Pages

Thursday, December 23, 2021

Solusi Kemacetan di Aloha – Gedangan

Pembangunan Frontage Road Aloha – Gedangan, Solusi Kemacetan

December 24, 2021 admin

Tingginya volume kendaraan yang melintas dari arah Surabaya, Sidoarjo, dan kendaraan dari jalan Juanda berakibat kemacetan dikawasan bundaran Aloha Gedangan. Ditambah keberadaan rel kereta api, krosing saat kendaraan hendak putar balik membuat kawasan itu padat kendaraan.

Dalam hal ini, pemkab Sidoarjo menyampaikan usulan terkait penataan bundaran Aloha Gedangan, pemkab juga menyiapkan desain untuk pembangunan dua fly over dari dan menuju jalan Juanda dengan harapan dapat mengurai kemacetan yang sering terjadi di lokasi tersebut utamanya pada jam berangkat dan pulang kerja.

Pembangunan ini atas amanat Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Bupati Sidoarjo menyarankan kepada kontraktor untuk menambah pegawai atau jam kerja untuk dapat mengejar pembangunan Frontage Road.

Pembangunan FR ditargetkan selesai sepanjang 1,6 kilometer. Yakni, mulai dari Aloha hingga dekat Stasiun Kereta Api Gedangan atau perempatan Gedangan. Namun, hingga saat ini hasilnya masih belum sampai 50 persen. Terjadi keterlambatan 6 persen dari target, Ada sejumlah faktor memengaruhi keterlambatan pekerjaan itu. Di antaranya, terdapat beberapa rumah warga disekitar stasiun belum diratakan dengan tanah dan pemasangan sheet pile terhambat tiang PLN.

Tiang PLN belum dipindah karena pertimbangan teknis operasional. Jika ditotal, ada 32 tiang yang harus dipindahkan dalam proyek tersebut. Kepala Administrasi Pembangunan Kabupaten Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengatakan, pada minggu ke-14 dan 15, pembangunan FR mencapai 40 persen, akan kebut diminggu ke 15 dan ke 16. Karena itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor meminta proyek infrastruktur untuk memecah kepadatan itu dikerjakan 24 jam nonstop.


Sumber :

http://jurnalsidoarjo.com/pembangunan-frontage-road-aloha-gedangan-solusi-kemacetan

Friday, November 19, 2021

Sekolah Terdampak Proyek Frontage Road

Dua Sekolah Terdampak Proyek Pembangunan Frontage Road Sidoarjo

20 November 2021, 09:05:45 WIB

Dua sekolah di wilayah Kecamatan Waru. yakni SDN Waru 2 dan SMPN 3 Waru, akan terdampak proyek pembangunan FR Sidoarjo. Sebagian lahan akan dimanfaatkan untuk jalan. 

Pengerjaan proyek frontage road (FR) Aloha–Gedangan terus dikebut. Demikian juga pembangunan FR lanjutan untuk jalur Waru–Gedangan pun terus dijalankan. Saat ini, untuk ruas Waru-Gedangan memasuki tahap pembebasan lahan.

FR tidak hanya ‘’memakan’’ persil milik warga. Ada juga sekolah yang terdampak pembebasan untuk kepentingan FR tersebut. Di antaranya, SDN Waru 2 dan SMPN 3 Waru. Hingga kemarin (19/11), kondisi sekolah seperti sediakala. Belum ada pemindahan dan perubahan. Sejauh ini, proses pembebasan lahan di wilayah tersebut berlanjut.

”Untuk sekolah di Waru tersebut masih dalam tahap appraisal (penaksiran harga),” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Pemkab Sidoarjo Sigit Setyawan.

Tim appraisal masih menghitung biaya ganti rugi untuk pembebasan tanah tempat belajar para siswa itu. Tentu, tim akan menyesuaikan dengan lahan yang akan dibebaskan. Menurut Sigit, tidak banyak tanah milik dua sekolah tersebut yang terdampak pembangunan FR. Tidak sampai setengah dari lokasi sekolah. Hanya sekitar 3–4 meter dari pagar atau gerbang sekolah.

Meski demikian, pihak appraisal harus teliti dan hati-hati menafsirkan harga untuk ganti rugi. Karena itulah, pembebasan lahan di area tersebut belum tuntas. ”Jika sudah ada hasil appraisal, nanti kami umumkan kepada para pihak,” ujar dia.

Sigit menegaskan, pihaknya hanya berwenang dengan pembebasan lahan untuk FR. DPUBMSDA tidak berwenang menentukan sekolah perlu direlokasi atau tidak setelah lahannya berkurang. Hal itu menjadi kewenangan dinas pendidikan dan kebudayaan.


Sumber :

https://www.jawapos.com/surabaya/20/11/2021/dua-sekolah-terdampak-proyek-pembangunan-frontage-road-sidoarjo/

Thursday, October 28, 2021

Mengolah Limbah Bulu Bebek

Warga Kebonsari Sidoarjo dilatih mengolah limbah bulu bebek

Senin, 11 Oktober 2021 19:39 WIB

Saat ini, masih sedikit yang memanfaatkan limbah bulu bebek yang diolah menjadi produk bernilai jual, padahal jika diolah dengan baik dapat menghasilkan tambahan penghasilan,

Warga Desa Kebonsari, Sidoarjo, Jawa Timur, dilatih untuk mengolah limbah bulu bebek menjadi produk kerajinan bernilai jual mengingat desa tersebut dikenal sebagai kampung bebek dan penghasil telur asin berkualitas.

Pelatihan itu dilakukan oleh Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial (FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo melalui program holistik pembinaan dan pemberdayaan desa (PHP2D).

"Saat ini, masih sedikit yang memanfaatkan limbah bulu bebek yang diolah menjadi produk bernilai jual, padahal jika diolah dengan baik dapat menghasilkan tambahan penghasilan," kata Rini Puji Astuti, salah satu tutor yang juga berprofesi sebagai pebisnis kerajinan, Senin. 

Ia mengatakan, limbah bulu bebek yang dihasilkan dari kandang-kandang peternak bisa dijadikan kerajinan yang bernilai jual, seperti kerajinan makrame bulu bebek, bandana, dan pensil.

"Limbah bulu bebek ini bisa dijadikan produk kerajinan dengan nilai jual yang cukup tinggi, makanya ini harus dimanfaatkan dengan baik dan dapat dijadikan sebelum tambahan perekonomian warga disini," katanya. 

Sementara itu, Dosen Pendamping Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Ferry Adhi Dharma berharap dengan pelatihan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang sempat anjlok karena dampak pandemi COVID-19. 

Setelah masyarakat bisa membuat kerajinan dari bulu bebek,  program selanjutnya adalah memberi pelatihan pada masyarakat untuk memasarkan produk kerajinan secara daring, seperti pelatihan foto produk, packaging, desain grafis, dan digital marketing.

"Kami juga sudah bekerja sama dengan beberapa tempat penjualan merchandise di Sidoarjo, seperti IKKILUR dan Sartika Ratu yang berada di Tanggulangin," ujarnya.

Kegiatan pelatihan ini disambut baik oleh pemerintah desa setempat, bahkan Desa Kebonsari menjadi desa binaan Univeristas Muhammadiyah Sidoarjo.

 Dalam hal ini, Umsida Sidoarjo memiliki program untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan di masyarakat Desa Kebonsari seperti anak kecanduan gawai, masalah perekonomian, dan masalah sosial.


Sumber :

https://www.antaranews.com/berita/2451577/warga-kebonsari-sidoarjo-dilatih-mengolah-limbah-bulu-bebek

Wednesday, October 6, 2021

Komunitas Arena of Valor Sidoarjo

Komunitas Arena of Valor Sidoarjo Kembangkan Industri Video Game

4 October 2021

Esport di Sidoarjo semakin berkembang. Sejumlah komunitas industri olahraga di bidang video game itu kian menunjukkan eksistensinya. Salah satu komunitas yang kini mulai eksis adalah komunitas Arena of Valor (AoV) Sidoarjo. Mereka juga telah memantapkan diri bergabung dengan Asosiasi Video Games Indonesia (AVGI) Sidoarjo.

Ketua Komunitas AoV Sidoarjo, Muhamad Farhan mengatakan, langkah bergabung dengan AVGI itu sebagai upaya untuk semakin meningkatkan eksistensi AOV di Sidoarjo.

“Untuk meningkatkan pemain dan pengadaan event juga,” katanya.

AoV adalah permainan peranti bergerak daring berjenis arena pertarungan daring multipemain (MOBA). Layaknya mobile legends, yang dimainkan memanfaatkan perangkat android atau iOS.

Menurut Farhan, AoV memiliki beberapa keunggulan dibandingkan Mobile Legends. Yakni dalam hal grafis. “Suguhan grafisnya lebih menarik, jadi lebih memanjakan mata,” katanya.

Kalau dari strategi bermaian, lanjut Farhan, memang mirip dengan Mobile Legends. Yakni mengandalkan permainan tim. AoV Sidoarjo mulai terbentuk pada Agustus 2017. Itu dimulai dari hanya lima orang sesama penggemar AoV.

Awal September 2017, komunitas berupaya menggelar gathering untuk menjaring sesama penggemar AoV. “Waktu itu bisa sampai 50 orang. Kebanyakan dari mahasiswa dan pelajar,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, para pemain menyurut. Sisa 30 anggota yang masih aktif. Salah satunya juga karena minimnya event yang bisa digelar saat pandemi Covid-19. Kini AoV Sidoarjo tengah bertekad untuk menunjukkan eksistensi dan ikut mengembangkan industri video game di Kota Delta.

Menurut Farhan, sebenarnya potensi pemain AoV di Sidoarjo juga mampu bersaing di kancah nasional. Dari anggota AoV setidaknya juga pernah ada yang bertanding di kompetisi nasional. Yakni di Liga 2. Bahkan ada yang pernah juara 2 Indonesia Virtual Pro League (IVPL).


Sumber :

https://radarsidoarjo.jawapos.com/features/04/10/2021/komunitas-arena-of-valor-sidoarjo-kembangkan-industri-video-game/

Sunday, October 3, 2021

Pembangunan Akses Jalan ke Tambak

Pembangunan Akses Jalan ke Tambak untuk Tingkatkan Ekonomi

24 September 2021 06:34 AM

Komisi C DPRD Sidoarjo mendukung adanya pembangunan akses jalan ke tambak warga. Hal itu juga untuk mendukung roda perekonomian warga khususnya di bidang perikanan.

Anggota Komisi C DPRD Sidoarjo Hamzah Purwandoyo mengungkapkan, dia sempat menerima keluhan terkait rusaknya jalan menuju akses tambak warga di Kecamatan Tanggulangin. Menurutnya jika memang perlu diperbaiki, maka dukungan anggaran juga akan diperjuangkan Komisi C. “Kalau memang memenuhi akan kami setujui pengadaan pembangunannya melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK),” katanya.

Saat ini PAK memang masih dalam pembahasan antara DPRD bersama eksekutif. Program pembangunan jalan ke akses tambak itu bisa mendapat alokasi anggaran jika memang diperlukan mendadak.

Dengan adanya jalan yang bagus maka akan memudahkan masyarakat untuk ke tambak. Tidak hanya orang, tetapi tambak bisa diakses dengan kendaraan sampai roda empat. Tentunya hal itu akan memudahkan proses distribusi hasil perikanan.

Misalnya saja untuk mengangkut hasil ikan dari tambak untuk dibawa ke pasar. Atau mengangkut pakan ikan dari pasar ke tambak.

Diketahui sektor perikanan di Sidoarjo masih patut untuk dipertahankan. Karena masih menjadi andalan perekonomian masyarakat yang cukup potensial.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2017, luas area pemiharaan ikan darat dalam bentuk tambak Kabupaten Sidoarjo masih di angka 15.220 hektare. Angka itu menjadi lahan tambak terluas ke dua se-Jatim setelah Gresik. Area tambak untuk Kabupaten Gresik berada di angka 15.601 hektare.

Kemudian data BPS Sidoarjo terkait Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sidoarjo tahun 2016-2020, sektor perikanan juga menunjukkan angka positif. Sub kategori perikanan merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB lapangan usaha kategori pertanian, kehutanan dan perikanan. Yaitu mencapai Rp 3,07 triliun atau 69,24 persen. 


Sumber :

https://radarsidoarjo.jawapos.com/kota-delta/24/09/2021/pembangunan-akses-jalan-ke-tambak-untuk-tingkatkan-ekonomi/

Monday, September 27, 2021

Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jatim

Sejumlah Upaya Pemprov Jatim Wujudkan Ekonomi dan Keuangan Syariah

28 Sep 21 | 10:01

Sejumlah Upaya Pemprov Jatim Wujudkan Ekonomi dan Keuangan SyariahGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat sambutan di Festival Ekonomi Syariah Jawa 2021 di Surabaya. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berupaya mengembangkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Yakni dengan mendukung penguatan industri halal di wilayah setempat.


1. Membangun Kawasan Industri Halal di Sidoarjo

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pembangunan ekosistem industri halal sudah dimulai. Yakni melalui pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) Safe and Lock di Sidoarjo yang telah mendapatkan surat keterangan dari Kemenperin Nomor: 373/KPAAII/X/2020 tanggal 22 Oktober 2020.

Sekarang, telah terjual 21 unit dari target pembangunan 32 unit. Pada Tahun 2022 akan dibangun 38 unit. KIH safe and lock telah berhasil menarik animo investasi dari Amin Bio Group dari Tiongkok dalam membangun kemitraan pabrik gelatin halal di Sidoarjo, sebagai bentuk penguatan branding produk halal.

“Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat memperkuat local halal value chain dengan program kemitraan menggandeng para pelaku UMKM syariah lokal sebagai pemasok bahan baku dari sisi hulu, sekaligus  menarik gravitasi ekonomi syariah dunia ke Indonesia pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya,” ujarnya.


2. Lakukan sertifikasi halal produk UMKM

Tidak hanya itu, Pemprov Jatim juga terus mendorong optimalisasi pengembangan industri halal produk pangan melalui sertifikasi halal bagi produk UMKM, salah satunya industri makanan dan minuman halal. Terlebih, industri ini tumbuh pesat di Indonesia.


Sertifikasi halal ini juga dilakukan untuk Juru Sembelih Halal (Juleha) dari level Rumah Potong Hewan (RPH) sampai pasar tradisional, sesuai dengan peran Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Program tersebut bagian dari implementasi amanah UU Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan JPH.

“Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia (209 juta jiwa) serta konsumsi produk halal terbesar di dunia, namun kontribusi ekspor Indonesia untuk produk halal global masih terbatas. Hal ini disebabkan masih belum meluasnya program sertifikasi produk halal dan belum terpenuhinya standar global serta belum terintegrasinya pengembangan industri halal di Indonesia,” katanya.


3. Bikin program One Pesantren One Product

Gubernur kelahiran Surabaya ini menambahkan, produk halal saat ini sudah menjadi tren dunia, halal juga sudah menjadi gaya hidup global. Bahkan, produk halal sudah ada di dalam persetujuan World Trade Organization (WTO). Selain itu, potensi kebutuhan terhadap produk halal diperkirakan akan mencapai 62 persen di Asia Pasific tahun 2030.

Untuk itu, dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, Khofifah mengatakan perlunya penguatan pemberdayaan ekonomi pesantren. Salah satunya melalui program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren One Pesantren One Product (OPOP).

“Keberadaan lebih dari 6.000 pesantren di Jatim jadi modal utama dalam mendorong pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pesantren di Jawa Timur. Program OPOP telah dimulai sejak tahun 2019 dan fokus pada tiga pilar pengembangan yakni santripreneur, pesantrenpreneur, dan sosiopreneur,” katanya.

Santripreneur bertujuan menumbuhkan pemahaman dan keterampilan santri dalam menghasilkan produk unik sesuai syariah yang berorientasi pada kemanfaatan dan keuntungan. Pesantrenpreneur bertujuan memberdayakan koperasi pesantren agar menghasilkan produk halal unggulan yang mampu diterima pasar lokal - internasional.

“Serta sosiopreneur yang fokus pada pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat melalui inovasi sosial, berbasis digital teknologi, dan kreativitas secara inklusif. Hingga saat ini telah teridentifikasi 550 pondok pesantren yang memiliki produk unggulan. Ditargetkan sebanyak 1.000 produk unggulan pondok pesantren di akhir 2024,” ungkapnya.


4. Dirikan Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren bareng BI Jatim

Pada tahun 2017, sambung Khofifah, Pemprov Jatim bersama Bank Indonesia (BI) Jatim mendorong terbentuknya Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP). KSBP ini beranggotakan 17 pondok pesantren, menjadi forum untuk berkoordinasi bisnis antarpesantren untuk memenuhi kebutuhan serta membuka ruang pengembangan bisnis bagi pesantren.

“Pemprov Jatim dan Kantor Perwakilan BI Jatim juga telah memfasilitasi pengembangan KSBP dan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) sebagai salah satu program pengembangan ekonomi nasional. Program KSBP dan Hebitren harus diarahkan pada implementasi program OPOP dan UMKM Syariah yang lebih fokus untuk memberi dampak ekonomi yang kuat,” katanya.


5. Dorong digitalisasi ekonomi syariah

Sejumlah Upaya Pemprov Jatim Wujudkan Ekonomi dan Keuangan SyariahGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat sambutan di Festival Ekonomi Syariah Jawa 2021 di Surabaya. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Tak hanya mengingatkan potensi industri halal, mantan Menteri Sosial ini juga mendorong para pelaku UMKM dan OPOP untuk melakukan percepatan digitalisasi ekonomi syariah. Hal ini sejalan dengan prediksi yang disampaikan Jack Ma saat The World Economy Forum, sebanyak 99 persen UMKM tahun 2030 'will be online' dan 85 persen UMKM di tahun 2030 'will be e-commerce’.

“Ini kekuatan yang luar biasa. UMKM ini harus percaya diri bersinergi dan harus melakukan pengembangannya secara online dalam bentuk e-commerce. Sehingga akan bisa memperluas skala pasarnya,” pungkasnya.


Sumber :

https://jatim.idntimes.com/business/economy/ardiansyah-fajar/sejumlah-upaya-pemprov-jatim-wujudkan-ekonomi-dan-keuangan-syariah/5

Kampung Lali Gadget

Mengenal Irfan, Pemuda Sidoarjo yang Membuat Kampung Lali Gadget

29 Mei 2021 17:48

·


Keinginan Achmad Irfandi untuk mengembalikan kebahagian anak-anak tanpa kecanduan gadget dan mengenalkan permainan tradisional memang patut diacungi jempol.

Maklum saja, di tengah kecanggihan teknologi saat ini, sebagian besar anak-anak lebih memilih menghabiskan waktunya di depan layar gadget dibandingkan bermain bersama dengan teman sebayanya.

Di mana kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi kondisi karakter anak hingga kesehatannya. Berlatar belakang hal itu, sejak 2018 lalu, Irfan mulai mendirikan Yayasan Kampung Lali Gadget yang berlokasi di Dusun Bendet 02/03 Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.

"Jadi Kampung Lali Gadget (KLG) itu berawal dari keresahan saya mihat anak-anak kecanduan gadget, nggak pulang-pulang dari warung kopi hanya untuk cari WiFi, dan lain-lain. Lalu karakternya berubah, kesehatannya juga berpengaruh karena gadget. Itu kan sebenarnya masalah besar tapi tidak terlalu dipentingkan. Hampir semua orang tua punya masalah itu, tapi tidak jadi penting karena tidak jadi isu besar," kata Irvan pada Basra, Sabtu (29/5).

Irfan mengungkapkan, didirikannya Kampung Lali Gadget ini agar anak-anak dapat bermain dengan bahagia. Selain itu, mereka juga dikenalkan dengan berbagai macam aktivitas yang dilakukan di air, tanah, hingga aneka permainan tradisional.

Seperti lompat tali, egrang, ketapel, congklak, cublek-cublek suweng, dan lain-lain.

"Jadi kita ingin melawan kecanduan gadget dengan cara mengenalkan anak-anak pada permainan tradisional. Karena permainan tradisional ini bentuk kebudyaam tapi tidak diwariskan. Jadi ada semacam garis yang putus. Jadi kewajiban orang tua, anak muda yang dulu pernah main itu ya mengenalkan kepada generasi sekarang, sehingga tetap terjadi proses waris dan mereka mengetahuinya," ungkapnya.

Pria 27 tahun ini juga menuturkan, di sana selain bermain anak-anak dilatih tentang kepemimpinan dan keberanian.

"Karena kita konsepnya bermain dengan alam, bermain dengan bahan bekas, air, rumput, batu semua mainan bagi kita. Nah ketika ada perubahan karakter dari anak kita sangat senanh. Misal yang awalnya ada anak nggak berani main ke lumpur akhirnya mereka jadi berani, nggak jijik lagi," tuturnya.


Kembangkan Potensi Wonoayu

Selain mendirikan Kampung Lali Gadget, Irfan juga kerap mengembangkan potensi yang ada di Sidoarjo, khususnya di daerah Wonoayu.

Hal itu ia lakukan, karena ia resah saat ini banyak masyarakat yang tidak sadar akan potensi demografi wilayah di sekitarnya.

"Sejarah, potensi demografi ketika diramu itu akan menjadi satu potensi yang luar biasa. Dengan kita mengankat seperti itu, kita coba membuka pikiran banyak orang tentang potensi yang ada di daerah sekitar kita," ucap pria asli Sidoarjo ini.

Irfan mengatakan, jika banyak potensi yang dapat digali di daerah Wonoayu. Salah satu yang paling besar yakni potensi pertaniannya yang bagus. Meski demikian, ia menuturkan jika pertanian saat ini mulai punah karena anak muda saat ini enggan untuk menjadi petani.


"Jadi kita mulai aja anak-anak ini untuk pergi ke sawah. Melihat kegiatan para petani di sana. Mereka bisa belajar banyak di sana," kata Irfan.

Selain itu, di desa Wonoayu juga banyak potensi sejarah hingga tempat wisata yang jarang diketahui oleh banyak orang. Seperti Candi Dermo Wonoayu, hingga keberadaan Pabrik Gula Popoh Wonoayu.

"Jadi masih banyak potensi wisata yang bisa ditumbuhkan di sini. Lalu adapula potensi UMKM, seperti ada salah satu pengrajin gitar di sini yang pesan gitarnya adalah musisi-musisi luar negeri. Lalu adapula pengrajin Udeng Pacul Gowang asli Sidoarjo. Kita kenalkan potensi-potensi itu ke masyarakat luas, bahwa di sekitar kita masih banyak yang bisa digali," ujarnya.

Irvan pun berharap, masyarakat tidak meninggalkan budaya dan tetap melestarikannya untuk kemajuan bangsa.

"Jadi jangan sampai budaya ini tergerus. Kita boleh berdiri, melesat dengan kemajuan teknologi. Tapi budaya jangan ditinggalkan. Karena budaya harus ikut sama kemajuan," pungkasnya.

Ke depan pihaknya juga akan membentuk culture hub (terminal budaya) di Kampung Lali Gadget. Nantinya di sana akan banyak komunitas budaya bertemu dan berkolaborasi.


Sumber :

https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/mengenal-irfan-pemuda-sidoarjo-yang-membuat-kampung-lali-gadget-1vq51qeW1BP

Sunday, September 19, 2021

Jadikan Sidoarjo sebagai Kota Budaya

Kecil tapi Kaya, Mimpi Jadikan Sidoarjo sebagai Kota Budaya

20 September 2021, 10:39:52 WIB


Anggota FPK perwakilan Sidoarjo mengunjungi Candi Pari, Minggu (18/9). Mereka baru saja dikukuhkan oleh FPK Jawa Timur. 

Forum Pamong Kebudayaan (FPK) perwakilan Sidoarjo kini memiliki pengurus baru. Kemarin (19/9), pengukuhan pengurus baru oleh  FPK Jawa Timur itu bertempat di Sanggar Seni Rupa-Rumah Budaya dan Sejarah S. Karno di Desa Wunut, Kecamatan Porong. Titik Purwanti dipercaya sebagai ketua forum tersebut.

Titik menyatakan, semua yang hadir dalam kegiatan tersebut merupakan para pencinta dan pelestari kebudayaan. FPK ingin agar para seniman dan budayawan di Sidoarjo bersatu menjunjung seni budaya Nusantara. ”Termasuk dengan Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) serta dinas pendidikan dan kebudayaan, kami ingin menyatu untuk memajukan Sidoarjo di bidang seni dan budaya,’’ kata Titik. Tujuannya, bekerja sama menjadikan Sidoarjo sebagai kota budaya.

Ketua FPK Jatim Ki Bagong Sabdo Sinukarto mengatakan, Sidoarjo adalah kota kecil tapi sugih (kota kecil, tapi kaya). Parameternya adalah banyaknya pabrik gula di Kota Delta sejak zaman dulu. Mulai pabrik gula di Krian, Watutulis, Krembung, Tulangan, hingga Candi. Ketika ada pabrik gula, budaya agraris tumbuh.

”Mau buka giling, ada manten tebu. Buka giling banyak kegiatan kesenian digelar di situ,’’ katanya. Selain budaya agraris, terdapat budaya maritim dengan berbagai ciri khas yang menjadi daya tarik seni tersendiri. Termasuk adanya budaya selametan saat tandur (menanam padi) dan panen yang saat ini mulai hilang.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Daerah (Dekesda) Ali Aspandi menambahkan, perkembangan kebudayaan Sidoarjo jauh dari perkembangan. Arah dan target belum jelas. ”Persoalan itu timbul dari hulu sampai hilir. Di hulu saja ada persoalan satu, hilirnya apalagi,’’ katanya.

Padahal, di Sidoarjo pernah berdiri kerajaan besar. Jenggala dan Kahuripan yang memiliki peninggalan kerajaan berupa artefak dan candi. Oleh sebab itu, Sidoarjo harus dinyatakan dengan sebutan kota budaya. Di situlah FPK dan dewan kesenian berperan.

Kegiatan pengukuhan tersebut disempurnakan dengan adanya diskusi kebudayaan. Juga kesenian lain berupa tarian Remo Bolet dari Sanggar Kreasi Bunda. Ada pula alunan musik keroncong dari Orkes Ngoplos TV serta fashion busana daur ulang karton. Ditutup dengan sambang situs cagar budaya, salah satunya Candi Pari. 


Sumber :

https://www.jawapos.com/surabaya/20/09/2021/kecil-tapi-kaya-mimpi-jadikan-sidoarjo-sebagai-kota-budaya/?page=all

Friday, September 17, 2021

Lumpur Lapindo Sumber Emisi Gas Metana Terbesar

Studi Terbaru: Lumpur Lapindo Sumber Emisi Gas Metana Terbesar di Bumi

Senin, 12 April 2021 | 20:00 WIB

   

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa jumlah emisi gas metana dari semburan Lumpur Sidoarjo atau Lumpur Lapindo merupakan yang terbesar yang dihasilkan dari sebuah manifestasi gas alam di bumi. Laporan studi tersebut telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada 18 Februari 2021.

Lumpur Sidoarjo (Lusi) atau Lumpur Lapindo (Lula) adalah sebutan untuk manifestasi gas yang muncul sejak tahun 2006 di bekas pengeboran minyak PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Pulau Jawa, Indonesia. Saat ini, Lusi merupakan letusan klastik aktif terbesar di dunia.

Sejak kemuncuculannya, Lusi tak henti-hentinya menyemburkan air, minyak, gas, dan lumpur, dengan laju aliran puncak hingga 180.000 meter kubik per hari. Gumpalan uapnya naik setinggi beberapa puluh meter. Selama bertahun-tahun semburan lumpur ini telah melanda dan menutupi beberapa desa yang meluas hingga lebih dari 90 hektare.

Sebuah studi kolaboratif internasional yang dipimpin oleh Adriano Mazzini, peneliti dari Centre for Earth Evolution and Dynamics (CEED) di University of Oslo, dalam kerangka hibah ERC LUSI LAB telah memantau dan menganalisis Lusi selama beberapa tahun.

Dikutip dari laman resmi University of Oslo, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fenomena geologi ini dipicu oleh tekanan fluida yang tinggi pada batuan sedimen dan suhu tinggi akibat interaksi dengan gunung api magmatik di sekitarnya. Oleh karena itu, Lusi dianggap sebagai manifestasi permukaan dari sistem sedimen/hidrotermal hibrida.

Gas yang keluar dari Luasi ini kaya akan karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Metana adalah gas rumah kaca yang 18 kali lebih kuat dari karbondioksida. Gas-gas ini keluar pusat kawah Lusi dan menyebar hingga seluas 7,5 kilometer persegi.

Tim peneliti menggabungkan teknik pengukuran berbasis darat dan satelit (TROPOMI) untuk mengukur jumlah gas yang dilepaskan ke atmosfer oleh Lusi. Kedua teknik tersebut menunjukkan total keluaran metana sekitar 100.000 ton per tahun. Ini adalah emisi metana tertinggi yang pernah tercatat secara eksperimental untuk satu manifestasi gas alam.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa estimasi terbaru dari emisi metana geologi global per tahun, berdasarkan radiokarbon di inti es era pra-industri (berkisar antara 100.000 hingga 5.400.000 ton CH4 per tahun), mungkin terlalu kecil (underestimated). Sebab, jumlah metana yang dilepaskan oleh Lusi saja, sudah sesuai jumlah minimum dari esgtimasi studi berbasis inti es untuk seluruh Bumi ini.

Emisi dari Lusi dianggap konsisten secara proporsional dengan tingkat fluks metana (yang disebut "faktor emisi") yang biasanya dilepaskan oleh manifestasi gas alam terestrial lain yang serupa (misalnya, gunung lumpur, sistem rembesan metana besar). Jika semua lokasi semacam ini ini digabungkan secara global, estimasi global secara keseluruhan akan menghasilkan total output sekitar 40-50 juta gas metana ton per tahun.

Mengetahui jumlah sebenarnya dan aliran pelepasan metana dari sumber geologi semacam ini penting untuk menilai emisi gas antropogenik dengan lebih baik, seperti dari industri minyak, dan emisi metana di atmosfer secara umum. Studi baru ini juga menunjukkan bahwa pengukuran emisi gas dengan bantuan satelit seperti ini dapat menjadi cara utama untuk mendukung studi perhitungan gas metana di darat dan meningkatkan cara estimasi jumlah geo-metana secara global.


Sumber :

https://nationalgeographic.grid.id/read/132646416/studi-terbaru-lumpur-lapindo-sumber-emisi-gas-metana-terbesar-di-bumi?page=all

Monday, September 13, 2021

Kelanjutan Jalur Lingkar Barat

Kelanjutan Jalur Lingkar Barat Tidak Masuk Visi Misi Bupati 

14 September 2021 05:35 AM

Pembangunan Jalur Lingkar Barat (JLB) di kawasan Gading Fajar, Candi hingga menembus Ketapang, Tanggulangin yang pernah jadi target Pemkab Sidoarjo belum bisa terealisasi hingga saat ini. Bahkan, mega proyek tersebut diperkirakan belum bisa diteruskan hingga beberapa tahun ke depan.

Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo Suyarno menerangkan, proyek jalan yang akan melintasi tengah kota sampai Tanggulangin itu tidak ada dalam rumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

“Tidak ada di RPJMD,” katanya, Senin (13/9).

Proyek jalan baru itu belum menjadi prioritas Pemkab Sidoarjo untuk dilanjutkan. Padahal sejumlah lahan proyek tersebut sebenarnya sudah ada yang diuruk.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, prioritas saat ini adalah untuk pembangunan frontage road (FR). Sehingga kelanjutan JLB sepanjang 5 kilometer masih menunggu pengerjaan FR dari Waru hingga Buduran tersebut.

“Lahan yang sudah dikuasai Pemkab untuk JLB ada di Desa Sumokali dan Desa Sugihwaras Kecamatan Candi,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, kendala utama proyek JLB yakni pembebasan lahan. Ada tanah milik satu pengembang dan ada perlintasan kereta api yang masih tarik ulur.  Karena itu butuh overpass untuk menyeberang rel tersebut.

“Anggaran untuk overpass juga sangat tinggi,” imbuhnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sidoarjo, Heri Soesanto menambahkan, soal jaringan jalan dan utilitas masuknya ke Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan (RDTRK). RPJMD fokus mengatur program prioritas visi dan misi bupati.

“Perda RTRW juga belum rampung,” tuturnya.


Sumber :

https://radarsidoarjo.jawapos.com/kota-delta/14/09/2021/kelanjutan-jalur-lingkar-barat-tidak-masuk-visi-misi-bupati/

Wednesday, September 1, 2021

Kue Lumpur Bakar di Sidoarjo

5 Kue Lumpur Bakar di Sidoarjo untuk Camilan di Rumah 

02/09/2021

Sedang berada di Sidoarjo? Tidak akan lengkap rasanya, kalau tidak mencicipi kuliner khas Kota Petis tersebut. Salah satunya kue lumpur bakas khas Sidoarjo. Camilan manis yang dimasak dengan cara dipanggang dengan tungku dan wadah berisikan arang panas sebagai tutupnya. 

Kamu bisa membeli dan mencicipi aneka varian jajanan basah ini di lima kedai kue lumpur bakar di Sidoarjo, berikut ini. 


1. Kue Lumpur Maman 

Kue Lumpur Maman berlokasi di Jalan Pahlawan Stadion Gelora Delta, Wismasarinadi, Magersari, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.30-16.00 WIB. Kamu bisa mencicipi variasi kue lumpur bakar, ada original, degan, dan nangka. 

Selain itu, kamu juga bisa menikmati kue lumpur durian yang menambah nikmat sajian. Harga per biji kue lumpur dibanderol mulai dari Rp 3.000 hingga 5.000. 


2. Kue Lumpur “Muda Mudi Jaya” 

Kue lumpur bakar khas Sidoarjo bisa kamu coba di Jalan Dr. Wahidin Nomor 96B, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.00-16.00 WIB. Varian kue lumpur bakar di sini lebih bervariasi, ada original, nangka, degan, green tea, durian, hingga jahe. 

Harga yang ditawarkan untuk satu biji kue lumpur bakar yaitu mulai dari Rp 3.000. Selain kue lumpur, di tempat ini kamu juga bisa membeli aneka jajanan pasar lainnya seperti lumpia rebung dan bongko. 


3. Kue Lumpur Bu Lilik 

Kue Lumpur Bu Lilik menawarkan kue lumpur bakar dengan cita rasa yang lembut dan adonannya terasa manis gurih. Kalau kamu ingin membelinya, kamu hanya perlu merogoh kocok sebesar Rp 26.000 hingga Rp 31.000 untuk satu dus berisikan 10 kue lumpur bakar. 

Lokasinya berada di Jalan Hang Tuah Nomor 45, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.00-18.00 WIB. 


4. Kue Lumpur Bakar Pak Muji 

Kue Lumpur Bakar Pak Muji berlokasi di Jalan Garuda Nomor 95A, Betro, Sedati, Sidoarjo. Buka dari pukul 06.00-15.00 WIB. Di sini, kamu bisa menikmati aneka varian kue lumpur. Mulai dari yang original hingga irisan degan. 

Kue lumpur dibakar dengan menggunakan arang khusus yang menambah harum sajian. Menjual per kotak kue lumpur dengan isi lima dan sepuluh. Harganya mulai dari Rp 18.500 hingga 37.500. Selain itu, kamu juga bisa mencicipi aneke menu kue basah lainnya seperti pastel dengan harga Rp 3.000. 


5. Kue Lumpur Muda Mudi Tiga Putra 

Kue Lumpur Muda Mudi Tiga Putra menjual aneka variasi kue lumpur bakar. Di antaranya, ada kismis, kelapa muda, dan original. Kamu bisa membelinya per biji atau per kardus berisikan 10 biji kue lumpur. Harganya mulai dari Rp 3.500 hingga Rp35.000. 

Cocok untuk camilan di rumah. Lokasinya berada di Jalan Raya Suko Nomor 51, Suko, Sidoarjo. Buka dari pukul 07.00-19.30 WIB.


Sumber :

https://www.kompas.com/food/read/2021/09/02/125035975/5-kue-lumpur-bakar-di-sidoarjo-untuk-camilan-di-rumah?page=all#page2.

Thursday, August 26, 2021

Perajin Ecoprint Sidoarjo

Perajin Ecoprint Sidoarjo, Orderan Luar Pulau, Aktif di Medsos

27 August 2021 05:39 AM

Pantang menyerah menjadi modal Nazida Majid untuk bertahan menjadi pengusaha. Ketika usahanya bangkrut, dia berani banting setir untuk menjalani usaha baru.

Pengusaha asal Sidoarjo itu dulunya menggeluti bisnis sepatu bordir warisan orang tua. Terbilang cukup lama, Nazida sudah berkutat di bisnis itu sejak tahun 1983.

Nahasnya, pandemi Covid-19 semakin menenggelamkan usaha warisannya itu. Hingga pada awal 2020, Nazida terpaksa menutup usahanya karena bangkrut.

Namun, dia tidak diam begitu saja. Ia berusaha bangkit dan mencoba mencari peluang baru. Kini, iapun sukes menggeluti usaha kerajinan beragam produk ecoprint. Ecoprint adalah teknik memberi warna dan corak pada kain, kulit atau bahan lainnya dengan menggunakan bahan alami.

Bahan alami yang umum digunakan ecoprint berasal dari tanaman. Meliputi beragam jenis daun, bunga, kayu, atau bagian tanaman lainnya yang memiliki corak dan warna yang khas.

Produk pewarnaan ecoprint itu diolah dalam berbagai kerajinan yang berguna. Seperti tas, sepatu, dan kain ecoprint dari beragam bahan dasar kain.

Berkat keunikan usaha dan ketekunannya, usaha itupun berangsur membuahkan hasil memuaskan.

“Dalam satu bulan rata-rata datang orderan sepatu ecoprint ini antara 10-20 pasang sepatu. Dan yang mengorder ini ada yang dari Kalimantan, Bali, Makasar, Aceh, dan Bandung,” tutur Nazida.

Dia menceritakan, harga setiap produk ecoprint dibanderol antara Rp 250 ribu hingga jutaan rupiah. Misalnya, untuk harga sepatu kulit ecoprint bisa mencapai Rp 500 ribu per pasang.

Selain produksi kerajinan baru, dia juga aktif memasarkan produknya secara online. Yakni, melalui Instagram ataupun Facebook.


Sumber :

https://radarsidoarjo.jawapos.com/features/27/08/2021/perajin-ecoprint-sidoarjo-orderan-luar-pulau-aktif-di-medsos/

Monday, August 23, 2021

Pengerjaan Fisik Frontage Road Aloha-Gedangan

Pemkab Sidoarjo Selesaikan Pengerjaan Fisik Frontage Road Aloha-Gedangan Tahun Ini

Selasa, 24 Agustus 2021

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melanjutkan pengerjaan fisik frontage road dari Aloha sampai simpang empat Gedangan. Sigit Setyawan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo mengatakan, pengerjaan fisik frontage road sepanjang 1.600 meter ini ditargetkan selesai akhir tahun ini. Sisanya, termasuk fly over atau jalan layang di Aloha dan Gedangan dipertimbangkan untuk dilanjutkan pada tahun berikutnya.

“Mulai Aloha sampai kilometer 975 yang dari marinir sudah siap dikerjakan. Saat kami ke lokasi, kami koordinasi dengan TNI AL serta Lanudal. Pada prinsipnya mereka mendukung. Sedangkan, di sisi selatan, mulai kilometer 975 sampai 1.600 yang milik masyarakat, ada beberapa bangunan yang sudah dibongkar dan siap dikerjakan kontraktornya,” ujarnya dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (24/8/2021).

Selain frontage road, kata Sigit, pihaknya juga harus membangun jembatan di titik 200 meter sesudah perlintasan kereta api Aloha.

Sigit menjelaskan, sebenarnya pembangunan frontage road ini sudah dilaksanakan mulai tahun 2013. “Pada saat kita mulai, frontage road timur Surabaya belum selesai. Saat itu kami berpikir kalau kami membeli lahan, dana kami habis untuk pembebasan lahan. Jadi kami mengandalkan hibah perusahaan,” kata Sigit.

Namun, setelah terbit Perpes 80 Tahun 2019, frontage road Sidoarjo sudah termasuk proyek strategis nasional di Jawa Timur. “Jadi (mulai tahun 2019) kami menuntaskan pembebasan lahan, pembiayaan selanjutnya bisa dibantu APBN,” tambahnya.

Untuk diketahui, total panjang frontage road yang sedang dibangun Pemerintah Sidoarjo adalah 9,4 kilometer dengan rincian 55 persen lahan dari perusahaan, 30 persen lahan dari masyarakat, dan 15 persen lahan pemerintah/BUMN/daerah.

Mulai tahun 2013-2018 Pemkab Sidoarjo baru membangun jalan sepanjang 2,5 km di atas lahan hibah beberapa perusahaan, di antaranya PT Maspion 3, PT Maspion 2, PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Surya Pacific Jaya, dan PT. Trias Sentosa.

Kemudian selama tahun 2019-2020 dibangun sekitar 450 meter di Sawotrarap dan depan Brigif Marinir. Rinciannya, 200 meter di atas lahan hibah TNI AL dan 250 meter lahan milik masyarakat yang sudah dibebaskan Pemkab Sidoarjo.

Pemkab Sidoarjo telah membuat komitmen bersama perusahaan-perusahaan yang menghibahkan lahannya untuk proyek frontage road terkait parkir truk milik perusahaan. “Selama truk tidak parkir jangka panjang atau bermalam, hanya antre masuk perusahaan untuk loading barang atau menunggu perusahaan buka, boleh parkir di situ,” ujarnya.(iss/ipg)


Sumber :

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/pemkab-sidoarjo-selesaikan-pengerjaan-fisik-frontage-road-aloha-gedangan-tahun-ini/

Peninggalan Zaman Kerajaan Jenggolo?

Struktur Bata Merah Kuno Gegerkan di Sidoarjo, Diduga dari Zaman Kerajaan Jenggolo

Minggu, 15 Agustus 2021 - 23:32 WIB

Warga memperlihatkan struktur batu bata kuno yang tebal dan panjang di Semambung, Gedangan, Sidoarjo yang diduga peninggalan Kerajaan Jenggolo. Foto/iNews TV/Pramono Putra

SIDOARJO - Warga Desa Semambung, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur digegerkan dengan temuan struktur batu bata merah kuno memanjang mirip candi yang diduga peninggalan Kerajaan Janggolo.

Situs purbakala ini ditemukan di area pesawahan dekat pemukiman warga. Diduga kuat struktur bangunan batu bata merah ini adalah sebuah benteng atau batas bangunan suci sebuah candi zaman Kerajaan Jenggolo, jauh sebelum Kerajaan Majapahit.

Warga juga menemukan dua buah batu lingga serta puluhan artefak yang berbentuk makara yang terbuat dari batu andesit, serta pecahan tembikar.

Penemuan benda perbakala ini berawal saat saat salah satu warganya sedang menggarap sawah. Tanpa sengaja menemukan adanya sebuah struktur bangunan batu bata yang berukuran besar yang memanjang.

Batu bata tersebut lebih besar dan lebih tebal dibandingkan yang ditemukan pada era Kerajaan Majapahit. Diduga, struktur batu bata merah yang besar tidak lazim pada umumnya ini diduga merupakan bentuk benteng atau pembatas dari bangunan suci atau candi di era Kerajaan Jenggolo.

Artefak yang menyerupai makara serta batu andesit berbentuk dorpal dan batu pipisan atau arupadatu juga diamankan warga.

Sejauh ini penggalian warga sudah mencapai panjang 15 meter dengan hanya kedalaman sekitar 15 hingga 20 cm. Sementara tumpukan batu bata yang ditemukan itu memiliki lebar 20 dengan panjang 40 cm dengan ketebalan sekitar 10 cm.

"Saya melihat memang ada di sini memang ada (peninggalan benda purbakala). Dari benda yang sudah ditemukan, saya menduga dari Kerajaan Jenggolo," kata pemerhati cagar budaya, Lukman Hakim.

Sementara terkait temuan ini, warga bersama kepala desa setempat akan segera melaporkan temuan ini ke dinas cagar budaya yang ada di Trowulan, Mojokerto.


Sumber :

https://daerah.sindonews.com/read/511850/704/struktur-bata-merah-kuno-gegerkan-di-sidoarjo-diduga-dari-zaman-kerajaan-jenggolo-1629043705

Wednesday, July 14, 2021

Lara Silvy

Lara Silvy, Biodata dan Karir

Minggu, 02 Februari 2020 22:38 WIB

Lara Silvy Santa Yuniar Putri (25). Nama artis asli Sidoarjo ini cukup tenar di dunia musik. Sejak kecil, bakatnya di dunia tarik suara sudah terlihat. Bakatnya terus terasah hingga menjadi penyanyi.

Nah, yang jarang diketahui orang, sebelum tenar di dunia musik, Lara ternyata sempat mengawali karirnya sebagai seorang model. Lantas, karena masukan dari sang ibu dan juga teman-temannya, Lara kemudian berkenalan dengan dunia musik.

“Awal mula masuk dalam bidang musik sebenarnya karena ibu. Waktu itu dibilang ada link ke arah dunia musik. Teman-teman juga bergelut di dunia musik. Akhirnya, mau nggak mau jadi nyoba manggung-manggung,” kenang Lara.

Selain manggung off air, Lara Silvy, penyanyi dangdut Sidoarjo yang ngetop ini juga aktif membuat konten di akun channel Youtube miliknya, @larassyp. Ia juga memiliki fans berat bernama Laraku.

Seiring berjalannya waktu, setelah merasakan tampil di panggung, dara cantik kelahiran tahun 1995 ini sudah meninggalkan dunia modelling dan ‘banting stir’ ke dunia permusikan. Dia merasa mantap menggeluti dunia musik. Mulai dari menyanyi dari panggung ke panggung, hingga bernyanyi pada saat ketika ada sebuah event.

Dia bercerita, dirinya sudah memulai bernyanyi sejak SD. Genre awalnya adalah dangdut. Namun, karena pada saat itu konser-konser musik belum terlalu ada, ia lebih sering bernyanyi pop. Sedangkan bernyanyi dangdut hanya pada waktu ketika event-event personal.

Dia lantas sering tampil di event-event musik. Dari event personal, hingga perform di Taman Hiburan Remaja Surabaya. Lara menyebut tempat itu dulunya merupakan wadah musisi dangdut untuk mengeksplor skill yang dimiliki.

Saat ini, jika ditotal, jumlah lagu dangdut yang telah di-cover oleh Lara, telah mencapai ratusan lagu. Sedangkan untuk lagu pop yang dimiliki sendiri, baru berjumlah 6 lagu.

 “Dari enam lagu itu, dua di antaranya ciptaan saya sendiri. Selain itu, saya juga memiliki project di Youtube,” ujar Lara.

Dinamika hidupnya ternyata turut mempengaruhi genre menyanyinya. Biduanita Sidoarjo tersebut juga mengungkap, sejak kepindahannya menempuh pendidikan perguruan tinggi di Jakarta, ia beralih dari genre dangdut ke genre pop. Selama sekian waktu, sekitar dua tahun belakangan, akhirnya baru-baru ini Lara mengkombinasikan dua genre tersebut.

Lara Silvy juga pernah berprestasi memecahkan rekor MURI berkolaborasi dengan 100 musisi pada tahun 2018.

Selama perjalanan kariernya, Lara merasakan perjuangan keras yang harus dijalaninya. “Alhamdulillah banyak senangnya, tapi juga nggak mungkin sih kalau nggak ada susahnya,” tuturnya.

Alumnus SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo ini menceritakan perjuangan yang harus ditempuhnya selama perjalanan karir. Mulai masalah gaji yang kecil, hingga sempat ditolak ketika akan tampil di Taman Hiburan Remaja Surabaya (THR) dulu.

“Sedangkan senangnya, karena memang kerjanya bisa ketemu banyak orang, juga selalu dapet sesuatu yang baru dan nggak monoton,” pungkasnya. (cat/rev)

https://bangsaonline.com/berita/68748/lara-silvy-biodata-dan-karir


Lara Silvy, Model Bening Asli Sidoarjo yang ‘Banting Setir’ Jadi Penyanyi

Lara Silvy Santa Yuniar Putri. Nama artis asli Sidoarjo ini cukup tenar di dunia musik. Sejak kecil, bakatnya di dunia tarik suara sudah terlihat. Bakatnya terus terasah hingga menjadi penyanyi.

Nah, yang jarang diketahui orang, sebelum tenar di dunia musik, Lara ternyata sempat mengawali karirnya sebagai seorang model. Lantas, karena masukan dari sang ibu dan juga teman-temannya, Lara kemudian berkenalan dengan dunia musik.

“Awal mula masuk dalam bidang musik sebenarnya karena ibu. Waktu itu dibilang ada link ke arah dunia musik. Teman-teman juga bergelut di dunia musik. Akhirnya, mau nggak mau jadi nyoba manggung-manggung,” kenang Lara.

Seiring berjalannya waktu, setelah merasakan tampil di panggung, dara cantik kelahiran tahun 1995 ini, sudah meninggalkan dunia modelling dan ‘banting stir’ ke dunia permusikan. Dia merasa mantap menggeluti dunia musik. Mulai dari menyanyi dari panggung ke panggung, hingga bernyanyi pada saat ketika ada sebuah event.

Dia bercerita, dirinya sudah memulai bernyanyi sejak SD. Genre awalnya adalah dangdut. Namun, karena pada saat itu konser-konser musik belum terlalu ada, ia lebih sering bernyanyi pop. Sedangkan bernyanyi dangdut hanya pada waktu ketika event-event personal.

Dia lantas sering tampil di event-event musik. Dari event personal, hingga perform di Taman Hiburan Remaja Surabaya. Lara menyebut tempat itu dulunya merupakan wadah musisi dangdut untuk mengexplore skill yang dimiliki.

Saat ini, jika di total, jumlah lagu dangdut yang telah di-cover oleh Lara, telah mencapai ratusan lagu. Sedangkan untuk lagu pop yang dimiliki sendiri, baru berjumlah 6 lagu.

“Dari enam lagu itu, dua diantaranya ciptaan saya sendiri. Selain itu, saya juga memiliki project di Youtube,” ujar Lara.

Dinamika hidupnya ternyata turut mempengaruhi genre menyanyinya. Biduanita Sidoarjo tersebut juga mengungkap, sejak kepindahannya menempuh pendidikan perguruan tinggi di Jakarta, ia beralih dari genre dangdut ke genre pop. Selama sekian waktu, sekitar dua tahun belakangan, akhirnya baru-baru ini Lara mengkombinasikan dua genre tersebut.

Selama perjalanan kariernya, Lara merasakan perjuangan keras yang harus dijalaninya. “Alhamdulillah banyak senangnya, tapi juga nggak mungkin sih kalau nggak ada susahnya,” tuturnya.

Alumnus SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo ini menceritakan perjuangan yang harus ditempuhnya selama perjalanan karir. Mulai masalah gaji yang kecil. Hingga sempat ditolak ketika akan tampil di Taman Hiburan Remaja Surabaya (THR) dulu.

“Sedangkan senangnya, karena memang kerjanya bisa ketemu banyak orang, juga selalu dapet sesuatu yang baru dan nggak monoton,” ungkapnya. (Alfaro)

https://sidoarjonews.id/lara-silvy-model-bening-asli-sidoarjo-yang-banting-setir-jadi-penyanyi/

Monday, June 28, 2021

Sepeda Polygon asal Sidoarjo

Sepeda Polygon, dari Sidoarjo hingga ke 33 Negara di Dunia

29 JUNI 2021 09.00 WIB • 6 MENIT


Pandemi COVID -19 yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun telah menyebabkan perubahan terhadap bisnis dan pola hidup masyarakat. Salah satu tren yang timbul akibat new normal ini adalah minat masyarakat untuk bersepada.

Hal ini menjadi peluang untuk produsen sepeda di Indonesia untuk mengembangkan bisnis baik secara domestik maupun internasional. Salah satunya PT Insera Sena atau lebih dikenal dengan produk sepeda merek Polygon.

Sering dianggap perusahaan dari luar negeri, ternyata Polygon sebuah perusahaan sepeda lokal yang berbasis di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1989 dengan luas 30.000 m² dengan luas bangunan sebesar 18.000 m².

PT. Insera Sena didirikan oleh Seojanto Widjaja yang lulus dari Teknik Industri ITB pada tahun 1987. Sosok yang akrab dipanggil Yanto itu membangun PT. Insera Sena karena ingin meneruskan usaha keluarganya yang menekuni pekerjaan dalam distribusi sepeda sejak lama.

Insera adalah kepanjangan dari “Industri Sepeda Surabaya”, sementara Sena adalah nama dari sosok wayang yang cukup terkenal di Jawa Timur yang menggambarkan kekuatan. Perusahaan sepeda ini memiliki visi untuk menjadi merek sepeda yang berkualitas global dan siap bersaing di pasar internasional.

"Berawal dari sebuah perusahaan kecil yang berorientasi untuk memproduksi sepeda khusus untuk ekspor, 10 tahun pertama adalah proses pembelajaran dan fokus Polygon untuk persiapan pengembangan brand secara mandiri," mengutip dari situs resmi Polygon.

Perusahaan ini juga memproduksi berbagai macam jenis sepeda, seperti varian city bikes, trekking, MTB (Mountain Bike), full suspension, hard-trail bikes, downhill, BMX, dan lain-lain. Presentase produksi secara keseluruhan adalah 65 persen untuk sepeda MTB, 30 persen untuk trekking, dan 5 persen untuk jenis sepeda lainnya.

Sejak awal Insera Sena sudah dirancang sebagai industri yang memproduksi sepeda berkualitas dunia. Awal produksinya sebagian besar adalah untuk ekspor. Rencana jangka panjangnya yakni 50 persen untuk pasar ekspor dan 50 persen untuk pasar lokal.

Insera Sena pada mulanya memproduksi sepeda berdasarkan pesanan merek-merek terkenal dari luar negeri, masih belum menggunakan merek sendiri. Namun inisiatif untuk memproduksi sepeda lokal dengan merek Polygon kemudian muncul sejak awal 1990.

Meski begitu, jenama/merek Polygon saat itu belum dipromosikan secara serius, karena perhatian masih diarahkan pada peningkatan kualitas, yang salah satu caranya adalah dengan banyak menerima order dari luar negeri. Hingga pada tahun 1994, akhirnya mereka mengibarkan merek Polygon secara utuh.

Bukan perkara mudah memang memasarkan sepeda di tengah kondisi krisis ekonomi pada 1997. Hampir seluruh pelosok negeri disambangi untuk mencari mitra yang mau jadi dealer penjualan Polygon. Banyak yang menolak, tetapi ada juga yang mau diajak kerja sama.

"Bayangkan waktu itu tahun 1999, sepeda Polygon dibanderol Rp500 ribu per unit. Sementara sepeda yang sudah ada paling mahal Rp200 ribu,” ungkap Ronny Liyanto, Direktur Dispoly Indonesia, anak perusahaan Insera yang khusus memasarkan Polygon.

Pada saat itulah Soejanto bersama seorang rekannya ketika itu mendirikan toko sepeda bernuansa modern dengan nama Rodalink. Pada tahun krisis itu, Insera Sena yang dipimpinnya mulai merakit jaringan pemasarannya sendiri.

Rodalink dirintis sebagai toko dengan konsen onestop shopping. Dimana toko tersebut tidak hanya menawarkan sepeda Polygon, melainkan juga sepeda dari berbagai merek kelas dunia beserta aksesorinya.

Hingga pada tahun 2000 tercatat ada 24 gerai Rodalink, dan pada 2001-2002 Rodalink merambah ke negeri jiran, Singapura dan Malaysia.

Keberhasilan Polygon menembus pasar dalam dan luar negeri antara lain karena konsistensinya dalam produksi. Sejak awal Polygon, memang dibuat sebagai produk gaya hidup, bukan sekadar alat transportasi.

Polygon memulai dengan mengambil target pasar dari segmen atas lebih dulu. Dengan strategi itu, diharapkan pasar yang ada di bawahnya akan ikut terbawa. Awalnya, strategi ini tidak berjalan dengan baik. Karena, sulit menemukan dealer dan pedagang yang mau menjualnya. Hal ini dapat dimaklumi karena harga Polygon tergolong mahal.

Tapi seiring meningkatnya penjualan Polygon, satu per satu dealer bersedia untuk menjual Polygon. Meskipun demikian, Insera Sena tetap menjaga citra eksklusifnya, yaitu dengan membatasi jumlah dealer. Memang hanya mitra yang memenuhi syarat yang bisa menjadi dealer, tentunya dengan memerhatikan zona wilayahnya.

Selain itu, Polygon pun masuk ke berbagai komunitas, seperti Bike to Work dengan mensponsori acara yang dilakukan oleh komunitas independen itu. Strategi ini dianggap cukup ampuh karena melihat produk Polygon yang begitu mahal. Tapi dengan adanya komunitas, produk mereka akan terjual layaknya kacang goreng.

Polygon juga berusaha untuk menjadi trend-setter dalam meluncurkan lini produk baru seperti sepeda hibrid atau sepeda tandem. Dengan menjadi yang pertama kemungkinan besar Insera Sena bisa lebih memimpin.

Sekarang, di berbagai daerah mulai banyak gerakan bersepeda. Seperti gerakan sepeda kampus, Bike to Work, atau Fun Bike. Pangsa pasar Polygon untuk segmen sepeda bermerek buatan dalam negeri pun terus meningkat. Sekarang, Polygon menguasai 70-80 persen pasar segmen itu.

Seiring perjalanan waktu, 90 persen produk Polygon kemudian diekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Ada pun sisanya sebesar 10 persen untuk konsumen dalam negeri.

Dengan mengedepankan otentisitas, originalitas dan kualitas, Polygon telah terdistribusi di 500 gerai yang tersebar di berbagai belahan dunia, dan terdistribusi hingga 33 negara.

Pademi Covid-19 yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020, ternyata menghasilkan dampak yang positif bagi industri sepeda di dalam negeri. Hal ini yang telah dirasakan nyata oleh jenama Polygon, setelah membukukan catatan kenaikan permintaan sepeda sejak pertengahan April 2020 lalu.

Namun demikian, lonjakannya memang baru terlihat setelah pemerintah mulai melakukan pelonggaran PSBB. Hal ini disebabkan oleh rasa bosan yang didapat oleh sebagian masyarakat akibat berkurangnya aktivitas di luar rumah.

Terlebih, penerapan new normal juga menciptakan kebutuhan baru akan moda transportasi alternatif yang aman digunakan. Kenaikan permintaan sepeda tidak hanya terpusat di kota-kota besar besar saja, namun juga terjadi secara cukup merata di kota-kota kecil.

"Dari beberapa laporan dealer ada yang melonjak 200 persen, ada yang 100 persen, ada yang 50 persen, jadi sangat bervariasi,” tutur Brand Director PT Insera Sena William Gozali yang dikutip dari Kontan.

Namun demikian, peningkatan penjualan sepeda Polygon hanya terjadi sebulan, di bulan Juli 2020 penjualan drastis menurun.Ternyata perubahan grafik yang drastis akibat ulah spekulan yang memborong sepeda lalu menjual dengan harga tinggi di bulan itu, dan jadi biang kerok tren pasar yang tidak terukur oleh Polygon.

Di saat jumlah pengguna sepeda meningkat pesat, stok pasar tidak dapat mengimbangi tingginya permintaan. Akhirnya sempat terjadi kejar-mengejar antara jumlah pengguna sepeda yang meningkat, dan stok pasar yang terhambat.

Diperkirakan lonjakan permintaan sepeda Polygon dari pasar global sebesar 30 persen, dan dari pasar lokal sebesar 10 persen. Selain itu, hambatan utama yang dihadapi Polygon adalah pasokan komponen dari sejumlah negara, utamanya China.

Sebagai gambaran saja, satu sepeda membutuhkan 100 lebih onderdil, jika satu saja tidak didapatkan, maka sepeda tidak terproduksi.

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Polygon agar tetap bisa bertahan dalam masa pandemi. Salah satunya adalah berupaya menjaga harga produk agar tetap stabil di tengah kondisi permintaan yang naik dan turun.

"Sekarang masih masuk Juni kami belum bisa prediksi untuk tahun ini. Namun, untuk harga sendiri Polygon tidak melakukan penurunan harga dan kami masih tetap menjaga supaya ini bisa terus stabil," kata juru bicara perusahaan kepada Bisnis, Senin (7/6/2021).

Selain itu Polygon, juga fokus dalam pengembangan sepeda gunung atau Mountain Bike yang dianggap paling diminati. Pada tahun lalu, Polygon mencoba kembali bertarung di segmen ini dengan meluncurkan produk baru Siskiu T8.

Menurut MarketWatch, pasar sepeda gunung global bernilai jutaan dolar pada 2018 dan akan mencapai miliaran dolar pada akhir 2025. Assistant Head of Global Marketing Communications Polygon Bikes, Yunike Maris, menjelaskan bahwa permintaan sepeda gunung terus tumbuh konsisten.

Meski banyak jenama lokal maupun global bermain di segmen ini, Polygon mengklaim masih menjadi pemimpin pasar sepeda gunung di dalam negeri. Saat ini, Polygon memiliki fasilitas pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur dengan kapasitas 700.000 unit sepeda tahun. Fasilitas ini diklaim sebagai pabrik sepeda terbesar di dunia dengan teknologi canggih di seluruh lini produksi.


Sumber :

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/06/29/sepeda-polygon-dari-sidoarjo-hingga-ke-33-negara-di-dunia

Thursday, June 24, 2021

Kantongi Ratusan Juta dari Porang

Pensiun Dini dari TNI, Pria Ini Kantongi Ratusan Juta dari Porang

Jumat, 25 Jun 2021 07:11 WIB

Pertanian porang ternyata sangat menjanjikan untuk menghasilkan pundi-pundi uang. Jenis umbi-umbian itu juga sudah menembus ekspor ke Jepang hingga China.

Seorang Petani Porang asal Sidoarjo, Jawa Timur bernama Eko Purwanto mengaku dirinya bisa menghasilkan Rp 560-800 juta untuk satu hektare lahan. Dia pun mengaku pertanian porang ini tidak terdampak pandemi saat banyak bisnis lain merugi karena pandemi COVID-19.

Sebelum menjadi petani porang, dirinya tergabung di TNI Angkatan Laut (AL) sejak 1996 hingga 2017. Pada 2017 dia memutuskan untuk pensiun dini setelah 20 tahun di TNI dan langsung serius menggeluti pertanian porang.

"Jadi ceritanya dulu saya bergabung di TNI, namun setelah menggeluti dunia pertanian saya memilih untuk mengundurkan diri secara terhormat, setelah itu serius bertani porang. Jadi sudah ada pengalaman angkat senjata, sekarang angkat pacul," jelasnya, kepada detikcom.

Ketertarikannya pada dunia pertanian sudah ada sejak setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu dia berkeinginan untuk masuk sekolah pertanian, namun dirinya dianjurkan oleh orang tuanya untuk sekolah olahraga, lalu berlanjut kuliah S1 jurusan olahraga di salah satu universitas di Semarang. Dia juga mengambil S2 jurusan Sosial Politik di Universitas Gadjah Mada.

"Setelah itu saya jadi senang olahraga, jadi kuliah olahraga di Semarang. Kemudian untuk S2 Sosial Politik di UGM karena tuntutan menjadi TNI," jelasnya.

Keseriusan Eko terhadap dunia pertanian ternyata saat dirinya bertugas pada 1999 di pulau terluar dan tidak ada penduduk. Eko mengungkap saat itu dirinya mulai menggeluti pertanian yang juga digunakan untuk bertahan hidup saat bertugas.

"Saat itu saya mulai menggeluti dunia pertanian, mulai dari menanam bibit jagung, cabai, sayur, tomat, dan lainnya yang kita manfaatkan lahan di sekitar pos," katanya.

Eko bercerita mulai merintis pertanian porang di tahun 2017, saat itu modal awal yang digunakan Rp 10 juta untuk satu hektare tahan dengan harga bibit hanya Rp 4.000 per kilogram (kg). Belum banyak karyawan yang dimiliki Eko saat itu hanya dibantu oleh keluarga terdekat. Pada awal budi daya porang, omzet yang didapat Eko sudah cukup menakjubkan. Sekali panen untuk satu hektar lahan sebesar Rp 360 juta.

"Pada waktu itu awal Rp 10 juta bisa dapet 80 ton porang jika dikali Rp 4.000 berarti Rp 360 juta untuk omzet awal. Karyawan ya keluarga terdekat saja pada waktu itu," terangnya.

Kini pertanian dan budi daya porang milik Eko sudah meluas. Dirinya mengungkap pertanian porangnya di Sidoarjo, Jawa Timur memiliki jumlah karyawan sekitar 50 orang, 20 orang pertani dan sisanya di bagian marketing dan operasional. Lahan yang dimilikinya sekarang, sekitar 50 hektare.

Dia juga memiliki cabang pertanian, di Garut, Jawa Barat dengan luas pertanian 50 hektare dan di Banyumas, Jawa Tengah dengan lahan 50 hektare. Masing-masing cabang itu juga disebut terdapat 50 karyawan, sudah termasuk petani.

"Punya cabang di Jawa Tengah, Banyumas. Karena permintaan tinggi saya buka cabang dengan adik saya di Jawa Barat di daerah Garut," tuturnya.

Modal yang keluarkan saat ini juga telah meningkat. Eko menyebut sekarang modalnya bisa sekitar Rp 200 juta per satu hektare lahan. Modal itu termasuk modal tenaga kerja, olah lahan, pemupukan.

Omzet yang didapat Eko bisa lebih dari Rp 800 juta per hektar untuk satu kali panen. Namun, Eko menjelaskan omzet itu tidak sekaligus dia dapatkan, untuk mencapai itu, menunggu dalam jangka waktu tiga tahun.

"Rp 800 juta dalam tiga tahun itu jika harga hasil porang dijual seharga Rp 10.000 per kilonya. Tahun lalu kita pernah mencapai Rp 1 miliar, kalau hasil umbinya 3-4 kg dan dikalikan Rp 10.000 pada 2019 kemarin pas awal pandemi,"jelasnya.

Eko menjelaskan untuk waktu panen porang ini tergantung bibit yang digunakan, ada yang gunakan. Ada pun bibit yang digunakan, yakni bibit umbi mini atau sedang bisa satu tahun panen, umbi katak mini 2-3 tahun panen, dan bibit spora 4-5 tahun panen.

Hasil budi dayanya, Eko bekerja sama dengan beberapa pabrik untuk diekspor ke China hingga Jepang. Tidak hanya dalam bentuk bahan baku, pabrik-pabrik yang bekerja sama dengan Eko juga mengolah porang menjadi beberapa makanan siap saji hingga minuman, ada Nasi Shirataki, Mie Basah, Minuman diet, Spaghetti, hingga latte. Produk itu semua juga diekspor ke luar negeri.

Selama pandemi, Eko menyebut pertanian porang tidak terimbas sama sekali. Bahkan untuk penjualan bibit porang sendiri telah melonjak 200% pada tahun lalu, Eko memperkirakan tahun bisa lebih dari itu.

Eko menyebut banyak pengusaha yang juga akhirnya banting setir ke pertanian porang karena pandemi. Dia mengungkap semua teman-temannya dari pengusaha pariwisata, perhotelan, pengusaha konveksi hingga pengusaha burung walet juga banyak yang menghubunginya untuk belajar budidaya porang.

"Setelah pandemi ini mulai meledak, alhamdulillah kita nggak kena imbas sama sekali, semua teman di bisnis pariwisata, perhotelan, pengusaha konveksi yang terimbas pandemi beralih ke porang. Bahkan ada yang mau buat pabrik," terangnya.

Eko mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar budidaya porang. Dia mengatakan akan dibimbing dari awal penanaman sampai panen, untuk hasilnya juga diperbolehkan untuk dijual ke Eko. Jika ingin belajar Eko terbuka jika ingin datang langsung atau secara virtual melalui video call.

Adapun modal yang bisa disiapkan jika ingin membudi daya porang, Eko mengungkap tergantung bibit yang dipilih. Ia menjelaskan bibit porang ada berbagai macam, yakni bibit umbi mini minimal modal per hektare Rp 90-100 juta, katak sedang ke besar Rp 60-70 juta, katak mini Rp 35 juta, dan bibit spora hanya Rp 10 juta.

"Tetapi modal bibit itu belum dengan pupuk dan olah lahan, kalau pakai bibit yang Rp 90 juta jika digabungkan dengan pupuk dan olah lahan hingga operasional, modalnya bisa mencapai Rp 200 jutaan," jelasnya.

Meski Eko memutuskan untuk pensiun dini dari TNI lima tahun lalu, dia tidak merasa rasa nasionalismenya berkurang terhadap Indonesia. Karena dengan bisnis ini Eko tetap bisa membantu negara dengan menciptakan lapangan kerja tentu akan mengurangi pengangguran.

"Bela negara saya ini dengan cara saya sendiri tidak harus angkat senjata. Bedanya bela negara saya di dunia pertanian," terangnya.

Saat ini Eko berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih terhadap ekspor bibit. Dia mengungkap saat ini yang menjadi saingan Indonesia dalam budidaya porang adalah Vietnam dan Thailand. Menurutnya jika ekspor bibit porang tidak segera dilarang, Indonesia bisa kalah saing dan stok bibit jadi langka.

"Pemerintah harus ikut terjun langsung untuk pelarangan ekspor bibit porang. Sekarang ini hanya di Jawa Timur, sudah dilarang oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di daerah lain belum. Pemerintah pusat harus terjun langsung," tutup Eko.


Sumber :

https://finance.detik.com/solusiukm/d-5619278/pensiun-dini-dari-tni-pria-ini-kantongi-ratusan-juta-dari-porang?single=1

Tuesday, June 8, 2021

Pemkab Sidoarjo Segera Bongkar Bangunan di Lahan Frontage

Beri Waktu Sebulan, Pemkab Sidoarjo Segera Bongkar Bangunan di Lahan Frontage

Rabu, 9 Juni 2021

Melalui Surat Perintah Pembongkaran Bangunan nomor 000/4594/438.5.3/2021, Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo meminta warga membongkar bangunan yang masih berdiri di atas lahan untuk frontage road.

Dalam surat tertanggal 8 Juni 2021 itu, terlampir 148 nama warga pemilik tanah dan persil yang diminta membongkar bangunannya maksimal 30 hari setelah mereka menerima surat perintah itu.

Selain nama warga atau perusahaan, di lampiran itu juga termuat lokasi desa tempat persil berada. Baik di Desa Tebel, Gedangan, Kedungrejo, Sawotratap, Waru, Sruni, Buduran, dan Banjarkemantren.

Sebagaimana pesan surat itu, perintah pembongkaran itu berhubungan akan dimulainya pengerjaan pembangunan Frontage Road Sidoarjo yang terbentang dari Waru sampai Buduran.

“Sehubungan akan dimulainya pembangunan Frontage Road Waru-Buduran dan biaya pembebasan tanah dan bangunan yang sudah saudara terima, maka saudara diperintahkan segera membongkar bangunan tersebut,” demikian bunyi surat itu.

Pada paragraf selanjutnya ditegaskan, kalau sampai 30 hari warga yang namanya tertera di lampiran surat belum membongkar bangunan itu, Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo akan mengerahkan alat berat.

Sigit Setyawan Kepala Dinas PU BMSDA Sidoarjo menjelaskan, 148 nama yang ada di di lampiran surat itu adalah warga yang tanahnya sudah dibeli dan uangnya sudah dibayarkan oleh Pemkab Sidoarjo sejak 2016 sampai 2020 lalu.

“Jadi sejak 2016 Pemkab Sidoarjo sudah melakukan pembebasan tanah (untuk frontage road). Pembangunan fisiknya memang baru dimulai 2018, terus 2019 kecil, 2020 kemarin juga kecil,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Selasa (8/6/2021).

Surat perintah pembongkaran bangunan yang ditandatangani Bupati Sidoarjo itu dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan Frontage Road, termasuk pembebasan lahan yang sudah dibayar.

“Maksudnya Pak Bupati, dipercepat itu termasuk tanah warga yang sudah dibebaskan kami minta dibongkar supaya progresnya kelihatan. Jadi pembangunan fisiknya juga bisa cepat,” kata Sigit.

Sebenarnya, kata Sigit, Pemkab Sidoarjo sudah memberikan kesempatan bagi warga yang tanahnya sudah dibeli 2016 silam untuk membongkar sendiri bangunannya setidaknya dua sampai tiga bulan setelah mereka menerima pembayaran.

“Artinya, warga (sudah) diberi kesempatan (membongkar) 3 bulan setelah pembayaran. Jadi karena ini ada yang sudah dibayar 2016 lalu, berarti sudah lima tahun, ya. Wajar lah apa yang kami minta ini,” katanya.

Sigit mengatakan, upaya pembebasan bangunan dari tanah yang hak miliknya sudah berpindah ke Pemkab Sidoarjo ini akan dilakukan seiring persiapan pembangunan fisik frontage tahun ini.

Namun, 148 persil yang hendak dibebaskan itu bukan termasuk lahan frontage yang fisiknya akan dikerjakan tahun ini, melainkan untuk lahan frontage yang akan dikerjakan 2022 mendatang.


Sumber :

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/beri-waktu-sebulan-pemkab-sidoarjo-segera-bongkar-bangunan-di-lahan-frontage/

Sunday, June 6, 2021

Grand Heaven

Fakta-Fakta Grand Heaven :

1. Rumah Duka ini diberi nama Rumah Duka "Grand Heaven Surabaya", yang beralamat di Jalan Raya Taman Sepanjang, Kelurahan Ketegan, Kecamatan Taman, Sidoarjo yang berlokasi di Waru Interchange sebagai penghubung antara kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Malang. Hal ini membuat Rumah Duka Grand Heaven Surabaya menjadi pilihan tepat bagi keluarga yang tinggal disekitar area Surabaya

2. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya yang baru dibuka tahun 2021 ini memiliki tanah seluas kurang lebih 2 hektar yang meliputi gedung utama rumah duka, lahan parkir outdoor yang luas, taman yang dibentuk sedemikian rupa untuk mendukung program globalisasi dan gedung kantor untuk para karyawan rumah

3. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki konsep arsitektur bernuansa Neo-Classic yang bertujuan untuk membantu setiap keluarga dalam memberi penghormatan tertinggi kepada almarhum/ah. Konsep eksterior Neo-Classic ini memiliki bentuk bangunan yang menyerupai kuil Yunani kuno (Kuil Parthenon). 

4. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki total 60 ruangan duka yang terbagi menjadi :

President Suite Room dengan luas 8×40 meter sebanyak 10 ruangan di lantai 1 dan 10 ruangan lagi di lantai 7. VVIP Room sebanyak 20 ruangan dengan luas 4×25 meter yang terletak di lantai 6.

Suite Room sebanyak 20 ruangan dengan luas luas 4×19 meter yang juga terletak di lantai 6 bersamaan dengan VVIP Room. Harganya berkisar 25-70 juta/paket

5. Rumah Duka Grand Heaven Surabaya juga memiliki ruang istirahat untuk keluarga. Ruang istirahat ini memiliki standar fasilitas bintang 5 yang didalamnya terdapat living room yang dilengkapi sofabed serta televisi dengan layar full HD, ruang makan yang cukup untuk keluarga dan kamar mandi eksklusif yang dilengkapi dengan bathub dan shower.

6. Rumah Duka Grand Heaven ini menjadi terbesar di Jawa Timur. dan merupakan ekspansi dari Grand Heaven yang ada di Jakarta, Grand Heaven yang di Jakarta merupakan satu-satunya terbesar di Indonesia

https://www.facebook.com/lovesuroboyo/


Penampakan Rumah Duka Grand Heaven Surabaya yang Viral, Ada Restoran Mewah dan Kamar Presiden Suite

Selasa, 11 Mei 2021 13:59

Baru-baru ini netizen dibuat heboh dengan video rumah duka yang mirip hotel mewah. Video itu memperlihatkan bagunan Grand Heaven di malam hari. Terlihat tulisan Grand Heaven yang berwarna biru yang yang cukup besar. Sedangkan bangunan itu nampak berdiri tinggi dengan arsitektur mirip hotel mewah.

Nampak seluruh bangunan dicat warna putih dengan arsitektur mewah. Sehingga tak nampak mirip rumah duka. Rumah duka ini juga memiliki restoran mewah seperti di hotel. Bahkan tempat ini memiliki kamar tipe presient suite yang dibandrol Rp 100 juta per malamnya. 

Harga tersebut sesuai dengan fasilits yang diberikan. Mulai dari tempat tidur mewah, sofa, ruang makan hingga toilet super mewah yang bisa digunakan bagi keluarga penunggu.

Ada beberapa tipe kamar yag ditawarkan dengan harga berbeda-beda. Mulai dari Bronze sehraga Rp 29,5 juta. Silver Rp 35,9 juta dan paling mahal Titanium Rp 69 juta. Harga tersebut meliputi peti duka, 3 hari ruang duka, snack dan juga treatment lainnya.

https://jateng.tribunnews.com/2021/05/11/penampakan-rumah-duka-grand-heaven-surabaya-yang-viral-ada-restoran-mewah-dan-kamar-presiden-suite?page=all.


Yuk Simak Informasi Rumah Duka Terbesar di Surabaya Berikut Ini

Heaven.co.id/news, Jakarta – Rumah duka yang rampung dan siap beroperasi pada tahun 2021 ini adalah rumah duka yang telah memiliki pengalaman selama 41 tahun dalam membantu keluarga yang berduka di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan nama Rumah Duka Heaven (Heaven Funeral Home).

Sesuai dengan visi dan misi Rumah Duka Heaven (Heaven Funeral Home), yaitu memberikan solusi pelayanan kedukaan berdasarkan kepedulian terhadap sesama tanpa membedakan suku dan agama. Maka Rumah Duka Heaven (Heaven Funeral Home) mulai melakukan ekspansi ke kota lain yaitu kota Surabaya.

Rumah Duka ini diberi nama Rumah Duka Grand Heaven Surabaya, yang beralamat di Jalan Raya Taman Sepanjang, RT.013/RW.03, Kelurahan Ketegan, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo yang berlokasi di Waru Interchange sebagai penghubung antara kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Lamongan dan Malang. Hal ini membuat Rumah Duka Grand Heaven Surabaya menjadi pilihan tepat bagi keluarga yang tinggal disekitar area Surabaya.

Berikut adalah informasi yang perlu kita ketahui mengenai Rumah Duka Grand Heaven Surabaya :

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki tanah seluas kurang lebih 2 hektar yang meliputi gedung utama rumah duka, lahan parkir outdoor yang luas, taman yang dibentuk sedemikian rupa untuk mendukung program globalisasi dan gedung kantor untuk para karyawan rumah duka.

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki konsep arsitektur bernuansa Neo-Classic yang bertujuan untuk membantu setiap keluarga dalam memberi penghormatan tertinggi kepada almarhum/ah. Konsep eksterior Neo-Classic ini memiliki bentuk bangunan yang menyerupai kuil Yunani kuno (Kuil Parthenon). Pada bagian pintu masuk gedung, setiap tamu akan melihat keindahan dome (kubah) yang dikelilingi patung “Nike Goddess” sebagai dewi kemenangan.

Pada bagian interior, Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memilih konsep Neo-Classic modern, dimana konsep ini menampilkan furnitur-furnitur klasik yang tertata rapih dalam mengisi setiap ruangan, sehingga membuat setiap keluarga yang sedang berduka bisa merasa lebih nyaman dan tenang dalam menjalani proses kedukaan. Dengan sentuhan marmer italia di seluruh lantai ruangan gedung juga menambahkan kesan modern pada bagian interiornya.

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya memiliki total 60 ruangan duka yang terbagi menjadi :

President Suite Room dengan luas 8×40 meter sebanyak 10 ruangan di lantai 1 dan 10 ruangan lagi di lantai 7.

VVIP Room sebanyak 20 ruangan dengan luas 4×25 meter yang terletak di lantai 6.

Suite Room sebanyak 20 ruangan dengan luas luas 4×19 meter yang juga terletak di lantai 6 bersamaan dengan VVIP Room.

Rumah Duka Grand Heaven Surabaya juga memiliki ruang istirahat untuk keluarga. Ruang istirahat ini memiliki standar fasilitas bintang 5 yang didalamnya terdapat living room yang dilengkapi sofabed serta televisi dengan layar full HD, ruang makan yang cukup untuk keluarga dan kamar mandi eksklusif yang dilengkapi dengan bathub dan shower. Fasilitas ini dibuat untuk membantu keluarga merasa nyaman ketika beristirahat dari lelahnya fisik maupun psikologi akibat kehilangan orang yang dicintai.

Dengan fasilitas terlengkap dan pengalaman selama 41 tahun dalam melayani proses kedukaan, Rumah Duka Grand Heaven Surabaya bukan hanya memberi pelayanan yang baik, namun dengan turut merasakan apa yang keluarga sedang rasakan, kami akan memberikan pelayanan terbaik untuk keluarga dengan semangat We Care For Your Loved Ones.

https://heaven.co.id/news/rumah-duka-grand-heaven-surabaya-2/

Tuesday, June 1, 2021

Warga di Sidoarjo Bisa Berobat Gratis Hanya Pakai KTP

Kabar Gembira, Kini Warga di Sidoarjo Sudah Bisa Berobat Gratis Hanya Pakai KTP

Senin, 31 Mei 2021 17:33

Setelah Surabaya, mulai 1 Juni 2021, warga di Sidoarjo juga sudah bisa berobat gratis hanya dengan menunjukkan KTP Sidoarjo. Ini setelah Pemkab Sidoarjo menandatangi kerja sama dengan BPJS Kesehatan Sidoarjo, Senin (31/5/2021).

Kerja sama dalam program Universal Health Coverage (UHC) itu berlaku untuk layanan BPJS kelas tiga.

“Cukup menunjukkan KTP Sidoarjo, bisa langsung dilayani. Biayanya ditanggung Pemkab Sidoarjo,” kata Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor.

Bupati juga menyebutkan, bahwa dengan adanya program ini secara otomatis peserta BPJS kelas tiga di Sidoarjo semuanya gratis.

“Untuk yang nunggak atau punya tanggungan pembayaran, harus dilunasi dulu, baru bisa masuk dalam program ini,” lanjut Gus Muhdlor, panggilan Ahmad Muhdlor.

KTP yang bisa digunakan dalam program ini adalah KTP yang sudah lebih dari enam bulan. Artinya, warga yang baru masuk ke Sidoarjo harus menunggu sampai enam bulan untuk bisa memanfaatkan program ini.

“Bagi warga yang belum punya KTP, bisa menggunakan NIK yang tertera dalam Kartu Keluarga. Sedangkan untuk peserta BPJS kelas 1 dan 2, tetap membayar iuran sendiri. Kecuali yang bersangkutan mau turun di kelas 3, maka akan ikut gratis,” urainya.

Data BPJS Kesehatan Sidoarjo tahun 2021 menyebut, total penduduk Sidoarjo yang sudah terdaftar BPJS Kesehatan sebanyak 1.863.747 jiwa atau 97,06 persen. Dari jumlah itu, peserta JKN-KIS Sidoarjo ada 398.089 jiwa.

Sebanyak 398.089 orang itulah yang sudah tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membayar iuran BPJS Kesehatan. Mulai bulan Juni 2021 iuran BPJS Kesehatan kelas tiga untuk warga tersebut ditanggung oleh Pemkab Sidoarjo.

Menurut Gus Muhdlor, ini merupakan langkah awal. Selanjutnya, Pemkab Sidoarjo berkomitmen dalam upaya perbaikan layanan kesehatan di seluruh fasilitas. Mulai dari RSUD sampai dengan puskesmas–puskesmas dan semua faskes.

Program jaminan kesehatan ini diyakini akan meringankan beban hidup warga Sidoarjo, karena selama ini,mereka setiap bulan harus membayar iuran BPJS Kesehatan kelas III sebesar Rp 35.000 per orang. Bila dalam satu keluarga yang tercatat dalam satu Kartu Keluarga (KK) jumlahnya 4 orang maka harus mengeluarkan Rp 140.000 per bulan.

Deputi Direksi Wilayah Jawa Timur BPJS Kesehatan, I Made Puja Yasa, yang juga hadir dalam penandatanganan kerja sama ini mengaku sangat mengapresiasi langkah Pemkab Sidoarjo yang berkomitmen dalam mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional.

Untuk mendukung dan mensukseskan program UHC di Sidoarjo, I Made Puja menyampaikan, bahwa BPJS Kesehatan saat ini sedang dalam proses melakukan penambahan kerja sama dengan beberapa fasilitas layanan Kesehatan dan juga pengembangan layanan canggih seperti kateterisasi jantung.

Sedangkan untuk peningkatan layanan administrasi dan informasi bagi peserta, BPJS Kesehatan telah menyediakan layanan aplikasi dan kanal–kanal layanan online yang berbasis teknologi seperti Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1500 400, Chat Assistant JKN dan melalui Whatsapp.

“Pemkab Sidoarjo telah menunjukkan komitmennya mewujudkan program JKN-KIS bagi warga Sidoarjo untuk mendapatkan kepastian jaminan kesehatan, tentu kami sangat mengapresiasi program ini,” kata I Made.

Saat ini BPJS Kesehatan cabang Sidoarjo sudah bermitra dengan 159 fasilitas Kesehatan tingkat pratama yang terdiri dari dokter praktek perorangan, klinik dan puskesmas. Sedangkan di tingkat fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan sudah bermitra dengan 18 rumah sakit dan 25 fasilitas Kesehatan penunjang.

“Untuk ruang perawatan peserta JKN sudah tersedia 1.682 tempat tidur pasien. Jumlah tersebut terdiri dari 745 ruang perawatan kelas 3, 513 untuk kelas 2, dan 424 untuk perawatan kelas 1,” sebutnya.


Sumber :

https://surabaya.tribunnews.com/2021/05/31/kabar-gembira-kini-warga-di-sidoarjo-sudah-bisa-berobat-gratis-hanya-pakai-ktp?page=all.

Thursday, April 15, 2021

XXI Transmart dan Cinepolis Lippo Plaza Sidoarjo Dibuka Kembali

Mulai Hari Ini, XXI Transmart dan Cinepolis Lippo Plaza Sidoarjo Kembali Beroperasi

Jumat, 16 April 2021 | 13:03 in Gaya Hidup

Mulai hari ini, dua bioskop di Kabupaten Sidoarjo kembali beroperasi. Yakni XXI Transmart Sidoarjo dan Cinepolis Lippo Plaza Sidoarjo. Demi menghindari kerumunan saat mengantre pembelian tiket, XXI menghimbau agar pengunjung membeli tiket melalui aplikasi

Keduanya kompak mengumumkan beroperasi kembali melalui media sosial resminya. Dalam postingannya, kedua bioskop tersebut menyampaikan woro-woro mulai beroperasi tertanggal 16 April 2021.

Selain itu, untuk menghindari kerumunan saat mengantre pembelian tiker, XXI menghimbau agar pengunjung membeli tiket melalui aplikasi. Tak hanya pembelian tiket, kini aplikasi M-Tix milik XXI juga bisa melayani pembelian makanan dan minuman sebagai teman menonton film.

“Jangan lupa beli tiket nonton, beli makanan dan minumannya lewat aplikasi M-Tix serta selalu menerapkan protokol kesehatan XXI new habits, ya,” tulisnya.

Di sisi lain, meski sama-sama berada di bawah operator bioskop XXI, Ciplaz masih belum membuka kembali bioskopnya. Hingga kini belum ada kepastian kapan bioskop XXI Ciplaz akan beroperasi kembali.

Sidoarjonews.id juga telah berusaha menghubungi pihak XXI terkait kendala yang dialami tetapi hingga kini belum mendapat jawaban.

Namun, berdasarkan penuturan petugas yang tak ingin disebutkan namanya, selama ini izin operasi bioskop terganjal di kepolisian.

“Dari dinas sebenarnya sudah ada izin sejak September tahun lalu, tapi izin keramaian yang kami ajukan ke polres sampai sekarang belum keluar,” ujarnya.

Selain Ciplaz, bioskop di Sun City Sidoarjo juga belum beroperasi sampai hari ini. Di website platinum cineplex, operator bioskop Sun City Sidoarjo, tertera bahwa bioskop masih tutup dan tidak ada kejelasan kapan dibuka kembali.

Beroperasinya kembali dua bioskop di Sidoarjo memenuhi rasa kangen pecinta film, serta menjadi sarana menggeliatkan kembali perekonomian di sektor hiburan. Meski demikian, protokol kesehatan tetap harus dijalankan dengan ketat dan disiplin. 


Sumber :

https://sidoarjonews.id/mulai-hari-ini-xxi-transmart-dan-cinepolis-lippo-plaza-sidoarjo-kembali-beroperasi/

Sunday, April 4, 2021

APBD untuk Frontage Road Sidoarjo

Gus Muhdlor Akan Rampingkan “Kolesterol” APBD untuk Frontage Road Sidoarjo

Sabtu, 3 April 2021

Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo menegaskan, dia akan merampingkan postur ABPD Sidoarjo dengan mengurangi “kolesterol” di belanja barang dan jasa untuk pembangunan infrastruktur.

Pengurangan kolesterol itu terutama untuk pembangunan infrastruktur di Sidoarjo. Salah satunya, yang sedang menjadi prioritas Pemkab Sidoarjo adalah penuntasan Frontage Road.

“Ada anggaran belanja 30,7 persen, anggaran barang dan jasa 30,6 persen, anggaran modal 22 persen. Belanja barang dan jasa di dalamnya termasuk rapat, makan, dan minum ini yang kami pingin sederhanakan lagi,” ujarnya.

Muhdlor bilang, secepatnya dia akan mendorong pembangunan frontage road dari patung pesawat di Jalan Raya Juanda mengarah ke selatan sejauh satu kilometer. Tapi ada kendalanya.

Yang jadi kendala, kata dia, adalah sengketa tanah antara KAI dengan warga sekitar. Namun, menurutnya, eksekusi pembangunan frontage ini sudah bisa dicicil, karena anggarannya juga sudah ada.

“Anggaran frontage sudah ada Rp120 miliar. Rp60 miliar pertama untuk pembebasan lahan, lalu Rp60 miliar setelahnya untuk pembangunan,” kata Muhdlor.

Dia menargetkan, pengerjaan frontage bisa dimulai pada Mei atau Juni mendatang, menunggu proses lelang untuk mencari vendor pengerjaan pembangunan yang dia pastikan sudah dimulai awal April ini.

“Target selesai per segmen. Kemarin mau mulai dari Waru, sayangnya dari Waru ada satu masjid dekat stasiun yang memang harus dipindahkan dulu masjidnya. Mungkin eksekusinya setelah lebaran,” terang Mudhlor.(den)


Sumber :

https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/gus-muhdlor-akan-rampingkan-kolesterol-apbd-untuk-frontage-road-sidoarjo/

Wednesday, March 3, 2021

Kandungan Lithium di Lumpur Lapindo

Nilai Ekonomi Kandungan Lithium di Lumpur Lapindo Belum Dikaji

Selasa, 21 Jun 2011 14:42 WIB

Sidoarjo - Semburan lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo diyakini mengandung lithium atau bahan baku pembuat baterai. Namun hasil penelitian Japanese Research Institute, Wataru Tanikawa, itu belum final.

"Ada potensi yang kemungkinan lithium. Tapi belum dikonfirmasi nilai ekonomisnya," kata Deputi Operasi Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Soffian Hadi Joyopranoto saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com melalui sambungan seluler, Selasa (21/6/2011).

Menurut dia, seberapa jauh kemungkinan kandungan lithium tersebut bisa dikelola masih belum diketahui. Sebab menurutnya, penelitian yang dilakukan ahli dari Jepang tersebut membutuhkan waktu lama.

"Dipelajari dulu sebelum dikelola. Tapi konsentrasi (lithiumnya) lebih tinggi dari yang didapat dari laut. Misalnya di laut 1 gram di lumpur bisa 100 gram," terangnya.

Hasil penelitian lain yang dilakukan para ahli di kolam lumpur yang luasanya sekarang mencapai 720 hektar itu, kata dia, menyakini semburan lumpur yang terjadi sejak 2006 itu merupakan fenomena yang unik. Yaitu kombinasi mud vulcano dengan geo thermal (panas bumi).

"Para ahli menyakini kejadian itu kombinasi mud vulcano dengan geo thermal. Sebagian besar mud vulcano berdiri sendiri. Ini kombinasi yang langka dari sisi science," kata Soffian.

"Ini tidak berkorelasi dengan energi. Ini fenomena kebumian," pungkasnya.

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-1665117/nilai-ekonomi-kandungan-lithium-di-lumpur-lapindo-belum-dikaji


Dosen ITS Ciptakan Baterai Lithium Dari Lumpur Lapindo

January 6, 2014

SURABAYA, KabarKampus – Lumpur Lapindo telah mendatangkan musibah bagi masyarakat Porong, Sidoharjo. Pasalnya lumpur yang meluap karena kegiatan pengeboran pada tahun 2006 lalu oleh PT Lapindo Brantas ini telah menenggelamkan kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya.

Dari tangan Dr Lukman Noerochim ST MSc MEng dan Dr Ir Amien Widodo MS, lumpur panas tersebut disulap menjadi baterai Lithium. Untuk menyulap lumpur tersebut, mereka memanfaatkan alat pengekstraksi Lithium yang diciptakan sendiri.

Adapun riset terhadap semburan lumpur Lapindo ini berawal dari keinginan Amien Widodo yang menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Bencana ITS untuk memanfaatkan lumpur tersebut. Ia kemudian menggandeng Lukman Noerochim sebagai partner risetnya.

Lukman Noerochim menjelaskan,  setelah beberapa kali melakukan pengujian, mereka menemukan sesuatu yang menarik dalam komponen penyusun lumpur panas Lapindo. Di dalam lumpur tersebut, terdapat kandungan Lithium yang jumlahnya 70 kali lebih besar dibandingkan dengan yang biasa ditemukan di air laut.

“Kandungan Lithium pada lumpur ini benar-benar bisa kita manfaatkan,” ungkapnya.

Penemuan ini kemudian membawa mereka untuk menciptakan sebuah baterai lithium dari lumpur lapindo. Alat tersebut berupa membran yang mampu mengekstrak dan mengolah kandungan Lithium pada lumpur. Hasil estrakan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai katoda untuk pembuatan baterai.

Menurut Lukman, sistem kerja dari membran itu sendiri cukup sederhana. Alat yang mengandung Lithium-Mangan-Dioksida ini hanya tinggal dicelupkan ke dalam lumpur. Kemudian, membran akan bekerja secara otomatis menyerap kandungan Lithium yang ada pada lumpur.

Rencananya, pada 2014 ini, penelitian akan dilanjutkan menuju arah produksi baterai Lithium siap pakai. Hal itu dilakukan mengingat konsumsi baterai Lithium cukup besar. Di samping itu, masyarakat Indonesia juga masih belum mandiri dalam hal pembuatannya.

Ia menambahkan, penelitian ini memang ditujukan untuk mencari nilai guna dari lumpur panas Sidoarjo. Akan tetapi, maksud lain yang tidak kalah penting ialah mengajak pihak-pihak tertentu untuk memikirkan solusi tepat atas musibah yang menimpa masyarakat Sidoarjo tersebut.

“Penelitian ini kami harap bisa memicu pihak lain untuk ikut menyelesaian masalah lumpur Sidoarjo dengan segera,” ungkapnya.

https://kabarkampus.com/2014/01/dosen-its-ciptakan-baterai-lithium-dari-lumpur-lapindo/


Tim ITS Ungkap Lumpur Lapindo Mengandung Lithium, Bahan Baku Baterai

24 Februari 2021 | 17:19 WIB

SuaraJatim.id - Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) dari Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) mengungkap hasil penelitiannya terkait tanah Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Hasilnya, kandungan tanah pada lumpur mengandung lithium.

Hal sama juga diungkap peneliti dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut penelitian mereka, ada potensi kandungan logam tanah jarang (rare earth) pada tanah tersebut.

ITS melakukan riset pada 2013 silam. Riset dilakukan oleh Amien Widodo dan Lukman Noerochim dan diberi judul "Proses Ekstraksi dan Pengolahan Lithium dari Lumpur Sidoarjo untuk Pembuatan Katoda Baterei Lithium."

Hasil riset tersebut mereka presentasikan di Kantor Staf khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief di Kompleks Sekretariat Negara

"Lithium merupakan bahan baku pembuatan katoda baterai. Dalam peneltian yang kami kerjakan itu, dalam cairan geotermal Lumpur Sidoarjo terdapat kandungan lithium setinggi 5.81 mg/liter yang mana dapat dijadikan sebagai sumber lithium paling berpotensi," ujar Amin, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Rabu (23/2/2021).

Namun, meski demikian, hingga saat ini kandungan logam tanah berupa lithium itu belum diteliti lebih lanjut potensinya. Padahal, permintaan lithium sendiri sangat besar, karena saat ini lithium digunakan untuk salah satu komponen dalam gadget.

"Saat ini belum ada penelitian lanjutan, karena kapasitas saya saat itu adalah geologi maka saya hanya meneliti bagian komponen saja," tambah Amin.

Amin pun menyebutkan bahwa penting untuk dilakukan penelitian lanjutan, jika memang hasil dari lithium yang terdapat di Lumpur Sidoarjo berpotensi menjadi sumber daya dan bahan baku teknologi berkelanjutan maka Lumpur Sidoarjo tidak bisa diolah dengan lebih baik.

https://jatim.suara.com/read/2021/02/24/171959/tim-its-ungkap-lumpur-lapindo-mengandung-lithium-bahan-baku-baterai