunakan," imbuhnya.
Untuk mendukung percepatan pembangunan FR ini, Sekretaris DPC PKB tersebut mengaku siap mencukupi kebutuhan anggarannya, mulai pembebasan lahan hingga pembangunan fisik. Dalam hal ini pihaknya mengutamakan pembebasan lahan dulu, baru dianggarkan untuk pembangunan fisiknya. "Selain itu juga meminta dukungan perusahaan, TNI AL, dan PT KAI untuk menghibahkan lahan," pungkasnya. (nis/jee)
https://www.jawapos.com/radarsurabaya/read/2017/09/12/13103/frontage-road-ditarget-selesai-tahun-2021
https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20180201/282733407304762
Pemkab Janji Prioritaskan Pembangunan Frontage Road Sidoarjo
Sidoarjo - Pemkab Sidoarjo menepis anggapan rencana pembangunan gedung terpadu 17 lantai senilai Rp 800 miliar akan menelantarkan pembangunan infrastruktur lain. Pemkab Sidoarjo tetap akan memprioritaskan pembangun infrastruktur lain, salah satunya adalah pembangunan jalan frontage.
Data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo, saat ini pemkab juga sedang memprioritaskan pembangunan jalan frontage dari Surabaya hingga Kecamatan Buduran, sepanjang 9,2 Km dengan lebar 10 meter.
Jalan Frontage ini akan melewati tiga kecamatan, yakni Waru, Gedaangan dan Buduran. Ini menjadi prioritas karena sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016 dan target selesai tahun 2021.
"Pembangunan jalan frontage ini tetap prioritas Pemkab Sidoarjo, karena sudah tercantum dalam RPJMD tahun 2016 dan ditargetkan selesai tahun 2021," kata Sigit Setyawan, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sidoarjo kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Rabu (2/8/2017).
Hingga kini, jelas Sigit, pembangunan jalan frontage yang juga melalui delapan desa ini masih terkendala pembebasan lahan. Jalan Frontage tersebut akan melalui 31 tanah milik perusahaan.
Rencana pambangunan frontage di Sidoarjo/Rencana pambangunan frontage di Sidoarjo/ Foto: Suparno
"11 Perusahaan sudah menghibahkan tanahnya ke Pemkab Sidoarjo, sementara sisanya 20 perusahan lainnya belum menghibahkan. Sementara tanah milik instansi seperti tanah milik TNI AL sudah hampir final," tambahnya.
Sigit berharap masyarakat Sidoarjo dan pengguna jalan menuju yang ke Sidoarjo untuk bersabar. Karena saat ini kondisi jalan masih mengalami kemacetan. Untuk saat ini secara bertahap pembangunan jalan frontage terus dilakukan.
"Jalan frontage itu sepanjang 9,2 Km. Yang sudah selesai dan beraspal sepanjang 4,750 Km, yang masih sifatnya jalan lingkungan 2,200 Km, sementara yang masih berupa tanah sawah sepanjang 2,250 Km," ujarnya.
Sigit Setyawan menambahkan, selain jalan frontage, Pemkab Sidoarjo juga memprioritaskan pembangunan jalan lingkar barat dan pelebaran lingkar Timur.
"Untuk semua pembangunan infatruktur adalah prioritas, seperti jalan lingkar barat, serta pelebaran jalan lingkar timur yang awalnya dua lajur di tambah menjadi empat lajur, serta lebih prioritas jalan frontage. Namun apabila ada masyarakat Sidoarjo yang beranggapan setelah adanya wacana pembangunan gedung terpadu 17 lantai kemudian infrastruktur diabaikan, itu tidak benar," jelasnya.
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3583191/pemkab-janji-prioritaskan-pembangunan-frontage-road-sidoarjo
Frontage Road Ditarget Selesai Tahun 2021
SELASA, 12 SEP 2017 08:50 | EDITOR : LAMBERTUS HUREK
KOTA-Pembangunan Frontage Road (FR) ditarget untuk selesai pada 2021 mendatang. Hal tersebut merupakan target yang diberikan oleh Komisi C DPRD Sidoarjo dalam rapat pembahasan Perubahan APBD 2017. Pemkab Sidoarjo pun diminta untuk mempercepat pembangunan jalan pendamping tersebut.
Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo Abdillah Nasik menilai perkembangan pembangunan FR belum signifikan. Menurutnya tahun ini hanya pembebasan lahan di Desa Sruni serta pembangunan saluran, sedangkan untuk pembangunan fisik jalan hanya sedikit. “Mulai tahun depan harus dilakukan percepatan," kata Nasik.
Menurut politisi PKB ini, ada beberapa hal yang menyebabkan lambatnya pembangunan FR. Pertama, dari total 31 perusahaan, baru 11 yang sudah menghibahkan lahannya ke Pemkab Sidoarjo. Kedua, minimnya anggaran untuk pembebasan lahan warga. Dari 8 desa yang terdampak pembangunan, baru satu desa yang pembebasannya tuntas, yakni Desa Sawotratap.
Dari kondisi tersebut, Komisi C sepakat memasang target 2021 pembangunan FR harus tuntas. Rincian detilnya, ruas jalan Buduran hingga bundaran Aloha tuntas pada 2019. Setelah itu dilanjutkan ruas jalan bundaran Aloha sampai Waru tuntas pada 2021.
“Sehingga tahun 2021 sudah bisa digunakan," imbuhnya.
Untuk mendukung percepatan pembangunan FR ini, Sekretaris DPC PKB tersebut mengaku siap mencukupi kebutuhan anggarannya, mulai pembebasan lahan hingga pembangunan fisik. Dalam hal ini pihaknya mengutamakan pembebasan lahan dulu, baru dianggarkan untuk pembangunan fisiknya. "Selain itu juga meminta dukungan perusahaan, TNI AL, dan PT KAI untuk menghibahkan lahan," pungkasnya. (nis/jee)
https://www.jawapos.com/radarsurabaya/read/2017/09/12/13103/frontage-road-ditarget-selesai-tahun-2021
https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20180201/282733407304762
Friday, February 2, 2018
Proyek Long Storage Sidoarjo
Proyek Long Storage Sidoarjo Ditargetkan Selesai 2019
Senin 29 Jan 2018, 6 : 09 pm46
Pemerintah terus menggenjot pembangunan Long Storage Sungai Kalimati yang berfungsi sebagai tampungan air guna penyediaan air baku sebesar 1.500 liter/detik. Proyek ini terbagi dua, yakni untuk masyarakat Kabupaten Sidoarjo sebesar 1.000 liter/detik dan 500 liter/detik untuk masyarakat Kabupaten Mojokerto. “Kalimati merupakan ex Kali Porong dimana merupakan asset Pemerintah Pusat yang perlu diamankan,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Fauzi Idris dalam siaran persnya di Sidoarjo, Senin (29/1/2018).
Fauzi menambahkan terkait lahan Pemerintah Daerah Sidoarjo telah membantu dengan mengganti sejumlah tambak yang digunakan oleh masyarakat sekitar, dan ditargetkan selesai akhir 2019. Memasuki wilayah Kabupaten Jombang rombongan meninjau pengendali banjir Kali Gunting yang digunakan untuk menangani pengendalian banjir di sistem Kali Gunting secara terpadu pada daerah-daerah kritis yang berhubungan dengan area permukiman penduduk dimana teridentifikasi daerah terdampak yang tersebar di 12 Desa diantaranya, Kedung Lumpang, Grobogan, Karangwinongan, Miagan, Wringinpitu, Gambiran, Karobelah, Kedungpapar, Losari, Joho Clumprit, dan Talun Kidul.
Dimana pekerjaan normalisasi sungai meliputi pembuatan parapet, bronjong, revetment, dan pemasangan CCSP. Progress pekerjaan fisik sudah mencapai 77% dan ditergetkan selesai pada September 2018.
Menurut Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Amir Hamzah, identifikasi daerah terdampak banjir yang dilakukan di wilayah DAS Kali Gunting yaitu berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Jombang (BPBD dan Dinas PUPR), “ Ke depan terpasang early warning system yang mengirimkan pesan tanggap bencana yang mengharuskan evakuasi atau situasi aman terkendali,” ujarnya.
Peninjauan dilanjutkan menuju Bendungan Plesungan di Kabupaten Ngawi yang mengalami rusak berat dan harus segera diantisipasi untuk menghadapi Musim Tanam kuartal II dan III yang dikhawatirkan masyarakat sekitar karena bendungan tersebut merupakan salah satu sumber air yang penting pada saat cuaca tidak lagi hujan.
Bendung Plesungan ini mengalami ambrol sayap bagian hulu dan rusak berat bangunan intake dan bangunan penguras pada 2 Januari 2018. Untuk penanganan darurat sendiri Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo akan membuat bendung sementara untuk menaikan muka air dengan lebar 24 m dan tinggi 2,5 m serta membuat saluran pengarah sepanjang 39 m lebar 1,5 m.
“Tim nya sudah menyiapkan beberapa langkah untuk antisipasi darurat yang ditargetkan 2 minggu dengan dibantu masyarakat sekitar pelaksanaan tersebut dapat selesai, sambil berjalan pula rehabilitasi,” ujar Kepala BBWS Bengawan Solo Charisal Akdian Manu.
Bendungan dengan perbaikan struktural yang akan didesain bisa kokoh hingga umur 40 tahun, untuk itu butuh waktu dan pengamatan yang cermat dan tepat.” Tandasnya.
Sumber :
http://www.beritamoneter.com/proyek-long-storage-sidoarjo-ditargetkan-selesai-2019/
Senin 29 Jan 2018, 6 : 09 pm46
Pemerintah terus menggenjot pembangunan Long Storage Sungai Kalimati yang berfungsi sebagai tampungan air guna penyediaan air baku sebesar 1.500 liter/detik. Proyek ini terbagi dua, yakni untuk masyarakat Kabupaten Sidoarjo sebesar 1.000 liter/detik dan 500 liter/detik untuk masyarakat Kabupaten Mojokerto. “Kalimati merupakan ex Kali Porong dimana merupakan asset Pemerintah Pusat yang perlu diamankan,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Fauzi Idris dalam siaran persnya di Sidoarjo, Senin (29/1/2018).
Fauzi menambahkan terkait lahan Pemerintah Daerah Sidoarjo telah membantu dengan mengganti sejumlah tambak yang digunakan oleh masyarakat sekitar, dan ditargetkan selesai akhir 2019. Memasuki wilayah Kabupaten Jombang rombongan meninjau pengendali banjir Kali Gunting yang digunakan untuk menangani pengendalian banjir di sistem Kali Gunting secara terpadu pada daerah-daerah kritis yang berhubungan dengan area permukiman penduduk dimana teridentifikasi daerah terdampak yang tersebar di 12 Desa diantaranya, Kedung Lumpang, Grobogan, Karangwinongan, Miagan, Wringinpitu, Gambiran, Karobelah, Kedungpapar, Losari, Joho Clumprit, dan Talun Kidul.
Dimana pekerjaan normalisasi sungai meliputi pembuatan parapet, bronjong, revetment, dan pemasangan CCSP. Progress pekerjaan fisik sudah mencapai 77% dan ditergetkan selesai pada September 2018.
Menurut Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Amir Hamzah, identifikasi daerah terdampak banjir yang dilakukan di wilayah DAS Kali Gunting yaitu berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Jombang (BPBD dan Dinas PUPR), “ Ke depan terpasang early warning system yang mengirimkan pesan tanggap bencana yang mengharuskan evakuasi atau situasi aman terkendali,” ujarnya.
Peninjauan dilanjutkan menuju Bendungan Plesungan di Kabupaten Ngawi yang mengalami rusak berat dan harus segera diantisipasi untuk menghadapi Musim Tanam kuartal II dan III yang dikhawatirkan masyarakat sekitar karena bendungan tersebut merupakan salah satu sumber air yang penting pada saat cuaca tidak lagi hujan.
Bendung Plesungan ini mengalami ambrol sayap bagian hulu dan rusak berat bangunan intake dan bangunan penguras pada 2 Januari 2018. Untuk penanganan darurat sendiri Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo akan membuat bendung sementara untuk menaikan muka air dengan lebar 24 m dan tinggi 2,5 m serta membuat saluran pengarah sepanjang 39 m lebar 1,5 m.
“Tim nya sudah menyiapkan beberapa langkah untuk antisipasi darurat yang ditargetkan 2 minggu dengan dibantu masyarakat sekitar pelaksanaan tersebut dapat selesai, sambil berjalan pula rehabilitasi,” ujar Kepala BBWS Bengawan Solo Charisal Akdian Manu.
Bendungan dengan perbaikan struktural yang akan didesain bisa kokoh hingga umur 40 tahun, untuk itu butuh waktu dan pengamatan yang cermat dan tepat.” Tandasnya.
Sumber :
http://www.beritamoneter.com/proyek-long-storage-sidoarjo-ditargetkan-selesai-2019/
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
sumber : dprd-sidoarjokab.go.id Jalur Lingkar Barat (JLB) Pemkab Siapkan Anggaran Rp 105 Miliar untuk merealisasikan Jalur Lingkar Ba...
-
Perajin Ecoprint Sidoarjo, Orderan Luar Pulau, Aktif di Medsos 27 August 2021 05:39 AM Pantang menyerah menjadi modal Nazida Majid untuk ber...
-
SIDOARJO ADALAH PUSAT KERAJAAN JENGGOLO Andai Dewi Kilisuci bersedia menjadi ratu di Kahuripan, barangkali sejarah tidak mengenal ker...
-
Gedung serbaguna Sidoarjo Community Center di Jalan Lingkar Timur Sidoarjo terus mengebut pekerjaan gedung Sidoarjo Community Center (S...
-
5 Tahun Tidak Aktif, Stasiun Indro Gresik Kembali Beroperasi Hari Ini 10 Feb 2021, 08:32 WIB Setelah tidak aktif sejak 2016, Stasiun kereta ...